63
Gambar 4.1 Diagram Rerata Selisih Skor Pretest ke Posttest I Kemampuan Mengevaluasi
Perhitungan uji signifikansi pengaruh perlakuan dengan cara O
2
- O
1
– O
4
– O
3
atau mengurangkan selisih pretest-posttest I kelompok eksperimen dengan selisih kelompok kontrol. Hasilnya adalah 0,64 bernilai positif. Dapat disimpulkan bahwa
metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mengevaluasi.
4.1.2.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan Effect Size
Uji besar pengaruh perlakuan atau effect size dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan
mengevaluasi. Rumus yang digunakan untuk menguji peningkatan atau selisih skor pretest ke posttest I ini adalah rumus koefisien korelasi Pearson karena data yang
diperoleh terdistribusi normal Field, 2009: 332. Peneliti melakukan penghitungan untuk menguji besar pengaruh perlakuan dengan berpedoman pada kriteria yaitu,
untuk efek kecil jika r = 0,10 yang setara dengan 1, efek menengah jika r = 0,30 yang setara dengan 9, sedangkan untuk efek besar jika r = 0,50 yang setara dengan
25 Field 2009: 57. Penghitungan dilakukan dengan mengambil t dari uji signifikansi pengaruh perlakuan dengan uji Independen samples t-test. Dari
64
penghitungan yang dilakukan menghasilkan besar pengaruh penggunaan metode inkuiri pada kemampuan mengevaluasi yaitu
r = 0,34 atau 12. Nilai tersebut
menunjukkan bahwa metode inkuiri memiliki efek yang menengah Field, 2009: 57. Di bawah ini merupakan tabel yang menunjukkan hasil perhitungan effect size
terhadap kemampuan mengevaluasi. lihat Lampiran 4.8
Tabel 4.5 Hasil Uji Pengaruh Perlakuan Effect Size Kemampuan Mengevaluasi
Kelompok Kontrol dan Eksperimen Variabel
t t
2
Df r effect size
R
2
Efek
Mengevaluasi -2,63
7 51
0,34 0,12
12 Menengah
4.1.2.5 Analisis Lebih Lanjut 1. Penghitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest
Tujuan dilakukannya penghitungan persentase peningkatan rerata pretest ke pottest ini yaitu untuk mengetahui seberapa besar peningkatan rerata dari pretest ke
posttest I pada kelompok kontrol maupun pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengevaluasi. Penghitungan ini dilakukan dengan mengambil data
meanpretest dan data rerata posttest Idari uji normalitas pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang telah dianalisis dengan uji Kolmogorov-Smirnov Test
kemampuan mengevaluasi. Data yang diambil kemudian dihitungmenggunakan Microsoft Excel 2010. Setelah itu dilakukan analisis untuk mengetahui adanya
perbedaan perlakuan. Karena data pretest dan posttest I tidak normal dari kelompok yang sama setelah dilakukan uji normalitas, maka statistik yang digunakan adalah
statistik nonparametrik denganWilcoxonField, 2009: 345. Kriteria untuk menolak H
null
jika harga Sig. 2-tailed 0,05 dengan tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95 Field, 2009: 53.Hasil uji penghitungan persentase peningkatan skor
pretest ke posttest I kemampuan mengevaluasi dapat dilihat pada tabel 4.6. lihat Lampiran 4.9.1
Tabel 4.6 Hasil Penghitungan Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I Kemampuan Mengevaluasi
No Kelompok
Rerata Peningkatan
Sig. 2- tailed
Keterangan Pretest
Posttest I
1 Kontrol
2,55 3.34
30,69 0,000
Ada pebedaan 2
Eksperimen 2,59
4,02 54,87
0,000 Ada perbedaan
65
Penghitungan persentase dilakukan dengan mengurangkan skor pretest dengan posttest I, kemudian hasil pengurangannya dibagi dengan pretest lalu dikalikan
100.Hasil penghitungan persentase pada kelompok kontrol menunjukkan peningkatan sebesar 30,69. Setelah dianalisis menggunakan statistik nonparametrik
dengan Wilcoxon menunjukkan skor n = 27; Z = -4,16 dengan harga Sig. 2-tailed 0,05, yaitu sebesar 0,000. Hal ini dapat dikatakan bahwa H
null
diterima dan H
i
ditolak yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke posttest I kelompok
kontrol terhadap kemampuan mengevaluasi.Dari beberapa penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan padakelompok kontrol
terhadap kemampuan mengevaluasi. Hasil penghitungan persentase pada kelompok eksperimen menunjukkan
peningkatan sebesar 54,87. Setelah dianalisis menggunakan statistik nonparametrik dengan Wilcoxonmenunjukkan skor n = 26; Z = -4,48 dengan harga Sig. 2-tailed
0,05, yaitu sebesar 0,000. Hal ini dapat dikatakan bahwa H
null
diterima dan H
i
ditolak yang berarti ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke posttest I kelompok
kontrol terhadap kemampuan mengevaluasi.Dari beberapa penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan pada pada kelompok
eksperimen terhadap kemampuan mengevaluasi. Dari hasil penghitungan persentase tersebut nampak bahwa persentase peningkatan skor pretest ke posttest I kelompok
eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Perbedaan antara skor pretest ke posttest I kelompok kontrol maupun kelompok
eksperimen dilihat dari selisih pretest ke posttest Igain score pada setiap kelompok. Selisih pretest ke posttest Igain score yang dominan pada kelompok eksperimen
lebih besar dari pada kelompok kontrol. Gain score untuk kemampuan mengevaluasi dapat dilihat pada grafik di bawah ini.
66
Gambar 4.2 Grafik Perbedaan Rerata Pretetest ke Posttest I Kemampuan Mengevaluasi
Grafik di atas menunjukkan frekuensi yang paling besar dari kelompok kontrol mempunyai nilai gain yang lebih kecil jika dibandingkan dengan kelompok
eksperimen. Persentase gain score ≥ 1,75kemampuan mengevaluasi pada kelompok
kontrol adalah 11,11 dengan jumlah siswa sebanyak 3 orang. Sedangkan persentase gain score
≥ 1,75kemampuan mengevaluasi kelompok eksperimen adalah 26,92 dengan jumlah siswa sebanyak 7 orang. Hal ini berarti bahwa selisih antara pretest ke
posttest I untuk kemampuan mengevaluasi pada kelompok kontrol memiliki nilai yang lebih kecil dari selisih antara pretest ke posttest I untuk kemampuan
mengevaluasi pada kelompok eksperimen. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa gain atau selisih pretest ke posttest I yang dominan untuk kemampuan
mengevaluasi pada kelompok kontrol lebih kecil dari kelompok eksperimen.
2. Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest
Tujuan dilakukannya uji signifikansi peningkatan rerata skor pretest ke posttest I yaitu untuk mengetahui apakah ada peningkatan yang signifikan dari pretest ke
posttest I pada kelompok kontrol maupun eksperimen terhadap kemampuan mengevaluasi. Uji normalitas data pretest dan posttest I menggunakan Kolmogorov-
Smirnov Test pada kedua kelompok menunjukkan distribusi data tidak normal dalam kelompok yang sama, maka statistik yang digunakanadalah statistik non-parametrik
2 4
6 8
10 12
1 2
3 4
Fr e
ku e
n si
Gain
kontrol eksperimen
67
denganWilcoxonField, 2009: 345.Kriteria untuk menolak H
null
jika harga Sig. 2- tailed 0,05 dengan tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95 Field, 2009:
53.Di bawah ini dapat dilihat hasil uji signifikansi peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kemampuan menciptapada tabel 4.7. lihat Lampiran 4.10.1
Tabel 4.7 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Mengevaluasi
Aspek Kelompok
Sig. 2-tailed Keterangan
Pretest-Posttest I
Kontrol 0,000
Ada peningkatan yang signifikan
Eksperimen 0,000
Ada peningkatan yang signifikan
Hasil uji peningkatan rerata skor pretest ke posttest I menggunakan statistik nonparametrik dengan Wilcoxonpada kelompok kontrol menunjukkan skor n = 27; Z
= -4,16 dengan harga Sig. 2-tailed 0,05, yaitu sebesar 0,000. Hal ini dapat dikatakan bahwa H
null
diterima dan H
i
ditolak. Dari beberapa penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan yang signifikan rerata skor pretest ke
posttest I kelompok kontrol terhadap kemampuan mengevaluasi.Hasil uji peningkatan rerata skor pretest ke posttest I menggunakan statistik nonparametrik dengan
Wilcoxon pada kelompok eksperimen menunjukkan skor n = 26; Z = -4,48dengan harga Sig. 2-tailed 0,05, yaitu sebesar 0,000. Hal ini dapat dikatakan bahwa H
null
diterima dan H
i
ditolak. Dari beberapa penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada peningkatan yang signifikan rerata skor pretest ke posttest I kelompok
eksperimen terhadap kemampuan mengevaluasi.Hasil persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I kemampuan mengevaluasi dapat dilihat pada tabel 4.8.
Tabel 4.8 Hasil Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I Kemampuan Mengevaluasi
Uji Statistik Kelompok
Z N
r R
2
Efek
Wilcoxon Signed Ranks Test
Kontrol -4,16
53 1
0,32 32
Besar Wilcoxon Signed
Ranks Test Eksperimen
-4,48 53
0,61 0,37
37 Besar
Penghitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I dengan berpedoman pada kriteria yaitu, untuk efek kecil jika r = 0,10 yang setara dengan 1,
68
efek menengah jika r = 0,30 yang setara dengan 9, sedangkan untuk efek besar jika r = 0,50 yang setara dengan 25 Field 2009: 57. Hasil peningkatan yang terjadi
pada kelompok kontrol dengan r = 1 atau 32. Hal ini berarti bahwa persentase tergolong pada efek yang besar.Hasil penghitungan persentase peningkatan rerata
pretest ke posttest I yang terjadi pada kelompok eksperimen adalah r = 0,61 atau 37. Persentase ini menunjukkan efek yang besar. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I kemampuan mengevaluasi kelompok kontrol lebih kecil dari kelompok eksperimen.
3. Uji Korelasi antara Rerata PretestdanPosttest
Tujuan dilakukannya uji korelasi antara rerata pretestdanposttest I ini adalah untuk mengetahui apakah ada korelasi atau hubungan antara rerata skor pretest dan
posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengevaluasi. Dalam melakukan uji ini peneliti melihat terlebih dahulu normal atau
tidaknya ditribusi data pada rerata pretest dan posttest I pada kemampuan mengevaluasi. Karena data pretest dan posttest I terdistribusi tidak normal, maka
dalam uji korelasi antara rerata pretestdanposttest I ini menggunakan rumus koefisien korelasi SpearmanField, 2009:179. Kriteria untuk menolak H
null
jika harga Sig. 2- tailed 0,05 dengan tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95 Field, 2009:
53.Hasil uji korelasi antara reratapretestdanposttest I dapat dilihat pada tabel 4.9. lihat Lampiran 4.11.1 dan 4.11.2
Tabel 4.9 Hasil Uji Korelasi AntaraPretest danPosttest I Kemampuan Mengevaluasi
No Kelompok
Spearmean Correlation Sig. 2-tailed
Keterangan
1 Kontrol
0,25 0,213
Positif dan tidak signifikan
2 Eksperimen
0,16 0,448
Positif dan tidak signifikan
Hasil analisis data ujikorelasi menggunakan Spearman Correlation pada kelompok kontrol menunjukkan harga 0,25.Hal ini berarti bahwa korelasi antara
rerata pretestdanposttest I bernilai positif, artinya semakin tinggi skor pretest, semakin tinggi skor posttest I. Pada uji korelasi ini Sig. 2-tailed yang dihasilkan
pada kelompok kontrol sebesar 0,213, dengan kata lain H
null
diterima dan H
i
ditolak.
69
Dapat disimpulkan bahwa tidak ada korelasi yang signifikan antara skor pretestdanposttest I pada kelompok kontrol terhadap kemampuan mengevaluasi.
Dengan kata lain hasil korelasi tersebut tidak dapat digeneralisasi pada populasi. Sedangkan hasil analisis data uji korelasi Spearman Correlation pada kelompok
eksperimen menunjukkan harga 0,16. Hal ini berarti bahwa korelasi antara rerata pretest danposttest I bernilai positif artinya semakin tinggi skor pretest, semakin
tinggi skor posttest I. Harga Sig. 2-tailed yang dihasilkan pada kelompok kontrol sebesar 0,448, dengan kata lain H
null
diterima dan H
i
ditolak. Dapat disimpulkan bahwa tidak ada korelasi yang signifikan antara skor pretestdanposttest I pada
kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengevaluasi. Dengan kata lain hasil korelasi tersebut tidak dapat digeneralisasi pada populasi.
4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan
Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat peningkatanpenurunan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada
kelompok kontrol
maupun kelompok
eksperimen terhadap
kemampuan mengevaluasi.Dengan kata lain untuk mengetahui apakah pengaruh perlakuan pada
posttest II masih sekuat pada posttest I.Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan dengan menganalisis data rerata skor posttest I dan posttest II kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Setelah melakukan uji normalitas,data hasil analisis pada posttest Idan posttest II kelompok kontrol, data terdistribusi tidak normal dari
kelompok berbeda sehingga uji statistik yang digunakan adalah statistik nonparametrik denganWilcoxon Field, 2009: 345. Data hasil analisis pada posttest
Idan posttest II kelompok eksperimen terdistribusi normal sehingga uji statistik yang digunakan adalah statistik parametrik dengan Paired Samples T-testField, 2009:
326. Kriteria untuk menolak H
null
jika harga Sig. 2-tailed 0,05 dengan tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95Field, 2009: 53. Hasil dari uji retensi
pengaruh perlakuan untuk kemampuan mengevaluasi dapat dilihat pada tabel 4.10.
70
Skor rerata kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok eksperimen. Hal ini dibuktikan dengan penghitungan analisis data dengan
menggunakanmean pada hasil normalitas dengan Kolmogorov-SmirnovTest kemampuan mengevaluasi. Hasil penghitungan persentase peningkatan posttest I ke
posttest II kelompok kontrol menunjukkan hasil -7,19 yang berarti terjadi penurunan skor posttest I ke posttest II kelompok kontrol. Kemudian hasil uji statistik
menggunakan nonparametrik dengan Wilcoxonpada kelompok kontrol menunjukkan skor n = 27; Z = -2,6 dengan harga Sig. 2-tailed 0,05, yaitu sebesar 0,009 yang
berarti terjadi penurunan yang signifikan skor rerata posttest I ke posttest II kelompok kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan yang
signifikan skor rerata posttest I ke posttest II kelompok kontrol terhadap kemampuan mengevaluasi. lihat lampiran 4.12.1
Hasil penghitungan persentase peningkatan posttest I ke posttest II kelompok eksperimen menunjukkan hasil -4,88 yang berarti terjadi penurunan skor posttest I
ke posttest II kelompok eksperimen. Hasil uji statistik menggunakan parametrik Paired samples t-test pada kelompok eksperimen juga menunjukkan skor M = 1,12;
SD = 0,56; SE = 0,1; n = 26; dan df = 25. Kemudian harga Sig. 2-tailed 0,05, yaitu sebesar 0,256 yang berarti terjadi penurunan yang tidak signifikan skor rerata posttest
I ke posttest II kelompok eksperimen. Dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan yang tidak signifikan skor rerata posttest I ke posttest II kelompok
eksperimen terhadap kemampuan mengevaluasi. Dengan kata lain perlakuan masih
Tabel 4.10 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengevaluasi
Kelompok Kontrol Kelompok
Rerata Peningkatan
Sig. 2- tailed
Keterangan Posttest I
Posttest II
Kontrol 3,34
3,1 -7,19
0,009 Signifikan
Kelompok Eksperimen
Kelompok Rerata
Peningkatan Sig. 2-
tailed Keterangan
Posttest I Posttest II
Ekperimen 4,1
3,9 -4,88
0,265 Tidak Signifikan
71
berdampak cukup kuat bagi kelompok eksperimen untuk kemampuan mengevaluasi. Grafik pebandingan rerata pretest, posttest I, dan posttest II kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengevaluasi dapat dilihat pada gambar 4.3.
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Rerata Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Mengevaluasi
4.1.3 Uji Hipotesis Penelitian II
Hipotesis penelitian II adalah penggunaan metode inkuiri berpengaruh terhadap kemampuan mencipta pada pelajaran IPA materibahan tali-temali berdasarkan bahan
penyusunnyakelas V SD Kanisius Sorowajan, Bantul semester gasal tahun ajaran 20152016. Variabel dependen dari hipotesis II adalah kemampuan mencipta,
sedangkan variabel independennya adalah penggunaan metode inkuiri. Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dependen adalah 4 item soal uraian, yaitu
pada nomor 6a, 6b, 6c, dan 6d. Pada setiap tem soal tersebut terdiri dari masing- masing 1 indikator yang berurutan, yaitu merumuskan, membuat hipotesis,
merencanakan, mendesain. Analisis statistik secara keseluruhan menggunakan program komputer IBM
SPSS Statistics 20 for Windows dengan tingkat kepercayaan yang digunakan adaah 95. Berikut merupakan langkah-langkah analisis data yang digunakan: 1 uji
normalitas distribusi data, uji ini berguna utuk mengetahui jenis uji statistik yang
2,56 3,34
3,02 2,6
4,02 3,9
1 2
3 4
5
Pretest Posttest I
Posttest II
Perbandingan Rerata Pretest, Posttest I, dan Posttest II
Kontrol Eksperimen
72
akan digunakan oleh peneliti, apakah yang digunakan statistik parametrik ataukah nonparametrik, 2 uji perbedaan rerata skor pretest, uji ini berguna untuk mengetahui
kemampuan awal antara kelompok kontrol dan eksperimen, 3 uji signifikansi pengaruh perlakuan, berguna untuk melihat perbedaan selisih skor pretest dan
posttest I kelompok kedua kelompok, 4 uji besar pengaruh perlakuan dilakukanuntuk mengetahui besarnya pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap
kemampuan mengevaluasi,5 penghitungan persentase peningkatan rerata pretest ke pottest bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan rerata dari pretest ke
posttest I pada kelompok kontrol maupun pada kelompok eksperimen,6 uji signifikansi peningkatan rerata skor pretest ke posttest Ibertujuan mengetahui apakah
ada peningkatan yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok kontrol maupun eksperimen,7 uji korelasi rerata pretest ke posttest Ibertujuan mengtahui
hubungan antara skor pretest dan rerata skor posttest I dari kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen,8 uji retensi pengaruh perlakuan bertujuan mengetahui
apakah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke posttest II pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas distribusi data ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui normal atau tidak distribusi data yang diperoleh. Uji normalitas data pada
kemampuan mencipta dilakukan dengan cara menganalisis skor pretest, posttest I, posttest II, dan selisih pretest ke posttest I. Analisis data dilakukan pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen dengan menggunakan uji statistikKolmogorov- Smirnov
Priyatno, 2008:
28. Kesimpulan
hasil uji
normalitas data
diperolehberdasarkan kriteria sebagai berikut: 1 jika Sig. 2-tailed 0,05, maka distribusi data normal. Jika Sig. 2-tailed 0.05, maka distribusi data tidak normal.
2 Jika distribusi data normal, maka uji statistik yang digunakan analisis data selanjutnya adalah statistik parametrik dengan Independent samples t-test atau Paired
samples t-testField, 2009: 326. Jika distribusi data tidak normal, maka uji statistik yang digunakan untuk analisis data selanjutnya adalah statistik non-prametrik dengan
Mann-Whitney U-Test atau Wilcoxon Field, 2009: 345.Hasil dari uji normalitas pada
73
kemampuan mencipta pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.11. lihat Lampiran 4.5.2
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mencipta
No Aspek
Sig. 2-tailed Keterangan
1 Pretest mencipta kelompok kontrol
0,556 Normal
2 Posttest I mencipta kelompok kontrol
0,741 Normal
3 Posttest II mencipta kelompok kontrol
0,504 Normal
4 Rerata selisih skor pretest-pottest I mencipta
kelompok control 0,413
Normal 5
Pretest mencipta kelompok eksperimen 0,450
Normal 6
Posttest I mencipta kelompok eksperimen 0,807
Normal 7
Posttest II mencipta kelompok eksperimen 0,929
Normal 8
Rerata selisih skor pretest-pottest I mencipta kelompok eksperimen
0,474 Normal
Berdasarkan data yang terdapat pada tabel diatas menunjukkan bahwa keseluruhan aspek berada pada harga Sig. 2-tailed 0,05, maka dari itu dapat
disimpulkan bahwa seluruh aspek memiliki distribusi data normal. Data yang terdistribusi dengan normal tersebut diantaranya data pretest, posttest I, posttest II,
dan selisih pretest ke posttest I pada kemampuan mencipta pada kelompok kontrol dan eksperimen. Oleh karena semua data terdistribusi normal, maka analisis data
selanjutnya menggunakan statistik parametrik dengan Independen samples t-testatau dengan Paired samples t-test.
4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal