Defenisi Operasional Rancangan Penelitian

Penelitian dapat dilaksanakan apabila tersedianya sebuah perancangan kerangka berpikir yang baik sehingga langkah-langkah penelitian lebih sistematis. Kerangka berpikir inilah yang merupakan landasan awal dalam melaksanakan penelitian. tidak tercapainya target produksi terhadap produk springbed disebabkan karena adanya komponen-komponen yang tidak memiliki nilai tambah yang terdapat pada produk springbed sehingga terjadi peningkatan biaya produksi. Perlu dilakukan perancangan ulang untuk mereduksi waktu perakitan serta biaya produksi. Perancangan ulang dilakukan dengan mereduksi atau menghilangkan komponen yang tidak memiliki nilai tambah. Oleh karena itu untuk mengidentifikasi masalah pada proses perakitan digunakan metode Quality Function Deployment QFD. Metode Design for Manufacturing and Assembly DFMA digunakan untuk mendapatkan desain yang lebih sederhana sehingga waktu pengerjaan menjadi singkat dan biaya bisa diminimisasi.

4.6. Defenisi Operasional

Penentuan definisi operasional dari variabel-variabel yang terkait adalah: 1. Customer Requirement, yaitu kebutuhan operator terhadap rancangan produk springbed yang berkaitan dengan proses pembuatan produk springbed 2. Jumlah part, yaitu banyaknya partkomponen yang digunakan untuk menyusun setiap unit produk spring bed tipe ocean yang berhubungan dengan efisiensi desin dan waktu perakitan yang dibutuhkan. Universitas Sumatera Utara 3. Proses perakitan manual, yaitu urutan assembly yang merupakan langkah- langkah dalam proses perakitan produk springbed dan manual handling yang merupakan proses membawa partkomponen saat akan dirakit. 4. Inserting dan Fastening, yaitu berkaitan dengan interaksi antara bagian- bagian komponen yang akan disatukan atau dirakit. 5. Rancangan Produk, yaitu hasil perbaikan rancangan yang telah dirancang dengan waktu perakitan yang lebih rendah sehingga tercapai target produksi

4.7. Rancangan Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 1. Pada awal penelitian dilakukan studi pendahuluan untuk mengetahui kondisi perusahaan, proses produksi, dan informasi pendukung yang diperlukan serta studi literatur tentang metode pemecahan masalah yang digunakan dan teori pendukung lainnya. 2. Tahapan selanjutnya adalah melakukan pengumpulan data. 3. Pengolahan dilakukan dengan data primer dan sekunder yang telah dikumpulkan. 4. Analisis dilakukanterhadap hasil pengolahan data. 5. Kesimpulan ditarik dan diberikan saran untuk penelitian Adapun langkah-langkah proses penelitian yang ditunjukan pada Gambar 4.2. Universitas Sumatera Utara s MULAI Studi Pendahuluan 1. Kondisi Pabrik 2. Proses Perakitan dan Produksi 3. Informasi pendukung 4. Masalah-masalah Studi Literatur 1. Teori Buku 2. Referensi Jurnal Penelitian 3. Langkah-langkah penyelesaian Identifikasi Masalah Awal Permintaan pasar terhadap springbed yang belum dapat dipenuhi perusahaan disebabkan proses assembly membutuhkan waktu yang relatif panjang dikarenakan terdapat komponen yang tidak bernilai tambah, berukuran kecil dan mudah rusak. Pengumpulan Data 1. Data primer - Kuesioner terbuka dan tertutup - Rating Factor - Data waktu proses perakitan assembly - Allowance - Jumlah Komponen - Urutan Perakitan 2. Data sekunder - Data desain awal produk - Data urutan pengerjaan - Data gambaran umum perusahaan Pengolahan Data - Melakukan uji validitas dan reliabilitas data kuesioner - Membuat matriks QFD produk - Menghitung waktu perakitan dengan metode stopwatch time study - Meningkatkan nilai produk dengan menggunakan Metode Value Engineering - Bangun struktur produk - Evaluasi part dari produk dengan DFMA - Identifikasi part yang dapat dikembangkan, kombinasi dan dieliminasi - Memperbaiki Assembly Process Chart - Pengembangan DFMA worksheet dari desain perbaikan produk - Menganalisis biaya perakitan desain awal dan desain baru - Hitung efisiensi desain dan waktu perakitan produk Analisis Pemecahan Masalah Evaluasi efisiensi waktu dan biaya perakitan hasil rancangan perbaikan untuk melihat perbaikan waktu perakitan dan biaya produksi yang dibutuhkan. Kesimpulan dan Saran SELESAI Universitas Sumatera Utara Gambar 4.2. Langkah-Langkah Proses Penelitian 4.8. Pengumpulan Data 4.8.1. Sumber Data

Dokumen yang terkait

Perbaikan Rancangan Produk Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Design For Manufacturing And Assembly

10 99 227

Perbaikan Rancangan Produk Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Design For Manufacturing And Assembly

0 0 20

Perbaikan Rancangan Produk Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Design For Manufacturing And Assembly

0 0 1

Perbaikan Rancangan Produk Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Design For Manufacturing And Assembly

0 0 8

Perbaikan Rancangan Produk Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Design For Manufacturing And Assembly

0 0 14

Perbaikan Rancangan Produk Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Design For Manufacturing And Assembly

0 0 1

Perbaikan Rancangan Produk Spring Bed dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Design for Manufacturing and Assembly (DFMA) di PT Ocean Centra Furnindo

0 0 34

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN - Perbaikan Rancangan Produk Spring Bed dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Design for Manufacturing and Assembly (DFMA) di PT Ocean Centra Furnindo

0 1 23

BAB I PENDAHULUAN - Perbaikan Rancangan Produk Spring Bed dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Design for Manufacturing and Assembly (DFMA) di PT Ocean Centra Furnindo

0 0 8

PERBAIKAN RANCANGAN PRODUK SPRING BED DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DAN DESIGN FOR MANUFACTURING AND ASSEMBLY (DFMA) DI PT OCEAN CENTRA FURNINDO

0 0 21