Karakteristik ini sangat berhubungan dengan ukuran komponen dan usaha yang dibutuhkan untuk memanipulasi komponen. Komponen-komponen yang
membutuhkan satu tangan untuk dirakit membutuhkan lebih sedikit waktu dibandingkan komponen yang membutuhkan dua tangan, yang membutuhkan
lebih sedikit usaha dibandingkan komponen yang membutuhkan suatu kereta atau pengangkat untuk merakit.
5. Komponen tidak membutuhkan peralatan Operasi perakitan yang membutuhkan peralatan, seperti tambahan ring
penerima, per atau pasak, biasanya membutuhkan tambahan waktu dibandingkan yang tidak.
6. Komponen dirakit dengan gerakan linier dan tunggal Kebanyakan penguat yang komersil, membutuhkan hanya gerakan tunggal
dan linier untuk penggabungan. 7. Komponen terkunci dengan segera setelah penggabungan
komponen yang membutuhkan operasi penguat yang berurutan, seperti pengetatan, pengurangan atau penambahan komponen yang lain sehingga
komponen dikuatkan, perakitan mungkin masih tidak stabil, membutuhkan tambahan perhatian, peralatan bantu atau perakitan yang lebih lambat.
3.3.7. Mempertimbangkan Perakitan Oleh Pelanggan
Pelanggan mungkin sabar melengkapi beberapa produk rakitannya sendiri, khususnya jika dengan mengerjakan hal tersebut memberikan keuntungan lain,
seperti membeli dan menangani produk kemasan dengan lebih mudah.
Universitas Sumatera Utara
Perancangan suatu produk seperti itu akan lebih mudah dan lebih tepat dirakit oleh pelanggan kebanyakan yang akan mengabaikan petunjuk, dan
menjadikkannya suatu tantangan tersendiri.
3.3.8. Metode Boothroyd-Dewhurst
Metode Boothroyd-Dewhurst adalah salah satu metode yang dapat digunakan dalam menerapkan DFA. Pada saat dilakukan proses perakitan,
penanganandan penggabungan setiap komponen dipertimbangkan secara terpisah. Metode ini menghitung nilai efisiensi perancangan berdasarkan taraf kesulitan dan
nilai guna dari setiap gerakan perakitan. Perancangan perakitan berdasarkan Metodologi Boothroyd-Dewhurst dibagi menjadi tiga jenis perakitan yaitu:
1. Perancangan perakitan manual Design for ManualAssembly Pada perakitan manual, peralatan yang digunakan biasanya lebih sederhana
dan relatif murah dibandingkan dengan metode perakitan high-speed automatic
dan perakitan robotic. Selain itu, perakitan manual biasanya lebih fleksibel dan lebih adaptif dibandingkan dengan metode perakitan high-speed
automatic dan perakitan robotic sehingga memungkinkan jika akan dilakukan
perancangan dengan variasi yang tinggi, walaupun jumlah volume produksi pada perakitan manual biasanya relatif lebih rendah daripada perakitan high-
speed automatic dan perakitan robotic.
2. Perancangan perakitan high speed automatic Perakitan ini digunakan untuk merancang desain produk yang dirakit dengan
Universitas Sumatera Utara
menggunakan mesin dengan berbagai fungsi perakitan secara sekaligus dengan kecepatan tinggi. Perakitan ini biasanya digunakan untuk merakit
produk dengan volume produksi yang sangat tinggi dan variasi yang rendah. 3. Perancangan perakitan robotic
Perakitan ini biasanya digunakan untuk merakit produk-produk yangmemerlukan ketepatan atau akurasi yang tinggi dan sulit jika dilakukan
dengan manusia. Pada perakitan robotic, variasi dapat dibuat setinggi mungkin, disesuaikan dengan kemampuan robot. Perakitan robotic membutuhkan biaya
yang tinggi. Oleh sebab itu, perakitan robotic biasanya digunakan untuk merakit produk dengan volume produksi yang tinggi.
3.3.9. Prosedur untuk Analisis Produk Yang Dirakit Secara Manual