Produsen Televisi C Televisi D

ditayangkan semuanya. Hal ini membuat peran iklan sebagai sarana atau sumber informasi obat tanpa resep bagi masyarakat menjadi tidak efektif. Hasil sebuah penelitian menunjukkan bahwa 20,78 responden mengakui bahwa kelengkapan informasilah yang membuat iklan obat televisi menjadi menarik Primantana, 2001. Iklan dianggap merupakan sarana informasi awal untuk memilih suatu produk obat. Informasi awal yang dirasakan lengkap akan menarik konsumen untuk menggunakan obat tanpa resep yang diiklankan. Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat tanpa resep dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan Kriteria Etik Promosi Obat-WHO 1988 dan Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994. Iklan obat tanpa resep dinilai rasional bila terdapat semua informasi yang harus dicantumkan, dan tidak rasional bila ada salah satu informasi yang tidak dicantumkan. Menurut Kriteria Etik Promosi Obat–WHO 1988, iklan obat yang ditujukan kepada masyarakat awam harus mencantumkan informasi zat aktif, nama dagang, indikasi, peringatan-perhatian, kontraindikasi, serta nama dan alamat industri farmasi. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994, iklan obat di media televisi harus mencantumkan indikasi, informasi keamanan obat, nama dagang, dan nama industri farmasi. Dijabarkan lebih lanjut bahwa informasi obat harus lengkap, yaitu harus mencantumkan tidak hanya informasi tentang khasiat obat, tetapi juga memberikan informasi tentang hal-hal yang harus diperhatikan, misalnya adanya kontraindikasi dan efek samping. Iklan obat juga harus mencantumkan spot peringatan perhatian BACA ATURAN PAKAI. JIKA SAKIT BERLANJUT, HUBUNGI DOKTER. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994, salah satunya hanya disebutkan bahwa iklan obat harus mencantumkan informasi keamanan obat. Tidak terdapat definisi yang jelas mengenai klasifikasi informasi yang harus dicantumkan sebagai informasi keamanan obat. Pada umumnya, informasi keamanan obat meliputi peringatan-perhatian, kontraindikasi, dan efek samping. Dalam penelitian ini, informasi keamanan obat diasumsikan hanya meliputi peringatan-perhatian dan efek samping. Iklan obat tanpa resep dalam penelitian ini sudah dinilai rasional meskipun tidak mencantumkan kontraindikasi, dengan pertimbangan durasi tayang iklan obat di televisi yang relatif singkat memang kurang memungkinkan untuk dapat mencantumkan semua informasi. Dengan demikian, iklan obat tanpa resep dinilai rasional menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 bila mencantumkan indikasi, peringatan-perhatian, efek samping, nama dagang, dan nama industri farmasi. Hasil evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat tanpa resep berdasarkan Kriteria Etik Promosi Obat-WHO 1988 maupun berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994, disajikan untuk setiap kelas terapi pada Tabel VII–XVIII. Tabel VII. Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat analgesik nyeri otot dan tulang tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi

A, B, C, D selama dua minggu periode Juli 2006 Kerasionalan

No. Jenis Obat Kelengkapan Informasi Iklan WHO 1988 Kep.Men.Kes No. 386 1994 1. Neo Rheumacyl nama dagang, indikasi, peringatan- perhatian tidak rasional tidak rasional 2. Neo Rheumacyl Neuro zat aktif, nama dagang, indikasi, peringatan-perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional 3. Oskadon SP nama dagang, indikasi, peringatan- perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional Data pada Tabel VII menunjukkan bahwa kelengkapan informasi iklan obat analgesik nyeri otot dan tulang tanpa resep dinilai tidak rasional berdasarkan kedua kriteria iklan, sehingga tidak banyak memberikan informasi kepada masyarakat. Iklan Neo Rheumacyl Neuro ® lebih lengkap informasinya dibandingkan Neo Rheumacyl ® dan Oskadon SP ® . Tabel VIII. Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat analgesik sakit kepala, demam tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu periode Juli 2006 Kerasionalan No. Jenis Obat Kelengkapan Informasi Iklan WHO 1988 Kep.Men.Kes No. 3861994 1. Biogesic Anak nama dagang, indikasi, peringatan- perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional 2. Bodrex nama dagang, indikasi, peringatan- perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional 3. Bodrex Migra zat aktif, nama dagang, indikasi, peringatan-perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional 4. Bodrexin nama dagang, indikasi, peringatan- perhatian, nama industri farmasi, efek samping tidak rasional rasional 5. Contrexyn nama dagang, indikasi, peringatan- perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional 6. Inzana nama dagang, indikasi, peringatan- perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional 7. Neuralgin nama dagang, indikasi, peringatan- perhatian tidak rasional tidak rasional 8. Obat Sakit Kepala Cap 19 nama dagang, indikasi, peringatan- perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional 9. Oskadon nama dagang, indikasi, peringatan- perhatian, nama industri farmasi, efek samping tidak rasional rasional 10. Panadol Extra nama dagang, indikasi, peringatan- perhatian tidak rasional tidak rasional 11. Paramex zat aktif, nama dagang, indikasi, peringatan-perhatian, nama industri farmasi, efek samping tidak rasional rasional 12. Poldan Mig nama dagang, indikasi, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional 13. Saridon nama dagang, indikasi, peringatan- perhatian, nama industri farmasi tidak rasional tidak rasional Semua iklan obat tanpa resep kelompok obat analgesik sakit kepala, demam tanpa resep dinilai tidak rasional kelengkapan informasi iklannya menurut Kriteria Etik Promosi Obat-WHO 1988, tetapi berdasarkan Keputusan