Penelitian tentangProses KognitifMengevaluasi dan Mencipta

27 didapatkan adalah dua kelas yang terdiri dari kelas A untuk kelompok pembelajaran model Problem Based Learning PBL menggunakan metode proyek dan kelas B kelompok inkuiri terbimbing. Uji hipotesis dikalukan dengan menggunakanANOVA. Hasil uji hipotesis menunjukkan: 1 Berdasarkan hasil rata-rata prestasi belajar kognitif siswa, diperoleh rata-rata prestasi belajar kognitif siswa dengan metode inkuiri terbimbing lebih baik daripada siswa dengan metode proyek; 2 Terdapat perbedaan prestasi belajar afektif antara siswa dengan kreativitas tinggi dan rendah; 3 Terdapat perbedaan prestasi belajar kognitif, psikomotor, dan afektif antara siswa dengan keterampilan proses sains tinggi dan rendah; 4 Terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan kreativitas terhadap prestasi belajar afektif; 5 Terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan kreativitas terhadap prestasi belajar psikomotor dan afektif; 6 Terdapat interaksi antara kreativitas dengan keterampilan proses Sains terhadap prestasi belajar afektif; dan 7 Terdapat interaksi antara metode pembelajaran, kreativitas, dan keterampilan proses sains terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri terbimbing berpengaruh lebih baik dari pada metode proyek dalam prestasi belajar siswa.

2.1.2.2 Penelitian tentangProses KognitifMengevaluasi dan Mencipta

Sari2011 melakukan penelitian dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa di salah satu SMP di kota Bandung dengan Pembelajaran Teknologi Dasar PTD. Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII di salah satu SMP Negeri di kota Bandung tahun pelajaran 20102011.Penentuan sampel dilakukan secara random sampling. Sampel penelitian ini adalah kelas VIII D dengan jumlah siswa 26 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PTD dapat meningkatkan prestasi siswa pada karakteristik kemampuan berpikir yang tertinggi yaitu originality. Hal tersebut ditunjukkan dengan perolehan skor gain sebesar 0,43 yang berkategori sedang. Wibowo Suhandi 2013 melakukan penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran tentang peningkatan hasil belajar kognitif dan keterampilan 28 berpikir kreatif sebagai dampak penerapan model Science Creative Learning SCL. Penelitian yang digunakan adalah pre-eksperimental. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X pada salah satu SMA di Kabupaten Kudus semester genap tahun ajaran 20112012. Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara purposive sampling. Sampel penelitian ini adalah siswa kels X.5 yang berjumlah 34 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah penerapan model Science Creative Learning SCL dapat meningkatkan hasil belajar kognitif dan keterampilan berpikir kreatif. Hal ini dibuktikan dengan rata-rata skor gain, hasil belajar kognitif dan keterampilan berpikir kreatif yang meningkat pada kategori sedang, yaitu sebesar 0,44. Dwijananti Yulianti 2010 meneliti pengengembangan kemampuan berpikir kritis mahasiswa melalui pembelajaran problem based instruction pada mata kuliah fisika lingkungan. Penelitian yang digunakan adalahpenelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika semester III Universitas Negeri Semarang tahun akademik 20092010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan problem based instruction dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Kemampuanberpikir kritis mahasiswa yang dapat dikembangkan dengan model pembelajaran problem based instruction adalah: mengklasifikasi, mengasumsi, memprediksi, menghipotesis, mengevaluasi, menganalisis, dan membuat kesimpulan. Hal ini dibuktikan dengan nilai rata-rata tiap siklus I, siklus II, dan siklus III berturut-turut, yaitu: 63,10, 76,32, dan 79,80. Peningkatan nilai rata-rata kemampuan berpikir kritis seiring dengan meningkatnya jumlah siswa yang termasuk kategori sangat kritis dan kritis dalam hierarki kategori kemampuan berpikir kritis. Dari penjelasan penelitian yang relevan diatas populasi yang digunakan oleh peneliti diantaranya siswa SD, SMP, SMA, dan mahasiswa. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan tentang metode inkuiri dan kemampuan tingkat tinggi adalah penelitian eksperimen dan penelitian tindakan kelas. Dari beberapa penelitian yang relevan tersebut belum ada yang meneliti tentang variabel yang akan diteliti oleh peneliti. 29

2.1.2.3 Literature Map

Dokumen yang terkait

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada pelajaran IPA Siswa Kelas V SD Sokowaten Baru Yogyakarta.

0 0 202

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengaplikasi dan menganalisis pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 3 175

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta.

2 26 214

Pengaruh penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA terhadap kemampuan mengingat dan memahami kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

1 3 182

Pengaruh Penerapan Metode Inkuiri Terhadap Kemampuan Mengevaluasi dan Mencipta pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta.

0 0 210

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan-Yogyakarta.

0 0 192

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta.

0 0 162

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terbimbing terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.

0 0 156

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

0 1 173

PENGARUH PENGGUNAAN METODE INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KEMAMPUAN MENGEVALUASI DAN MENCIPTA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD KANISIUS SENGKAN YOGYAKARTA SKRIPSI

0 1 154