Pengobatan Rasional dengan Obat Tanpa Resep

Obat tanpa resep memiliki perbandingan risiko dan manfaat yang menguntungkan pemakainya. Pada umumnya, obat golongan ini mempunyai batas keamanan cukup baik dengan indeks terapi lebar. Obat tanpa resep juga tidak boleh bersifat adiktif, penggunaannya sederhana tidak menggunakan injeksi dan tidak membutuhkan pemantauan, tidak mendorong terjadinya penyalahgunaan obat, serta tidak menimbulkan efek samping yang terlalu membahayakan seandainya terjadi kesalahan dalam penggunaan Sudarwanto, 1996. Terdapat beberapa obat tanpa resep yang sering digunakan masyarakat. 1. Obat pereda rasa sakit dan penurun demam analgesik-antipiretik Obat-obat yang dapat digunakan adalah parasetamol, asetosal, dan ibuprofen 200 mg. Contoh: Saridon ® tablet, Inzana ® tablet, Neo Rheumacyl ® tablet Anonim, 1997b. 2. Obat influenza flu Obat flu merupakan kombinasi dari beberapa zat berkhasiat yaitu antihistamin untuk mengurangi rasa gatal di tenggorokan dan bersin-bersin atau reaksi alergi lain yang menyertai influenza misalnya klorfeniramin maleat, deksklorfeniramin maleat, dekongestan hidung untuk mengurangi keluhan hidung tersumbat atau berair misalnya pseudoefedrin hidroklorida, fenilpropanolamin hidroklorida, analgesik-antipiretik, ekspektoran, dan antitusif. Contoh: Inza ® tablet, Procold ® kaplet Anonim, 1997b. 3. Obat batuk Obat batuk terbagi menjadi dua kelompok. Ekspektoran pengencer dahak untuk batuk berdahak, misalnya gliseril guaiakolat guaifenesin, amonium PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI klorida. Antitusif penekan batuk untuk batuk tidak berdahak batuk kering, misalnya dekstrometorfan hidrobromida, difenhidramin hidroklorida. Contoh: OBH Tropica ® sirup, Vicks Formula 44 ® sirup Anonim, 1997b. 4. Obat asma Obat asma yang dapat diperoleh tanpa resep dokter adalah bronkhodilator teofilin, efedrin, kombinasi teofilin-efedrin dan beberapa ekspektoran. Contoh: Neo Napacin ® tablet Anonim, 1997b. 5. Obat sakit perut diare Obat untuk mengatasi diare mengandung obat yang dapat menyerap racun misalnya atapulgit, kaolin. Bisa disertakan juga obat yang bekerja sebagai protektan usus, misalnya pektin. Contoh: Neo Entrostop ® tablet Sartono, 1993. 6. Obat gangguan pencernaan antasida Obat antasida menetralkan asam berlebih dalam cairan lambung, dipergunakan dalam pengobatan penyakit tukak peptik, dan umumnya diproduksi dalam bentuk kombinasi. Obat antasida antara lain adalah aluminium hidroksida, magnesium hidroksida, kalsium karbonat, simetikon. Contoh: Mylanta ® tablet, Neosanmag ® tablet Sartono, 1993. 7. Obat mata tetes mata Obat tetes mata umumnya mengandung obat dekongestan mata yang bekerja sebagai vasokonstriktor misalnya tetrahidrozolin hidroklorida, dan bahan pengawet misalnya benzalkonium klorida. Contoh: Insto ® , Visine ® Sartono, 1993. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8. Obat jamur kulit Obat antijamur yang digunakan dalam obat jamur kulit, misalnya klotrimazol, tolnaftat. Contoh: Canesten ® krim , Neo Ultrasiline ® krim Anonim, 1997b.

D. Televisi sebagai Salah Satu Media Iklan

Hingga awal tahun 1992, diperkirakan pemilik televisi di Indonesia sudah mencapai 60 dari total penduduk, itu artinya televisi berpotensi untuk mencapai sasaran yang sangat luas jaringan dan kelompok sasarannya luas. Potensi ini dimanfaatkan para kalangan bisnis untuk mendukung peningkatan pemasaran produk. Dalam beberapa tahun kemudian, iklan di stasiun televisi swasta mampu merebut sebagian porsi iklan di media cetak Puspadewi, 1993. Iklan dengan media televisi dianggap sangat efektif untuk memacu konsumen dalam melakukan tindakan pembelian. Anggapan tersebut tentu saja beralasan, sebab karakteristik televisi yang bisa dinikmati secara pandang dengar membuatnya mampu membawa pemirsa kepada realitas yang “seolah-olah ada”, diperkuat dengan sifatnya yang disajikan berulang-ulang dan kemampuannya menjalankan fungsi persuasi Ashaf, 1995. Televisi menggabungkan gambar, suara, dan gerakan, sehingga mampu merangsang indera dan menarik perhatian tinggi dari pemirsa Kotler, 2003b. Melalui iklan televisi, produsen dapat mendemonstrasikan bagaimana suatu produk bekerja dan betapa produk tersebut bermanfaat bagi konsumen, juga dapat memilih waktu beriklan yang tepat untuk menjangkau pasar yang luas maupun khalayak sasaran tertentu Wiwiek, 1993. Media televisi juga memiliki jangkauan siaran massa dan frekuensi tayang yang