Operator yang akan diukur waktu penyelesaian pekerjaannya adalah operator yang memiliki kemampuan skill normal atau rata-rata dan dapat diajak
bekerja sama dalam kegiatan pengukuran kerja nantinya. 4. Melatih operator
Melatih operator perlu dilakukan agar operator dapat bekerja secara konsisten. Operator harus dilatih terlebih dahulu dalam keadaan ini karena sebelum
diukur operator harus sudah terbiasa dengan kondisi dan cara yang telah ditetapkan.
5. Mengurai pekerjaan atau elemen-elemen pekerjaan Pekerjaan sebelum diukur harus ditetapkan dahulu siklus kerjanya. Pekerjaan
dapat dibagi kedalam elemen-elemen gerakan yang lebih kecil dan lebih sederhana, dan selanjutnya elemen-elemen gerakan tersebutlah yang diamati.
6. Mempersiapkan alat-alat pengukuran Alat-alat yang diperlukan untuk pengukuran adalah :
a. Jam henti stopwatch b. Lembar pengamatan
c. Alat-alat tulis, seperti pensil, pena d. Alat-alat lain yang mendukung pengukuran
3.7.2. Tahapan Penentuan Waktu Normal
11
Penentuan waktu normal harus memperhitungkan rating performance. Jika pekerjaoperator bekerja secara wajar rating factor rf = 1, artinya waktu siklus
11
Sritomo Wignjosoebroto, Ergonomi, Studi Gerak dan Waktu Cet IV; Surabaya: Guna Widya, 1995, h. 197-203.
Universitas Sumatera Utara
rata-rata sudah normal. Jika operator bekerja terlampau lambat bekerja dibawah normal, maka rating factor rf 1, dan sebaliknya apabila operator bekerja
terlalu cepat bekerja diatas normal, maka rating factor rf 1. Cara menentukan apakah operator bekerja secara wajar atau tidak, maka selama
dilakukannya pengamatan dan pengukuran waktu kerja, pengukur harus benar- benar memperhatikan kewajaran kerja yang ditunjukkan oleh operator. Kewajaran
kerja seorang operator dapat dinilai oleh pengukur dengan suatu standar nilai yang dibuat berdasarkan konsep tentang bekerja wajar. Kemudah pemilihan konsep
wajar, seorang pengukur dapat mempelajari bagaimana seorang operator dianggap berpengalaman bekerja tanpa usaha-usaha yang berlebihan sepanjang hari kerja,
menguasai cara kerja yang ditetapkan dan menunjukkan kesungguhan dalam menjalankan pekerjaannya. Konsep kewajaran ini dikemukakan oleh ILO
International Labour Organization. Konsep lain yang lebih terperinci selain konsep sebelumnya, yaitu cara
Westinghouse . Terdapat empat faktor dalam metode ini yang menyebabkan
kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja, yaitu keterampilan, usaha, kondisi kerja dan konsistensi.
Rating performance ditentukan berdasarkan penilaian pada empat faktor
yang dianggap menentukan kewajaran atau ketidakwajaran dalam bekerja, yaitu : 1. Keterampilan
Keterampilan adalah kemampuan untuk mengikuti cara kerja yang ditetapkan secara psikologis.
2. Usaha
Universitas Sumatera Utara
Usaha adalah kesungguhan yang ditunjukkan oleh pekerja atau operator ketika melakukan pekerjaannya.
3. Kondisi Kerja Kondisi kerja adalah kondisi fisik lingkungan seperti keadaan pencahayaan,
temperatur dan kebisingan ruangan. 4. Konsistensi
Faktor ini perlu diperhatikan karena angka-angka yang dicatat pada setiap pengukuran waktu tidak pernah semuanya sama. Besar nilai Westinghouse
factor secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Westinghouse Factor
Faktor Kelas
Lambang Penyesuaian
Ketrampilan Superskill
Excellent Good
Average Fair
Poor A1
A2 B1
B2 C1
C2 D
E1 E2
F1 F2
+ 0,15 + 0,13
+ 0,11 + 0,08
+ 0,06 + 0,03
0,00 - 0,05
- 0,10 - 0,16
- 0,22
Usaha Excessive
Excelent Good
Average Fair
Poor A1
A2 B1
B2 C1
C2 D
E1 E2
F1 F2
+ 0,13 + 0,12
+ 0,10 + 0,08
+ 0,05 + 0,02
0,00
- 0,04 - 0,08
- 0,12 - 0,17
Universitas Sumatera Utara
Kondisi Kerja Ideal
Excellenty Good
Average Fair
Poor A
B C
D E
F + 0,06
+ 0,04 + 0,02
0,00 - 0,03
- 0,07
Konsistensi Perfect
Excellenty Good
Average Fair
Poor A
B C
D E
F + 0,04
+ 0,03 + 0,01
0,00 - 0,02
- 0,04
a. Cara Objektif Cara objektif adalah cara menentukan rating performance yang
memperhatikan dua faktor, yaitu faktor kecepatan dan faktor tingkat kesulitan pekerjaan. Kedua faktor inilah yang dipandang secara bersama-sama
menentukan performance pekerja.
3.7.3. Allowance