B, C, D selama dua minggu periode Juli 2006 Kerasionalan

Tabel XIII. Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat saluran nafas batuk tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu periode Juli 2006 Kerasionalan No. Jenis Obat Kelengkapan Informasi Iklan WHO 1988 Kep.Men.Kes No. 3861994 1. Komix G nama dagang, indikasi, peringatan- perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional 2. Laserin zat aktif, nama dagang, indikasi, peringatan-perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional 3. Vicks Formula 44 nama dagang, indikasi, peringatan- perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional 4. Woods Antitusif nama dagang, indikasi, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional 5. Woods Ekspektoran nama dagang, indikasi, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional Semua iklan obat saluran nafas batuk tanpa resep yang didapatkan dalam penelitian ini, juga dinilai tidak rasional kelengkapan informasi iklannya. Informasi yang dicantumkan dalam iklan obat Laserin ® lebih lengkap dibandingkan obat batuk lainnya lihat Tabel XIII . Sebuah penelitian tentang pemilihan obat batuk menunjukkan bahwa obat batuk tanpa resep yang paling sering digunakan responden adalah Laserin ® 24,3 Wulandari, 2004. Hal ini bisa jadi membuktikan bahwa kelengkapan informasi iklan cukup berpengaruh terhadap pemilihan obat di kalangan masyarakat. Tabel XIV. Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat saluran nafas batuk, pilek tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu periode Juli 2006 Kerasionalan No. Jenis Obat Kelengkapan Informasi Iklan WHO 1988 Kep.Men.Kes No. 3861994 1. Actifed Ekspektoran nama dagang, indikasi, peringatan- perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional 2. Anakonidin nama dagang, indikasi, peringatan- perhatian, nama industri farmasi, efek samping tidak rasional rasional 3. OBH Combi Batuk Pilek nama dagang, indikasi, peringatan- perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994, hanya iklan Anakonidin ® yang dinilai rasional dari segi kelengkapan informasinya. Hasil PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI evaluasi ini berbeda bila ditinjau dari Kriteria Etik Promosi Obat-WHO 1988, yang menyatakan ketiga jenis obat saluran nafas batuk, pilek tanpa resep dalam penelitian ini tidak rasional. Anakonidin ® merupakan obat tanpa resep untuk konsumen anak-anak, sehingga yang berperan untuk memilih obat ini kemungkinan besar adalah para ibu. Berkaitan dengan hal itu, maka seandainya tingkat konsumsi obat Anakonidin ® di masyarakat cukup tinggi, ada kemungkinan bahwa kaum ibu sudah mampu memilih obat untuk keluarga berdasarkan kerasionalan kelengkapan informasi iklan. Tabel XV. Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat saluran nafas flu tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu periode Juli 2006 Kerasionalan No. Jenis Obat Kelengkapan Informasi Iklan WHO 1988 Kep.Men.Kes No. 3861994 1. Decolgen nama dagang, indikasi, peringatan- perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional 2. Inza nama dagang, indikasi, peringatan- perhatian, nama industri farmasi, efek samping tidak rasional rasional 3. Procold zat aktif, nama dagang, indikasi, peringatan-perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional 4. Sanaflu zat aktif, nama dagang, indikasi, peringatan-perhatian, nama industri farmasi, efek samping tidak rasional rasional 5. Sanaflu Forte zat aktif, nama dagang, indikasi, peringatan-perhatian, nama industri farmasi, efek samping tidak rasional rasional 6. Ultraflu nama dagang, indikasi, peringatan- perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional Flu merupakan penyakit yang sering diderita oleh masyarakat, sehingga kaum ibu diharapkan cukup terampil dalam memilih obat-obat tanpa resep untuk mengatasi penyakit flu. Kaum ibu yang menjadikan iklan sebagai acuan dalam pemilihan obat tanpa resep, seharusnya memperhatikan dengan teliti informasi- informasi yang disajikan dalam iklan. Data pada Tabel XV menunjukkan tidak ada iklan obat saluran nafas flu tanpa resep dalam penelitian ini yang kelengkapan informasinya dinilai rasional menurut Kriteria Etik Promosi Obat-WHO 1988. Penilaian ini berbeda menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994, karena terdapat tiga jenis obat tanpa resep yang kelengkapan informasi iklannya dinilai rasional. Tabel XVI. Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat saluran nafas flu, batuk tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi

A, B, C, D selama dua minggu periode Juli 2006 Kerasionalan

No. Jenis Obat Kelengkapan Informasi Iklan WHO 1988 Kep.Men.Kes No. 3861994 1. Bodrex Flu Batuk nama dagang, indikasi, peringatan- perhatian, nama industri farmasi, efek samping tidak rasional rasional 2. Bodrexin Flu Batuk nama dagang, indikasi, peringatan- perhatian, nama industri farmasi, efek samping tidak rasional rasional 3. Mixagrip Flu Batuk zat aktif, nama dagang, indikasi, peringatan-perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional 4. OBH Tropica Plus nama dagang, indikasi, peringatan- perhatian, nama industri farmasi, efek samping tidak rasional rasional 5. Paramex Flu Batuk nama dagang, indikasi, peringatan- perhatian, efek samping tidak rasional tidak rasional Iklan Bodrex Flu Batuk ® , Bodrexin Flu Batuk ® , serta OBH Tropica Plus ® dinilai tidak rasional kelengkapan informasi iklannya berdasarkan Kriteria Etik Promosi Obat-WHO 1988 tetapi rasional menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994, sedangkan yang lain dinilai tidak rasional ditinjau dari kedua kriteria iklan. Ketiga iklan obat tanpa resep untuk mengatasi flu dan batuk yang sudah dinilai rasional, seharusnya memperoleh kepercayaan lebih tinggi dari masyarakat khususnya ibu-ibu sebagai sasaran utama iklan pada penelitian ini, karena memberikan informasi yang lebih lengkap. Dari Tabel XVII dan XVIII diketahui iklan obat tanpa resep yang meliputi iklan obat topikal kulit infeksi jamur dan iklan obat topikal mata , dinilai tidak rasional kelengkapan informasi iklannya berdasarkan kedua kriteria iklan. Iklan obat tanpa resep yang tidak rasional kelengkapan informasi iklannya tidak dapat memberikan informasi yang cukup bagi masyarakat pengguna obat, akibatnya dapat menyebabkan pemakaian obat yang tidak rasional. Canesten ® dan Creobic ® lebih lengkap informasi iklannya dibandingkan Fungiderm ® dan Neo Ultrasiline ® , sedangkan Visine ® lebih lengkap informasi iklannya dibandingkan Insto ® . Berdasarkan kelengkapan informasi iklannya, Canesten ® , Creobic ® , dan Visine ® seharusnya lebih berpeluang untuk menjadi obat tanpa resep pilihan, selama kerja obat tidak menimbulkan efek samping tertentu yang merugikan pemakainya. Tabel XVII. Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat topikal kulit infeksi jamur tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu periode Juli 2006 Kerasionalan No. Jenis Obat Kelengkapan Informasi Iklan WHO 1988 Kep.Men.Kes No. 3861994 1. Canesten zat aktif, nama dagang, indikasi, peringatan-perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional 2. Creobic zat aktif, nama dagang, indikasi, peringatan-perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional 3. Fungiderm nama dagang, indikasi, peringatan- perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional 4. Neo Ultrasiline nama dagang, indikasi, peringatan- perhatian tidak rasional tidak rasional Tabel XVIII. Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat topikal mata tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu periode Juli 2006 Kerasionalan No. Jenis Obat Kelengkapan Informasi Iklan WHO 1988 Kep.Men.Kes No. 3861994 1. Insto nama dagang, indikasi, peringatan- perhatian tidak rasional tidak rasional 2. Visine nama dagang, indikasi, peringatan- perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional Secara keseluruhan, informasi-informasi yang harus dicantumkan dalam iklan obat tanpa resep berdasarkan Kriteria Etik Promosi Obat-WHO 1988 dan Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 terdiri dari komposisi zat aktif, nama dagang, indikasi, kontraindikasi, peringatan-perhatian, nama industri farmasi dan alamatnya, serta efek samping obat. Semua informasi-informasi tersebut sangat dibutuhkan masyarakat pengguna obat tanpa resep, agar dapat melakukan pengobatan sendiri yang aman dan efektif atau pengobatan yang rasional. Hal itu disebabkan semakin lengkap informasi tentang obat yang disajikan dalam sebuah iklan, konsumen semakin dapat menilai apakah obat yang diiklankan tersebut sesuai atau tidak untuk penyakit dan kondisi kesehatan tubuhnya. Dengan kata lain, semakin lengkap informasi sebuah iklan obat tanpa resep, semakin besar pula manfaat iklan tersebut dalam membantu proses pemilihan dan penggunaan obat tanpa resep di kalangan masyarakat. Zat aktif adalah komponen obat yang mempunyai efek farmakologis atau mempunyai khasiat pengobatan. Sebuah obat tanpa resep dapat memiliki satu atau lebih zat aktif. Informasi komposisi zat aktif perlu dicantumkan dalam iklan obat tanpa resep agar masyarakat dapat membuktikan kebenaran klaim indikasi yang disajikan dalam iklan. Konsumen membutuhkan informasi zat aktif dalam iklan obat tanpa resep agar dapat memilih obat yang tepat indikasinya, karena banyak iklan obat tanpa resep menginformasikan indikasi sebuah obat secara berlebihan atau tidak sesuai dengan mekanisme kerja zat aktifnya. Kurangnya informasi mendasar tentang susunan zat aktif menyebabkan masih banyak kaum ibu memilih obat tanpa resep hanya berdasarkan merek obat yang tersedia di pasaran Marlinda, 2003. Menyadari begitu pentingnya informasi zat aktif bagi konsumen, sangat disayangkan apabila Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI tahun 1994 hanya mewajibkan pencantuman informasi zat aktif obat pada iklan di media cetak saja. Dari 53 jenis obat tanpa resep yang dievaluasi kerasionalan kelengkapan iklannya, Neo Rheumacyl Neuro ® , Bodrex Migra ® , Paramex ® , Neo Ultracap ® , Neosanmag Fast ® , Laserin ® , Procold ® , Sanaflu ® dan Sanaflu Forte ® , Mixagrip Flu Batuk ® , Canesten ® , serta Creobic ® sudah mencantumkan informasi zat aktif dalam iklannya di media televisi . Nama dagang perlu dicantumkan dalam iklan obat tanpa resep, agar konsumen dapat mengingat dengan baik produk obat tanpa resep yang diiklankan. Beberapa jenis obat dapat mempunyai komposisi zat aktif yang sama, karena itu lebih mudah bagi masyarakat untuk mengingat nama dagang daripada mengingat nama obat yang dikandungnya apalagi bila dalam sebuah obat tanpa resep terkandung beberapa macam obat sekaligus. Nama dagang sebuah obat tanpa resep biasanya langsung dapat mengingatkan konsumen tentang indikasi atau khasiat obat, oleh sebab itu banyak masyarakat yang membeli obat tanpa resep hanya berdasarkan nama dagang merek obatnya saja. Semua iklan obat tanpa resep dalam penelitian ini mencantumkan informasi nama dagang. Indikasi atau petunjuk kegunaan obat secara spesifik dalam pengobatan penyakit merupakan informasi yang selalu dicantumkan dalam iklan obat tanpa resep. Indikasi perlu disampaikan agar konsumen dapat memilih obat yang tepat untuk mengatasi gangguan kesehatannya, sehingga dapat tercapai tujuan pengobatan yang diharapkan. Konsumen harus mencermati indikasi yang disampaikan iklan-iklan obat tanpa resep di televisi untuk menghindari penggunaan obat di luar indikasinya, karena dapat menimbulkan keracunan pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI pengguna obat dan menyebabkan kegagalan terapi. Penggunaan obat di luar indikasinya dapat berupa kesalahan dalam penggunaan maupun penyalahgunaan obat. Penggunaan yang salah suatu jenis obat masih sering dilakukan oleh masyarakat misalnya menggunakan jenis obat tertentu untuk dimanfaatkan efek sampingnya bukan sesuai indikasinya, padahal perilaku seperti ini keliru dan dapat membahayakan kesehatan. Sebagai contoh adalah menggunakan obat batuk yang berdasarkan pengalamannya dapat menyebabkan mengantuk, kemudian selanjutnya digunakan untuk membantu memudahkan tidur. Kontraindikasi merupakan petunjuk penggunaan obat yang tidak diperbolehkan karena berlawanan dengan kondisi tubuh pemakai Anief, 1995. Kontraindikasi juga penting disampaikan dalam iklan obat tanpa resep, karena dalam kondisi tertentu yang dialami seorang pengguna obat, penggunaan obat- obat tertentu untuk menyembuhkan suatu penyakit ternyata justru dapat membahayakan atau memperparah kondisinya, sehingga dengan mengetahui kontraindikasi konsumen dapat menghindari resiko tersebut. Sebagai contoh adalah penggunaan obat tanpa resep yang mengandung parasetamol pada seseorang yang memiliki gangguan fungsi hepar maka akan memperparah kondisi heparnya. Dalam penelitian ini, tidak terdapat iklan obat tanpa resep yang mencantumkan informasi kontraindikasi. Durasi tayang iklan obat tanpa resep di televisi yang begitu singkat menjadi faktor penyebab sulitnya menginformasikan kontraindikasi. Faktor lain yang mungkin menyebabkan tidak dicantumkannya kontraindikasi adalah adanya kekhawatiran produsen akan munculnya ketakutan masyarakat secara berlebihan untuk mengkonsumsi suatu obat tanpa resep bila PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI