Evaluasi Kerasionalan Klaim Indikasi Iklan Obat Tanpa Resep

digunakan sebagai pengganti makanan, dan bukan merupakan sumber energi atau pemelihara kebugaran. Tabel XXIII. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat gizi dan darah tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu periode Juli 2006 No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif Klaim Indikasi dan Kerasionalan 1. Fatigon: vitamin E 30 I.U. sebagai antioksidan bekerja mempertahankan kesehatan tubuh secara umum; vitamin B1 100 mg, vitamin B6 50 mg, vitamin B12 100 mcg mempertahankan kesehatan sistem susunan saraf dengan kerja khusus vitamin B1 membantu melepaskan energi dari makanan, vitamin B6 membantu melepaskan energi dari makanan dan membantu pembentukan sel darah merah, vitamin B12 membantu pembentukan sel darah merah; kalium-1-aspartat 100 mg sebagai mineral bekerja mempertahankan keseimbangan garam dan air juga kesehatan fungsi saraf dan otot; magnesium-1-aspartat 100 mg sebagai mineral bekerja mengaktivasi banyak sistem enzim dan kofaktor penting pada fosforilasi oksidatif, pengaturan suhu tubuh, kontraktilitas otot dan kepekaan saraf menghilangkan rasa lelah, letih, dan lesu x 2. Neo Ultracap: vitamin B1100 mg, vitamin B6 100 mg, vitamin B12 200 mcg mempertahankan kesehatan sistem susunan saraf dengan kerja khusus lain vitamin B1 membantu melepaskan energi dari makanan, vitamin B6 membantu melepaskan energi dari makanan dan membantu pembentukan sel darah merah, vitamin B12 membantu pembentukan sel darah merah; kofein 50 mg bekerja meningkatkan kemampuan psikis dengan merangsang kerja susunan saraf pusat mengatasi letih, lesu, capek, pegal- pegal x 3. Vitamin IPI A: vitamin A asetat 6000 I.U. bekerja untuk pertumbuhan, pemeliharaan jari-jari epitel, pemeliharaan kesehatan mata, pertumbuhan normal tulang dan gigi, untuk pencegahan kasus kekurangan protein menyehatkan badan x 4. Vitamin IPI B complex: vitamin B1 2 mg, vitamin B6 2 mg, dan nikotinamida atau vitamin B3 20 mg mempertahankan kesehatan sistem susunan saraf dengan kerja khusus lain vitamin B1 membantu melepaskan energi dari makanan, vitamin B6 membantu melepaskan energi dari makanan dan membantu pembentukan sel darah merah, nikotinamida membantu pelepasan energi makanan; vitamin B2 2 mg berperan dalam metabolisme asam amino; kalsium pantotenat atau vitamin B5 10 mg bekerja membantu pelepasan energi dari makanan menyehatkan badan x 5. Vitamin IPI B1: vitamin B125 mg bekerja sebagai koenzim pada metabolisme karbohidrat dengan membantu melepaskan energi dari makanan, dan penting untuk fungsi saraf menyehatkan badan x 6. Vitamin IPI B12: vitamin B12 50 mcg bekerja membantu pembentukan sel darah merah dan mempertahankan kesehatan sistem susunan saraf menyehatkan badan x 7. Vitamin IPI C: vitamin C 50 mg bekerja dalam pembentukan zat pengikat dalam tulang dan tulang rawan, sekitar pembuluh darah kapiler dan kolagen yang sangat diperlukan bagi jaringan menyehatkan badan x Keterangan: 9 = rasional, x= tidak rasional Fatigon ® dan Neo Ultracap ® yang terdiri dari multivitamin dan mineral tidak rasional klaim indikasi iklannya, demikian juga iklan Vitamin IPI ® lihat Tabel XXIII . Klaim indikasi semua iklan obat gizi dan darah tanpa resep dalam penelitian ini dinilai tidak rasional, karena tidak satu pun indikasi iklan yang menyatakan bahwa vitamin dan mineral tambahan selain dari makanan yang dikonsumsi sehari-hari hanya digunakan pada saat kebutuhan vitamin dan mineral tubuh meningkat kondisi defisiensi spesifik, dan hanya bersifat membantu mempertahankan fungsi metabolisme tubuh yang normal saja. Apabila kebutuhan vitamin dan mineral tubuh sudah terpenuhi dengan makan makanan bergizi seimbang, maka tambahan vitamin dan mineral yang bukan berasal dari makanan sudah tidak diperlukan lagi. Bagaimanapun juga konsumsi berlebihan vitamin dan mineral dapat menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi tubuh pemakai. Hasil evaluasi ini menunjukkan iklan obat gizi dan darah tanpa resep ini masih banyak yang memberikan indikasi berlebihan yang dapat menyesatkan, sehingga seharusnya tidak dipercaya begitu saja oleh masyarakat pengguna obat. Dari Tabel XXIV diketahui klaim indikasi iklan Neo Entrostop ® dinilai rasional karena indikasi yang disebutkan sesuai dan tidak berlebihan dengan mekanisme kerja zat aktif. Tidak terdapat batasan indikasi untuk iklan obat diare dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994. Antasida dalam iklan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 hanya diindikasikan “untuk mengatasi gejala sakit maag seperti: perih, kembung, mual”. Klaim indikasi iklan Mylanta ® dan Neosanmag Fast ® sebagai obat-obat yang mengandung antasida, dinilai rasional ditinjau dari kedua kriteria sekaligus lihat Tabel XXV . Klaim indikasi iklan obat saluran cerna diare maupun maag tanpa resep yang didapatkan dalam penelitian ini sudah dapat dipercaya dan dijadikan acuan untuk pertimbangan pemilihan obat di kalangan masyarakat. Tabel XXIV. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat saluran cerna diare tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu periode Juli 2006 No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif Klaim Indikasi dan Kerasionalan 1. Neo Entrostop: atapulgit 650 mg dan pektin 50 mg mengatasi diare melalui kerja atapulgit sebagai adsorben yaitu menyerap bakteri, toksin, dan gas; juga kerja pektin mengeliminasi bakteri toksin untuk diare yang tak bisa berhenti 9 Keterangan: 9 = rasional, x= tidak rasional Tabel XXV. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat saluran cerna maag tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu periode Juli 2006 No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif Klaim Indikasi dan Kerasionalan 1. Mylanta: aluminium hidroksida 200 mg dan magnesium hidroksida 200 mg sebagai antasida bekerjasama menetralkan asam lambung berlebih dengan melapisi selaput lendir lambung untuk mengurangi gejala-gejala yang ditimbulkan kelebihan asam lambung, tukak lambung, gastritis, tukak usus dua belas jari, seperti mual, nyeri lambung, nyeri ulu hati dan perasaan penuh atau kembung pada lambung; simetikon 20 mg ditambahkan sebagai antibuih untuk meringankan kembung flatulen juga sebagai adsorben yang menyerap bakteri, toksin, dan gas untuk gejala maag: perih dan mual 9 2. Neosanmag Fast: famotidin 10 mg sebagai antitukak mengatasi tukak lambung dengan mengurangi sekresi asam lambung melalui kerja sebagai antagonis reseptor H 2, kalsium karbonat 800 mg dan magnesium hidroksida 165 mg sebagai antasida bekerjasama menetralkan asam lambung berlebih dengan melapisi selaput lendir lambung obat maag: menetralkan asam lambung dan mengurangi asam lambung 9 Keterangan: 9 = rasional, x= tidak rasional Iklan Asthma Soho ® dan Neo Napacin ® dinyatakan rasional klaim indikasinya berdasarkan mekanisme kerja zat aktif dan batasan indikasi iklan obat asma dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 yang dinyatakan “untuk meringankan gejala sesak nafas karena asma” lihat Tabel XXVI . Dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI demikian klaim indikasi iklan obat saluran nafas asma tanpa resep di televisi dapat dipercaya oleh konsumen karena tidak berlebihan dan tidak menyesatkan. Tabel XXVI. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat saluran nafas asma tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu periode Juli 2006 No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif Klaim Indikasi dan Kerasionalan 1. Asthma Soho, Neo Napacin: efedrin hidroklorida 12,5 mg, 25 mg dan teofilin 125 mg, 130 mg sebagai antiasma bekerjasama meringankan dan mengatasi serangan asma bronkhial dengan merelaksasi otot polos pada bronkhus bekerja sebagai bronkhodilator Asthma Soho: untuk sesak nafas ringan karena asma 9 Neo Napacin: untuk sesak nafas akibat asma 9 Keterangan: 9 = rasional, x= tidak rasional Batasan indikasi yang boleh disampaikan dalam iklan menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 untuk obat batuk antitusif yaitu “untuk meredakan batuk yang tidak berdahak”, obat batuk ekspektoran “untuk meredakan batuk yang berdahak”, dan obat batuk kombinasi antitusif, ekspektoran, antihistamin “untuk meredakan batuk berdahak yang disertai pilek”. Ditinjau dari aturan tersebut juga sesuai dengan mekanisme kerja zat aktif, klaim indikasi iklan Woods Antitusif ® dan Woods Ekspektoran ® dinilai rasional, sedangkan iklan Komix G ® , Laserin ® , Vicks Formula 44 ® dinilai tidak rasional karena klaim indikasi yang disajikan kurang lengkap dan tidak spesifik lihat Tabel XXVII . Indikasi obat saluran nafas batuk tanpa resep dalam iklan hendaknya disampaikan cukup spesifik sehingga memudahkan konsumen dalam mengaitkannya dengan gejala sakit yang dirasakan. Merupakan tindakan yang tidak rasional jika misalnya batuk berdahak diberi obat yang mengandung antitusif yang berkhasiat menekan batuk karena hal itu justru bisa menghambat pengeluaran dahak. Iklan Komix G ® seharusnya menyatakan “untuk meredakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI batuk berdahak yang disertai pilek” karena mengandung kombinasi antitusif, ekspektoran, dan antihistamin. Tabel XXVII. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat saluran nafas batuk tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu periode Juli 2006 No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif Klaim Indikasi dan Kerasionalan 1. Komix G, tiap 7 ml: gliseril guaiakolat 100 mg bekerja sebagai ekspektoran yaitu meredakan batuk berdahak dengan mengencerkan dan mempermudah pengeluaran dahak, dekstrometorfan hidrobromida 15 mg sebagai antitusif meredakan batuk tidak berdahak kering dengan bekerja sentral pada susunan saraf pusat menekan pusat batuk dan menaikkan ambang rangsang batuk, klorfeniramin maleat 2 mg sebagai antihistamin bekerja meredakan gejala-gejala alergi seperti gatal tenggorokan dengan menghambat interaksi histamin dengan reseptor H 1 sehingga sesuai untuk mengatasi batuk karena alergi untuk mengeluarkan dahak x 2. Laserin, tiap 5 ml: obat dari bahan alam yang meliputi herba Euphorbia hirta 0,15 g, rhizoma Zingiber officinale 6 g, fruktus cardamom 0,15 g, caryophyllum 0,6 g, folium Piper betle 1,8 g, folium Abrus precatorius 0,3 g, folium Mentha arvensis 0,15 g, folium Hibiscus rosa-sinensis 0,15 g, oleum Mentha piperita 0,015 ml, dan succus liquiritiae 0,015 g; secara keseluruhan bekerja dengan efek ekspektoran efek yang paling dominan, antitusif, karminatif, dan dekongestan yang bekerja mengatasi batuk berdahak dengan merangsang pengeluaran dahak dari saluran nafas juga mengatasi batuk tidak berdahak kering dengan menekan pusat batuk dan menaikkan ambang rangsang batuk, sesuai juga untuk batuk yang disertai masuk angin karena mempunyai efek karminatif, serta bekerja melegakan obstruksi penyumbatan jalan nafas untuk batuk x 3. Vicks Formula 44: dekstrometorfan hidrobromida 5 mg sebagai antitusif meredakan batuk tidak berdahak kering dengan bekerja sentral pada susunan saraf pusat menekan pusat batuk dan menaikkan ambang rangsang batuk, doksilamin suksinat 3 mg sebagai antihistamin mengatasi batuk karena alergi dengan meniadakan secara kompetitif kerja histamin pada reseptornya disertai efek samping sedasi-hipnotik seperti menenangkan, menyebabkan dan mempermudah tidur meredakan batuk dan membantu istirahat x 4. Woods Antitusif, tiap 5 ml: dekstrometorfan hidrobromida 7,5 mg dan difenhidramin hidroklorida 12,5 mg sebagai kombinasi antitusif meredakan batuk tidak berdahak kering dengan bekerja sentral pada susunan saraf pusat menekan pusat batuk dan menaikkan ambang rangsang batuk, difenhidramin hidroklorida dengan efek antihistamin bekerja sebagai antagonis reseptor H 1 sehingga sesuai untuk batuk karena alergi untuk batuk tidak berdahak 9 5. Woods Ekspektoran, tiap 5 ml: bromheksin hidroklorida 4 mg dan gliseril guaiakolat 100 mg sebagai ekspektoran bekerjasama meredakan batuk berdahak dengan mengencerkan lendir saluran nafas dahak sehingga mempermudah ekspektorasi pengeluaran dahak dari saluran nafas untuk batuk berdahak 9 Keterangan: 9 = rasional, x= tidak rasional Dari tabel di bawah diketahui bahwa untuk iklan obat saluran nafas batuk, pilek tanpa resep, hanya iklan Actifed Ekspektoran ® yang dinilai rasional klaim indikasinya. Iklan Anakonidin ® dinilai tidak rasional karena kurang jelas indikasinya, seharusnya menyatakan “untuk meredakan batuk berdahak yang disertai pilek pada anak”. Iklan OBH Combi Batuk Pilek ® tidak rasional karena tidak disebutkan dengan jelas jenis batuknya, yaitu untuk batuk berdahak. Iklan Actifed Ekspektoran ® yang dapat dibuktikan kebenaran klaim indikasinya, seharusnya mendapatkan kepercayaan lebih tinggi dari masyarakat. Tabel XXVIII. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat saluran nafas batuk, pilek tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu periode Juli 2006 No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif Klaim Indikasi dan Kerasionalan 1. Actifed Ekspektoran, tiap 5 ml: triprolidin hidroklorida 1,25 mg sebagai antihistamin meredakan gejala gangguan saluran nafas bagian atas misalnya pilek dengan bekerja sebagai antagonis kompetitif reseptor histamin H 1 , pseudoefedrin hidroklorida 30 mg sebagai dekongestan hidung mengurangi hidung tersumbat dengan menyebabkan vasokonstriksi penyempitan pembuluh darah hidung, gliseril guaiakolat 100 mg sebagai ekspektoran meredakan batuk berdahak dengan mengencerkan dahak sehingga mempermudah pengeluaran dahak dari saluran nafas solusi yang dipercaya untuk pilek dan batuk berdahak keluarga 9 2. Anakonidin: dekstrometorfan hidrobromida 5 mg sebagai antitusif meredakan batuk kering dengan bekerja sentral pada susunan saraf pusat menekan pusat batuk dan menaikkan ambang rangsang batuk, gliseril guaiakolat 25 mg sebagai ekspektoran meredakan batuk berdahak dengan mengencerkan dahak sehingga mempermudah pengeluaran dahak dari saluran nafas, pseudoefedrin hidroklorida 7,5 mg sebagai dekongestan hidung mengurangi hidung tersumbat dengan menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah hidung, klorfeniramin maleat 0,5 mg sebagai antihistamin meredakan gejala-gejala alergi antara lain pada hidung, tenggorokan seperti gatal tenggorokan dengan menghambat interaksi histamin dan reseptor H 1 meredakan batuk, tenggorokan gatal, dan hidung tersumbat pada anak x 3. OBH Combi Batuk Pilek, tiap 7 ml: succus liquiritiae 167 mg dan amonium klorida 50 mg bekerja sebagai ekspektoran yaitu meredakan batuk berdahak dengan mengencerkan dan mempermudah pengeluaran dahak dari saluran nafas, efedrin hidroklorida 4 mg sebagai dekongestan hidung mengatasi obstruksi jalan nafas seperti pilek, klorfeniramin maleat 2 mg sebagai antihistamin meredakan gejala-gejala alergi antara lain pada hidung, tenggorokan seperti pilek dengan menghambat interaksi histamin dan reseptor H 1 efektif meredakan batuk dan pilek sekaligus x Keterangan: 9 = rasional, x= tidak rasional Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 mengatur indikasi obat flu yang boleh disebutkan dalam iklan yaitu “untuk meredakan gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan pilek”. Kerasionalan klaim indikasi iklan obat saluran nafas flu tanpa resep berdasarkan aturan tersebut dan mekanisme kerja zat aktifnya disajikan dalam tabel berikut ini: Tabel XXIX. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat saluran nafas flu tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu periode Juli 2006 No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif Klaim Indikasi dan Kerasionalan 1. Decolgen, Ultraflu: parasetamol 400 mg, 600 mg sebagai analgesik-antipiretik meredakan nyeri ringan sampai sedang misalnya sakit kepala dengan menghambat produksi senyawa penyebab nyeri dan meningkatkan ambang rasa nyeri juga menurunkan demam melalui kerjanya pada pusat pengatur suhu di hipotalamus, fenilpropanolamin hidroklorida 12,5 mg, 15 mg sebagai dekongestan hidung mengurangi hidung tersumbat melalui vasokonstriksi penyempitan pembuluh darah hidung, klorfeniramin maleat 1mg, 2 mg sebagai antihistamin meredakan gejala-gejala alergi misalnya pada hidung, tenggorokan seperti bersin dengan menghambat interaksi histamin dan reseptor H 1 Decolgen: hajar flu dengan tiga aksi jitu: pereda bersin, pereda hidung mampet, pereda sakit kepala x Ultraflu: meredakan flu 9 2. Inza, Procold: parasetamol sama 500 mg berefek analgesik-antipiretik yaitu meredakan nyeri ringan sampai sedang misalnya sakit kepala dengan menghambat produksi senyawa penyebab nyeri dan meningkatkan ambang rasa nyeri juga menurunkan demam melalui kerjanya pada pusat pengatur suhu di hipotalamus, pseudoefedrin hidroklorida sama 30 mg sebagai dekongestan hidung mengurangi hidung tersumbat melalui vasokonstriksi penyempitan pembuluh darah hidung, klorfeniramin maleat 1 mg, 2 mg bekerja sebagai antihistamin meredakan gejala- gejala alergi misalnya pada hidung, tenggorokan seperti bersin dengan menghambat interaksi histamin dan reseptor H 1 Inza: untuk flu: bersin-bersin 9 Procold: untuk flu: atasi hidung tersumbat 9 3. Sanaflu, Sanaflu Forte: parasetamol 500 mg, 650 mg sebagai analgesik-antipiretik meredakan nyeri ringan sampai sedang misalnya sakit kepala dengan menghambat produksi senyawa penyebab nyeri dan meningkatkan ambang rasa nyeri juga menurunkan demam melalui kerjanya pada pusat pengatur suhu di hipotalamus, fenilpropanolamin hidroklorida sama 15 mg sebagai dekongestan hidung mengurangi hidung tersumbat dengan menyebabkan vasokonstriksi penyempitan pembuluh darah hidung Sanaflu: efektif meredakan gejala flu: sakit kepala, demam, bersin-bersin, hidung tersumbat x Sanaflu Forte : sama dengan Sanaflu x Keterangan: 9 = rasional, x= tidak rasional Klaim indikasi iklan obat saluran nafas flu yang meliputi Ultraflu ® , Inza ® , dan Procold ® dinilai rasional karena pernyataannya tidak berlebihan, dan tetap dinilai rasional meskipun gejala-gejala flu yang dapat diredakan tidak disebutkan semua hanya sebagian karena klaim indikasi iklan tidak menyebutkan jumlah efek kerja obat seperti pada iklan Decolgen ® . Klaim indikasi iklan Decolgen ® , Sanaflu ® dan Sanaflu Forte ® dinilai tidak rasional. Iklan Decolgen ® tidak rasional karena pernyataan “hajar flu dengan tiga aksi jitu” dalam klaim indikasi, yaitu kata “hajar” membuat obat terlihat begitu hebat padahal yang sebenarnya hanya meredakan gejala, dan jumlah “tiga” untuk aksi obat juga tidak tepat karena selain yang disebutkan obat juga berefek sebagai pereda demam. Iklan Sanaflu ® dan Sanaflu Forte ® tidak rasional klaim indikasinya hanya karena menyatakan “bersin-bersin” sebagai salah satu gejala flu yang dapat diredakan, padahal kenyataanya Sanaflu ® dan Sanaflu Forte ® tidak mengandung antihistamin yang dapat digunakan untuk meredakan bersin-bersin. Semua iklan obat saluran nafas flu, batuk tanpa resep dalam penelitian ini dinilai tidak rasional klaim indikasinya lihat Tabel XXX . Hal ini disebabkan klaim indikasi iklan tidak menyebutkan dengan jelas jenis batuk yang bisa diredakan dengan obat yang diiklankan, padahal obat-obat tanpa resep kelompok ini mengandung obat batuk yang berbeda yaitu ada yang ekspektoran pengencer dahak, dan ada yang antitusif penekan batuk. Tidak jelasnya klaim indikasi iklan tentang jenis batuk sangat merugikan pemirsa pengguna obat, karena dapat terjadi kesalahan dalam penggunaan yang mengakibatkan kegagalan pengobatan, padahal sudah mengeluarkan biaya. Tabel XXX. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat saluran nafas flu, batuk tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu periode Juli 2006 No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif Klaim Indikasi dan Kerasionalan 1. Bodrex Flu Batuk: parasetamol 500 mg sebagai analgesik-antipiretik meredakan nyeri ringan sampai sedang misalnya sakit kepala dengan menghambat produksi senyawa penyebab nyeri dan meningkatkan ambang rasa nyeri juga menurunkan demam melalui kerjanya pada pusat pengatur suhu di hipotalamus, fenilpropanolamin hidroklorida 15 mg sebagai dekongestan hidung mengurangi hidung tersumbat melalui vasokonstriksipenyempitan pembuluh darah hidung, dekstrometorfan hidrobromida 10 mg sebagai antitusif meredakan batuk dengan menekan pusat batuk dan menaikkan ambang rangsang batuk untuk flu dan batuk x 2. Bodrexin Flu Batuk, tiap 5 ml: parasetamol 80 mg sebagai analgesik-antipiretik meredakan nyeri ringan sampai sedang misalnya sakit kepala dengan menghambat produksi senyawa penyebab nyeri dan meningkatkan ambang rasa nyeri juga menurunkan demam melalui kerjanya pada pusat pengatur suhu di hipotalamus, klorfeniramin maleat 0,4 mg meredakan gejala-gejala alergi misalnya pada hidung, tenggorokan seperti menghilangkan bersin, gatal pada hidung dan tenggorokan dengan bekerja sebagai antihistamin penghambat reseptor H 1 AH 1 , fenilpropanolamin hidroklorida 2 mg sebagai dekongestan hidung mengurangi hidung tersumbat dengan menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah hidung, gliseril guaiakolat 20 mg dan sodium sitrat 60 mg sebagai ekspektoran bekerja meredakan batuk berdahak dengan mengencerkan dahak meredakan flu dan batuk anak x 3. Mixagrip Flu Batuk: parasetamol 500 mg sebagai analgesik-antipiretik meredakan nyeri ringan sampai sedang misalnya sakit kepala dengan menghambat produksi senyawa penyebab nyeri dan meningkatkan ambang rasa nyeri juga menurunkan demam melalui kerjanya pada pusat pengatur suhu di hipotalamus, dekstrometorfan hidrobromida 10 mg sebagai antitusif meredakan batuk dengan menekan pusat batuk dan menaikkan ambang rangsang batuk, pseudoefedrin hidroklorida sebagai dekongestan hidung 30 mg mengurangi hidung tersumbat dengan menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah hidung efektif redakan flu dan batuk sekaligus x 4. OBH Tropica Plus, tiap 5 ml: kombinasi succus glycyrrhizae 166,70 mg, amonium klorida 50,00 mg, dan minyak anis 4,00 mg sebagai ekspektoran meredakan batuk berdahak dengan mengencerkan dahak; parasetamol 133,30 mg sebagai analgesik- antipiretik meredakan nyeri ringan sampai sedang misalnya sakit kepala dengan menghambat produksi senyawa penyebab nyeri dan meningkatkan ambang rasa nyeri juga menurunkan demam melalui kerjanya pada pusat pengatur suhu di hipotalamus, efedrin hidroklorida 2,67 mg sebagai dekongestan hidung mengatasi obstruksi jalan nafas seperti pilek, klorfeniramin maleat 0,67 mg sebagai antihistamin meredakan gejala- gejala alergi misalnya pada hidung, tenggorokan dengan menghambat interaksi histamin dan reseptornya untuk batuk, flu, demam x 5. Paramex Flu Batuk: parasetamol 250 mg dan propifenazon 150 mg sebagai analgesik- antipiretik menguatkan efek meredakan nyeri dengan menghambat produksi senyawa penyebab nyeri dan meningkatkan ambang rasa nyeri juga menurunkan demam melalui kerjanya pada pusat pengatur suhu di hipotalamus, pseudoefedrin hidroklorida 30 mg sebagai dekongestan hidung mengurangi hidung tersumbat melalui vasokonstriksi pembuluh darah hidung, dekstrometorfan hidrobromida 15 mg sebagai antitusif meredakan batuk dengan menekan pusat batuk dan menaikkan ambang rangsang batuk meredakan flu dan batuk sekaligus x Keterangan: 9 = rasional, x= tidak rasional Tabel XXXI. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat topikal kulit infeksi jamur tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu periode Juli 2006 No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif Klaim Indikasi dan Kerasionalan 1. Canesten, Fungiderm, Neo Ultrasiline: klotrimazol 1 bb sebagai obat antijamur dengan efek fungisida membunuh jamur bekerja mengatasi infeksi jamur pada kulit misalnya panu, kadas, kurap, jamur pada sela-sela jari kaki dengan menghambat sintesis ergosterol yang menyebabkan permeabilitas sel jamur meningkat, atau dengan menghancurkan dinding sel jamur tersebut Canesten: atasi gatal jamur, cabut jamur sampai ke akar x Fungiderm: untuk gatal jamur : kurap, kadas, panu, kutu air 9 Neo Ultrasiline: efektif untuk panu dan kutu air 9 2. Creobic: tolnaftat 1 bb sebagai obat antijamur mengatasi infeksi jamur pada kulit dengan efek fungisida membunuh jamur, mekanisme kerja belum diketahui pasti untuk panu, kadas, kutu air 9 Keterangan: 9 = rasional, x= tidak rasional Indikasi obat kulit topikal dalam iklan menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 adalah “untuk mengatasi infeksi karena jamur“. Creobic ® , Fungiderm ® , dan Neo Ultrasiline ® merupakan iklan obat topikal kulit infeksi jamur tanpa resep yang dinilai rasional klaim indikasinya. Iklan Canesten ® dengan klaim indikasi “cabut jamur sampai ke akar” disertai ilustrasi gambar yang mendukung pernyataan tersebut, dinilai tidak rasional karena obat ini tidak bekerja dengan mencabut bagian akar dari jamur apalagi jamur tidak dibedakan atas bagian akar, batang, dan daun. Mekanisme kerja klotrimazol sebagai zat aktif obat Canesten ® adalah menghancurkan dinding sel jamur. Klaim indikasi Canesten ® yang berlebihan dan cenderung mengelabui pemirsa tentunya sangat merugikan masyarakat terutama kaum ibu. Iklan obat tetes mata hanya boleh diindikasikan “untuk meredakan iritasi mata yang ringan”, menurut Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994. Hasil evaluasi kerasionalan klaim indikasi mengacu pada aturan tersebut dan mekanisme kerja zat aktifnya menyatakan kedua iklan obat topikal mata tanpa resep pada penelitian ini rasional lihat Tabel XXXII . Dengan demikian, iklan Insto ® dan Visine ® di televisi sudah dapat dipercayai klaim indikasinya oleh kaum ibu dan masyarakat luas. Tabel XXXII. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat topikal mata tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu periode Juli 2006 No. Jenis Obat dan Mekanisme Kerja Zat Aktif Klaim Indikasi dan Kerasionalan 1. Insto: tetrahidrozolin hidroklorida 0,05 bv mengatasi mata berair, mengurangi mata merah karena iritasi ringan pada mata seperti yang disebabkan oleh alergi, debu, asap rokok, angin, berenang dan iritasi lainnya, dengan menyebabkan vasokonstriksi lokal pada mata; benzalkonium klorida 0,01 bv bekerja sebagai antiseptik meredakan mata merah karena iritasi ringan 9 2. Visine: tetrahidrozolin hidroklorida 0,05 bv mengatasi mata berair, mengurangi mata merah karena iritasi ringan pada mata seperti yang disebabkan oleh alergi, debu, asap rokok, angin, berenang dan iritasi lainnya, dengan menyebabkan vasokonstriksi lokal pada mata solusi mata merah karena iritasi ringan 9 Keterangan: 9 = rasional, x= tidak rasional Pernyataan sebuah obat tanpa resep ditujukan untuk anak-anak dalam klaim indikasi iklan pada umumnya memang benar sesuai diindikasikan untuk anak-anak. Hal ini disebabkan sebelum dipasarkan obat tanpa resep tentunya sudah mengalami evaluasi dan pengujian oleh badan yang berwenang termasuk tentang kesesuaian dosisnya. Sebagai contoh Inzana ® yang mengandung asam asetilsalisilat 80 mg terbukti rasional klaim indikasi iklannya yang menyatakan “untuk anak-anak”, karena memenuhi aturan dosis obat asam asetilsalisilat sebagai penurun panas anak-anak yaitu tidak boleh diberikan lebih dari 3,6 g per hari. Penyampaian indikasi secara umum tidak spesifik atau secara berlebihan tidak sesuai dengan indikasi obat yang sebenarnya berdasarkan mekanisme kerja obat, semuanya itu dapat menyebabkan kegagalan terapi. Hal ini terjadi karena kenyataannya lebih banyak masyarakat khususnya kaum ibu yang masih awam akan pengetahuan bidang obat-obatan. Iklan obat tanpa resep di televisi yang klaim indikasinya dinilai rasional sudah mampu membantu masyarakat dalam proses pemilihan obat, sedangkan yang tidak rasional harus diperbaiki klaim indikasi iklannya agar tidak merugikan masyarakat akibat memberikan informasi yang menyesatkan. Persentase kerasionalan klaim indikasi iklan obat tanpa resep berdasarkan mekanisme kerja zat aktif dan batasan indikasi dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel XXXIII. Persentase kerasionalan klaim indikasi iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di stasiun televisi A, B, C, D selama dua minggu periode Juli 2006 No. Kerasionalan klaim indikasi Jumlah Persentase 1. Rasional 31 58,5 2. Tidak rasional 22 41,5 Total 53 100 Data pada tabel tersebut menunjukkan bahwa secara keseluruhan, lebih banyak iklan obat tanpa resep yang klaim indikasinya rasional daripada yang tidak rasional, tetapi persentase yang tidak rasional masih cukup banyak. Kondisi ini jelas sangat merugikan masyarakat sebagai pemirsa iklan apalagi mereka yang menjadikan indikasi dalam iklan sebagai dasar pemilihan obat tanpa resep, karena klaim indikasi yang tidak rasional menimbulkan banyak terjadinya kesalahan dalam penggunaan obat yang dapat membahayakan kondisi tubuh pemakai. Pemerintah diharapkan dapat lebih ketat dalam mengawasi klaim indikasi yang akan ditampilkan dalam iklan obat tanpa resep khususnya di media televisi, agar pengobatan rasional yang salah satu komponennya adalah ketepatan indikasi, dapat tercapai di kalangan masyarakat kita. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Rangkuman Pembahasan

Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kerasionalan sekaligus mendapatkan gambaran distribusi frekuensi dari iklan obat tanpa resep pada tayangan acara untuk ibu-ibu di empat stasiun televisi swasta nasional Indonesia A, B, C, D selama dua minggu periode Juli 2006. Pada penelitian ini diketahui frekuensi iklan obat tanpa resep dari seluruh jenis iklan yang ditampilkan, yaitu paling tinggi stasiun televisi A 8,4, paling rendah stasiun televisi B 4,4, stasiun televisi C 6, stasiun televisi D 5,2, dan total pada keempat stasiun televisi 6,4. Sinetron pada jam tayang utama khususnya yang ratingnya tinggi terdapat paling banyak iklan obat tanpa resep, oleh karena itu sinetron merupakan jenis acara televisi untuk ibu-ibu yang frekuensi iklan obat tanpa resepnya tertinggi pada masing-masing stasiun televisi dengan frekuensi tertinggi di stasiun televisi A 72,9. Sinetron 64,7 dan infotainment 24,1 yang paling sering ditonton oleh kaum ibu merupakan jenis acara dengan frekuensi iklan obat tanpa resep tertinggi pada keempat stasiun televisi. Iklan obat tanpa resep golongan obat bebas mempunyai frekuensi paling tinggi di stasiun televisi A 25,4, sedangkan untuk golongan obat bebas terbatas di stasiun televisi C 87,1. Frekuensi total dari keempat stasiun televisi menunjukkan obat tanpa resep yang diiklankan jauh lebih banyak dari golongan obat bebas terbatas 78,8 daripada obat bebas 21,2, hal ini menuntut konsumen obat untuk lebih berhati-hati dalam penggunaan obat agar tidak terjadi kesalahan. Obat-obat tanpa resep yang diiklankan pada setiap stasiun televisi meliputi jumlah dan macam kelas terapi yang berbeda. Obat tanpa resep dengan ragam kelas terapi yang paling banyak terdapat di stasiun televisi A yaitu terdiri dari 13 kelas terapi. Obat tanpa resep dengan frekuensi iklan tertinggi pada stasiun televisi A juga B adalah kelas terapi obat analgesik sakit kepala, demam sebesar 25,1 dan 26,4, stasiun televisi C obat saluran nafas batuk sebesar 23,3, dan stasiun televisi D obat saluran nafas flu, batuk sebesar 28,8, karena sakit kepala, demam, batuk, dan flu merupakan penyakit-penyakit ringan yang sering diderita oleh masyarakat. Secara keseluruhan, obat analgesik sakit kepala, demam merupakan obat tanpa resep yang frekuensi iklannya tertinggi 23,6. Jenis obat dan frekuensi iklan-iklan obat tanpa resep berbeda antar stasiun televisi, tergantung tingkat kepercayaan produsen. Jenis obat tanpa resep yang paling banyak terdapat pada stasiun televisi A yaitu terdiri dari 43 jenis obat, karena jangkauan siaran dan pemirsanya lebih luas sehingga lebih dipercaya produsen obat tanpa resep untuk mengiklankan produk-produk mereka. Secara keseluruhan, terdapat 56 jenis obat pada iklan-iklan obat tanpa resep di keempat stasiun televisi, dan yang tertinggi frekuesi iklannya adalah Mixagrip Flu Batuk ® 8,6. Adapun jenis obat dengan frekuensi iklan tertinggi di stasiun televisi A adalah Fatigon ® 6,4, Insto ® 24,4 di stasiun televisi B, Vicks Formula 44 ® 10 di stasiun televisi C, serta Mixagrip Flu Batuk ® 21,8 di stasiun televisi D. Obat tanpa resep pada masing-masing stasiun televisi A, B, C, D lebih banyak ditujukan untuk konsumen dewasa, bahkan di stasiun televisi B dan D tidak terdapat obat tanpa resep yang khusus ditujukan untuk anak-anak. Pada keempat stasiun televisi, obat tanpa resep untuk konsumen dewasa 92,5 jauh lebih besar frekuensi iklannya daripada anak-anak 7,5 karena sebenarnya obat untuk konsumen dewasa juga dapat diberikan untuk anak-anak, tetapi harus diberikan dalam dosis yang sesuai agar tidak menimbulkan keracunan bagi tubuh. Tidak semua produsen mengiklankan produknya di semua stasiun televisi. Stasiun televisi A paling dipercaya oleh para produsen iklan obat tanpa resep sehingga terdapat 16 produsen yang mengiklankan produknya. Konimex tertinggi frekuensi iklan obat tanpa resepnya di stasiun televisi A 21,3 dan C 22,2, Sterling 36,3 di stasiun televisi B, dan Dankos 22,6 di stasiun televisi D. Konimex 16,5, Kalbe Farma 14,4, dan Dankos 12,7 merupakan produsen-produsen obat tanpa resep dalam negeri yang frekuensi iklannya tertinggi di atas 10 pada keempat stasiun televisi, dengan tujuan produknya mendapatkan perhatian lebih tinggi dari pemirsa pengguna obat. Evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat tanpa resep berdasarkan Kriteria Etik Promosi Obat-WHO 1988 dinyatakan rasional bila mencantumkam zat aktif, nama dagang, indikasi, peringatan-perhatian, kontraindikasi, nama juga alamat industri farmasi, dan semua iklan dalam penelitian ini dinilai tidak rasional. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994, evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan obat tanpa resep dinyatakan rasional bila mencantumkan indikasi, peringatan-perhatian, efek samping, nama dagang, juga nama industri farmasi, dan hanya 18,9 yang dinilai rasional sedangkan 81,1 masih tidak rasional. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Dari 53 jenis obat tanpa resep yang dievalusi iklannya, hanya 22,6 yang mencantumkan zat aktif agar konsumen dapat memilih obat yang tepat indikasinya sesuai mekanisme kerja zat aktif. Semuanya sudah mencantumkan informasi nama dagang yang memudahkan konsumen untuk mengingat suatu produk, juga sudah mencantumkan indikasi yang diperlukan konsumen agar dapat memilih obat yang tepat untuk mengatasi gangguan kesehatannya. Tidak satu jenis obat pun mencantumkan kontraindikasi padahal dapat menghindarkan konsumen dari resiko pemakaian obat yang berlawanan dengan kondisi tubuhnya. Sebesar 92,4 mencantumkan peringatan-perhatian agar konsumen membaca aturan pakai sebelum pemakaian obat dan pergi ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat bila setelah pemakaian dalam kurun waktu tertentu tidak menunjukkan peningkatan kondisi tubuh. Sejumlah 88,7 sudah menginformasikan nama industri farmasi tetapi tidak ada yang mencantumkan alamat industri farmasi, padahal informasi ini menunjukkan siapa dan dimana pihak yang bertanggung jawab atas kualitas obat dan kualitas iklan. Hanya 20,8 yang mencantumkan efek samping obat mengenai dapat atau tidaknya menyebabkan kantuk yang perlu disampaikan karena obat-obat yang dapat menyebabkan kantuk tidak boleh dikonsumsi oleh mereka yang sedang menjalankan aktivitas dengan risiko tinggi. Evaluasi kerasionalan klaim indikasi iklan obat tanpa resep dinyatakan rasional bila sudah sesuai dengan mekanisme kerja zat aktif dan tidak menyimpang dari batasan indikasi iklan obat bebas dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 386 tahun 1994. Sebanyak 58,5 iklan obat tanpa resep dinilai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI rasional klaim indikasinya, tetapi 41,5 masih dinilai tidak rasional sehingga harus diperbaiki karena pemberian informasi yang tidak tepat mengenai indikasi suatu obat dapat mengakibatkan terjadinya pengobatan yang tidak rasional oleh masyarakat dan keberhasilan pengobatan yang diharapkan konsumen tidak tercapai. Berdasarkan hasil evaluasi kerasionalan kelengkapan informasi iklan dan klaim indikasi iklan obat tanpa resep, diketahui bahwa masih cukup banyak iklan obat tanpa resep melalui media elektronik televisi yang tidak rasional. Hal ini sangat merugikan masyarakat yang sering menggunakan obat tanpa resep, karena iklan obat tanpa resep di televisi cukup berpengaruh terhadap perilaku mereka dalam pemilihan obat, terutama bagi ibu rumah tangga yang sebagian besar berperan sebagai pengambil keputusan dalam pemilihan obat untuk seluruh anggota keluarga. Pemerintah, produsen obat tanpa resep, pihak pembuat iklan, dan pihak stasiun televisi sebagai penayang iklan, diharapkan dapat bekerjasama dengan baik untuk mewujudkan iklan obat tanpa resep di televisi yang rasional. Tindakan ini perlu segera dilakukan agar tercapai pengobatan sendiri dengan obat tanpa resep yang rasional di kalangan masyarakat Indonesia, yaitu pengobatan yang tepat indikasi, tepat penderita, tepat obat, tepat dosis, dan waspada terhadap efek samping obat. Dengan demikian, dapat tercapai keberhasilan terapi dengan obat tanpa resep untuk mengatasi penyakit-penyakit ringan, meskipun hanya mengeluarkan biaya yang relatif murah. Berikut ini disajikan ringkasan hasil evaluasi kerasionalan iklan obat tanpa resep untuk setiap jenis obat: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI