37
awal siswa, sedangkan posttest digunakan untuk mengetahui pengaruh metode yang digunakan oleh peneliti Krathwohl, 2004: 546. Langkah awal pengumpulan data
pada penelitian ini dengan memberikan pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Setelah hasil pretest dianalisis menggunakan IBM SPSS Statistics
20 for Windows kemudian akan terlihat apakah kedua kelompok tersebut mempunyai kemampuan yang sama. Langkah berikutnya yaitu pemberian treatment atau
perlakuan pada kelompok eksperimen yaitu dengan menerapkan metode inkuiri, sedangkan pada kelas kontrol menggunakan metode tradisional atau ceramah. Setelah
perlakuan selesai dilakukan kedua kelompok ini diberikan soal posttest. Proses pembelajaran pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
dilakukan oleh guru mitra yang sama. Guru mitra tersebut adalah guru yang telah ditunjuk oleh peneliti untuk mengajar di kedua kelas. Selama guru mitra melakukan
treatment pada kedua kelas peneliti berperan sebagai observer serta membantu guru mempersiapkan segala perangkat pembelajaran yang akan digunakan. Observasi yang
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui segala aktvitas siswa dan melihat kemajuan serta kesulitan yang dialami siswa selam pembelajaran.Pengumpulan data
yang dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel3.2.
Tabel 3.2 Pengumpulan Data
Kelompok Variabel
Data Instrumen
Kontrol Mengevaluasi
Skor pretest Soal uraian nomor 5
Skor posttest I Skor posttest II
Mencipta Skor pretest
Soal uraian nomor 6a, 6b, 6c, 6d Skor posttest I
Skor posttest II Eksperimen
Mengevaluasi Skor pretest
Soal uraian nomor 5 Skor posttest I
Skor posttest II Mencipta
Skor pretest Soal uraian nomor 6a, 6b, 6c, 6d
Skor posttest I Skor posttest II
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh, mengolah, dan menginterpretasikan data atau informasi yang telah
diperoleh Siregar, 2013: 75. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian yang
38
berupa tesuraian yang berjumlah 12 butir. Tes uraian ini digunakan untuk mengukur enam
kemampuankognitif, yaitu:
mengingat, memahami,
mengaplikasi, menganalisis,mengevaluasi, dan mencipta.Pada penelitian ini hanya diambil dua soal
saja untuk mengukur dua kemampuan siswa. Soal nomor 5 digunakan untuk mengukur kemampuan mengevaluasi, sedangkan soal nomor 6a, 6b, 6c, 6d digunakan
untuk mengukur kemampuan mencipta. Lihat lampiran 3.1. Lima soal tersebut dibuat berdasarkan Kompetensi Dasar “4.1 Mendeskripsikan hubungan antara sifat bahan
dengan bahan penyusunnya, misal kayu, kain, karet, dan kaca”. Matriks
pengembangan instrumen yang digunakan dalam pembuatan instrumen dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Matriks Pengembangan Instrumen
No Variabel
Aspek Indikator
No soal
1 Mengevaluasi Memeriksa
Memeriksa kekuatan bahan serat, benang, tali, nilon dan tambang.
5 Mengkritik
Menunjukkan alasan kekuatan bahan serat, benang, tali, nilon dan
tambang. 5
2
Mencipta
Merumuskan Merumuskan masalah pada
percobaan membuktikan kekuatan bahan serat, benang, tali, nilon dan
tambang dalam menggantung benda.
6a
Membuat hipotesis Membuat hipotesis dari percobaan
membuktikan kekuatan bahan serat, benang, tali, nilon dan tambang
dalam menggantung benda. 6b
Merencanakan Merencanakan alat dan bahan yang
tepat dalam percobaan membuktikan kekuatan bahan serat,
benang, tali, nilon dan tambang dalam menggantung benda.
6c
Mendesain Mendesain langkah-langkah
percobaan membuktikan kekuatan bahan serat, benang, tali, nilon dan
tambang dalam menggantung benda.
6d
3.7 Teknik Pengujian Instrumen 3.7.1ValiditasInstrumen
Data yang valid adalah data “yang tidak berbeda” antar data yang dilaporkan
oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian
39
Sugiyono, 2011: 361. Namun, bila peneliti membuat laporan yang tidak sesuai dengan apa yang terjadi pada obyek sesungguhnya, maka data dapat dinyatakan tidak
valid Sugiyono, 2011: 361. Validitas adalah derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti
Sugiyon, 2011: 361. Pada penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas isi
dan validitas konstruk.
Validitas isi berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen mengukur isi konsep yang harus diukur Siregar, 2013: 46. Cohen menjelaskan bahwa validitas
isi dicapai dengan penilaian para ahli atau expert judgement Cohen, 2007: 163. Validitas isi tes dalam penelitian ini diperoleh dari tiga pendapat para ahli tentang
materi. Para ahli tersebut yaitu dosen mata kuliah IPA, guru kelas V SD, dan guru kelas IPA SMA. Validator 1 berpendapat bahwa soal nomor 5 perlu disinkronkan
antara matriks pengembangan instrumen dengan soal, selain itu pada soal tidak tampak unsur aspek “menguji”. Untuk soal nomor 6a dan 6b sudah baik. Validator 1
juga memberikan saran pada soal nomor 6c yaitu membuat langkah-langkah percobaan lebih cocok masuk dalam aspek “merencanakan”. Sedangkan pada soal
nomor 6d bagian aspek “mendesain” adalah ketika melakukan percobaan,
menganalisis data, dan menyimpulkan. Validator 2 berpendapat bahwa soal nomor 5 dan 6a, 6b, 6c, dan 6d sudah baik. Validator 3 memberikan saran pada soal nomor 5
yaitu kekuatan benang atau tali tergantung cara mengikatnya, sedangkan untuk soal nomor 6a, 6b, 6c, dan 6d validator 3 berpendapat bahwa soal yang dibuat sudah baik.
Setelah mendapatkan penilaian dari ke 3 validator, peneliti kemudian memperbaiki soal dengan memperhatikan saran dari ke 3 para ahli tersebut. lihat Lampiran 3.4
Validitas konstruk merupakan validitas yang berkaitan dengan kesanggupan suatu alat ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep yang diukurnya Siregar
2010: 47. Validitas konstruk digunakan untuk mengukur kesesuaian setiap butir soal dengan indikator Arikunto, 2012: 83. Validitas konstruk dilakukan dengan uji
empiris untuk memastikan adanya keterkaitan yang jelas antara item dengan indikator yang dibuat Cohen 2007: 163. Validitas konstruk dalam penelitian ini juga
dilakukan melakukan uji empiris. Uji validitas secara empiris dilakukan lebih dari 30
40
responden untuk memastikan bahwa distribusi data normal. Para ahli menemukan jika data resonden semakin besar, maka distribusi data akan cenderung normal Field,
2009: 42. Peneliti mengujikan soal pada siswa kelas V SD Kanisius Sengkan dengan jumlah responden sebanyak 42 siswa. SD Kanisius Sengakan terletak di Jl. Kaliurang
km 7, Sleman, Yogyakarta. Peneliti memilih SD Kanisius Sengkan dikarenakan SD ini mempunyai kelas paralel dan juga mempunyai prestasi yang hampir sama dengan
SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta. Setelah soal diujikan, kemudian soal dihitung validitasnya menggunakan
rumus korelasi Pearson karena data berupa interval yang diberi skor 1 sampai 5 Field, 2009: 177. Program yang digunakan oleh peneliti untuk menghitung validitas
soal adalah program IBM SPSS Statistics 20 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95. Kriteria yang digunakan adalah jika harga Sig. 2-tailed 0,05 maka item soal
yang diujikan valid, namun jika harga Sig. 2-tailed 0,05 maka item soal yang diujikan tidak valid. Hasil dari uji validitas soal dari dua variabel dapat dilihat pada
tabel 3.4. lihat Lampiran 3.5
Tabel 3.4 Uji Validitas Variabel Mengevaluasi dan Mencipta
No Variabel
Aspek Nomor
Soal Sig. 2-tailed
Kualifikasi
1 Mengevaluasi
Memeriksa 5
0,00 Valid
Mengkritik 5
0,03 Valid
2 Mencipta
Merumuskan 6a
0,00 Valid
Membuat hipotesis 6b
0,00 Valid
Merencanakan 6c
0,00 Valid
Mendesain 6d
0,00 Valid
Proses kognitif terdiri dari enam kemampuan yaitu, mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Namun pada pada
penelitian ini hanya diambil kemampuan mengevaluasi dan mencipta karena penelitian ini merupakan penelitian kolaboratif. Berdasarkan tabel 3.4 uji validitas
dilakukan menggunakan dua variabel yaitu, mengevaluasi, dan mencipta. Tabel tersebut menunjukkan bahwa dari seluruh aspek pada setiap variabel dapat dikatakan
valid. Hal tersebut dibuktikan dari seluruh aspek dari setiap variabel mempunyai harga Sig. 2-tailed 0,05 dengan tingkat kepercayaan 99 Field, 2009: 177-178.
41
3.7.2Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas merupakan pengertian yang mengartikan bahwa sebuah instrumen telah dinyatakan dapat digunakan untuk mengumpulkan data oleh karena instrumen
tersebut sudah dianggap baik untuk digunakan Arikunto, dalam Taniredja Mustafidah, 2011: 43. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika memiliki hasil yang
konsisten dalam mengukur apa yang hendak diukur Sukardi, 2008: 43.Penelitian ini menggunakan soal uraian dengan rentang skor 1 hingga 5 pada penilaian jawaban
setiap soal. Triton 2006: 248 mengklasifikasikan beberapa koefisien korelasi reliabilitas suatu soal yang dapat dilihat pada tabel 3.5.
Tabel 3.5 Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas
Alpha Tingkat Reliabilitas
0,00 sampai dengan 0,20 Kurang reliabel
0,20 sampai dengan 0,40 Agak reliabel
0,40 sampai dengan 0,80 Cukup reliabel
0,60 sampai dengan 0,80 Reliabel
0,80 sampai dengan 1,00 Sangat reliabel
Reliabilitas soal dihitung dengan menggunakan IBM SPSS Statistics 20 for Windows. Nunnally dalam Ghozali, 2009:46menyatakan bahwa suatu instrumen
dikatakan reliabel jika harga Alpha Cronbach 0,60. Hasil uji reliabilitas dari dua aspek dapat dilihat pada tabel 3.6. lihat Lampiran 3.6
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas
Cron bach’s Alpha
Cronbachs Alpha Based on Standardized Items
Keterangan
0,633 0,621
Reliabel
Berdasarkan hasil uji reliabilitas diperoleh hasil Cron bach’s Alpha 0,60,
yaitu sebesar 0,633. Hal tersebut menunjukkanyang bahwa enam item soal tersebut dinyatakan validdan reliabel.
3.8 Teknik Analisis Data