Perancangan Produk LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Perancangan Produk

1 Kemajuan teknologi berdampak pada desain-desain produk yang secara terus menerus mengalami perkembangan pesat. Sebagian besar perusahaan secara Perancangan produk atau desain produk merupakan prasyarat untuk kegiatan produksi. Desain produk selanjutnya ditransmisikan ke operasi sebagai spesifikasi produksi, dan spesifikasi produksi merumuskan karakteristik produk dan memungkin kan pelaksanaan produksi. Desain produk merupakan hal yang sangat penting dalam menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Desain produk baru diciptakan karena pelanggan percaya bahwa ada kebutuhan akan produk tersebut. 1 Hari Purnomo, Pengantar Teknik Industri. Cet. I; Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004, h. 27 Universitas Sumatera Utara kontinyu melakukan perubahan, perbaikan, dan pengembangan terhadap produk- produk lama yang telah usang dan ketinggalan zaman yang tentu saja mempunyai kualitas lebih baik. Dalam hal ini dibutuhkan perancang produk yang mempunyai kepekaan dan ide-ide yang dapat terus dikembangkan. Kunci pertumbuhan dan kelangsungan hidup perusahaan adalah dengan mengembangkan produk dan perbaikan produk secara terus menerus. Perusahaan mempunyai resiko akan kehilangan pasar jika tidak melakukan inovasi, karena pada dasarnya produk-produk baru dan produk yang mempunyai kualitas lebih baik yang dapat memenuhi kepuasan pelanggan. 3.2. QFD Quality Function Deployment 2 2 Rosnani Ginting, Perancangan Produk. Cet. I; Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010, h. 135 QFD adalah suatu cara untuk meningkatkan kualitas barang atau jasa dengan memahami kebutuhan konsumen kemudian menghubungkannya dengan karakteristik teknis untuk menghasilkan suatu barang atau jasa pada setiap tahap pembuatan barang atau jasa yang dihasilkan. QFD digunakan untuk membantu bisnis memusatkan perhatian pada kebutuhan para pelanggan mereka ketika menyusun spesifikasi desain dan pabrikasi. Quality Function Deployment QFD dikembangkan pertama kali pada tahun 1972 oleh Mitsubishi’s Shipyard di Kobe, Jepang. Inti dari QFD adalah suatu matriks besar yang akan menghubungkan apa keinginan pelanggan What dan bagaimana suatu produk akan didesaian dan diproduksi agar memenuhi kebutuhan pelanggan How. QFD memiliki beberapa manfaat antara lain: Universitas Sumatera Utara a. Rancangan produk dan jasa baru dipusatkan pada kebutuhan pelanggan. Memastikan bahwa kebutuhan pelanggan dipahami dan proses desain didorong oleh kebutuhan pelanggan yang objektif dari teknologi. b. Kegiatan-kegiatan desain diutamakan. Hal ini memastikan bahwa proses desain dipusatkan pada kebutuhan pelanggan yang paling berarti. c. Kinerja produk perusahaan yang utama dianalisisuntuk memenuhi kebutuhan para pelanggan utama. d. Berfokus pada upaya rancangan akan mengurangi lamanya waktu yang diperlukan untuk daur rancangan secara keseluruhan sehingga dapat mengurangi waktu untuk memasarkan produk-produk baru. Perkiraan- perkiraan terbaru memperlihatkan adanya penghematan antara sepertiga sampai setengah dibandingkan sebelum dilakukan QFD. e. Pengurangan banyaknya perubahan desain setelah dikeluarkan dengan memastikan upaya yang difokuskan pada tahap perencanaan. Hal penting ini mengurangi biaya mengenalkan desain baru. f. Penyelenggaraan tim kerja dan melewati rintangan antar bagian dengan melibatkan pemasaran, rekayasa teknik, dan pabrikasi sejak awal proyek. Masing-masing anggota tim kerja sama pentingnya dan memiliki sesuatu untuk disumbangkan kepada proses. g. Penyediaan suatu cara untuk membuat dokumentasi proses dan menyediakan suatu dasar yang kukuh untuk mengambil keputusan rancangan. Hal ini sangat membantu menjaga proyek tehadap perubahan-perubahan personalia yang tidak dapat diperkirakan lebih dulu. Universitas Sumatera Utara QFD mempunyai beberapa keuntungan, antara lain: a. Perbaikan kualitas. b. Perbaikan performansi perusahaan. c. Biaya lebih rendah dalam desain dan manufaktur. d. Menaikkan reliabilitas produk. e. Menurunkan waktu perencanaan. f. Menaikkan produktivitas teknikal dan staf lain. g. Menurunkan jaminan klaim. h. Menaikkan oportunitas marketing. i. Menaikkan pembuatan keputusan. Prosedur pembuatan house of quality adalah sebagai berikut: a. Mengidentifikasi kebutuhan konsumen dalam batas atribut produk. Identifikasi keinginan responden yang berisi variabel proses perakitan produk, dimana variabel ini diperoleh dari hasil kuesioner tertutup. b. Menentukan kepentingan relatif atribut. Penentuan tingkat kepentingan dengan menggunakan data modus jawaban pada setiap atribut variabel proses perakitan pada kuesioner tertutup. c. Evaluasi atribut dari produk pesaing. Dilakukan evaluasi terhadap produk untuk masa mendatang yang diharapkan akan meningkatkan kepuasan konsumen untuk menjadi faktor dalam persaingannya. d. Menggambarkan matriks atribut produk dan karakteristik teknik. Menetapkan karakteristik-karakteristik teknis produk, yang mana akan diperoleh dari hasil wawancara dan diskusi dengan pihak manajemen perusahaan. Universitas Sumatera Utara e. Mengidentifikasi hubungan antara karakteristik teknik dan atribut produk. Menetapkan tingkat hubungan antara karakteristik teknis dengan atribut produk. Tingkat hubungan yang dimaksud akan dimulai dari skala kuat, sedang, lemah, dan tidak berhubungan sama sekali. f. Mengidentifikasi interaksi antara karakteristik teknik. Menetapkan hubungan antara karakteristik teknis produk yang diperoleh dari hasil wawancara dan diskusi dengan pihak manajemen perusahaan. g. Membuat house of quality. Membangun matriks house of quality pengembangan karakteristik atribut produk, yang mana HoQ akan diisi berdasarkan data-data yang telah didapatkan pada langkah-langkah sebelumnya. Menghitung ukuran kinerja house of quality yang terdiri dari derajat kepentingan, tingkat kesulitan dan perkiraan biaya. Contoh dari house of quality ditunjukan Gambar 3.1. Customer Requirement Relationship Matrix Technical importance rangking Competitive Benchmarking Assessment Product Engineering Design requirement Correlation matrix 1 2 3 5 4 6 Sumber : Fiorenzo Franceschini 2002 Universitas Sumatera Utara Gambar 3.1. House of Quality

3.3. DFMA Design for Manufacturing and Assembly

Dokumen yang terkait

Perbaikan Rancangan Produk Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Design For Manufacturing And Assembly

10 99 227

Perbaikan Rancangan Produk Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Design For Manufacturing And Assembly

0 0 20

Perbaikan Rancangan Produk Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Design For Manufacturing And Assembly

0 0 1

Perbaikan Rancangan Produk Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Design For Manufacturing And Assembly

0 0 8

Perbaikan Rancangan Produk Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Design For Manufacturing And Assembly

0 0 14

Perbaikan Rancangan Produk Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Design For Manufacturing And Assembly

0 0 1

Perbaikan Rancangan Produk Spring Bed dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Design for Manufacturing and Assembly (DFMA) di PT Ocean Centra Furnindo

0 0 34

BAB II GAMBARAN PERUSAHAAN - Perbaikan Rancangan Produk Spring Bed dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Design for Manufacturing and Assembly (DFMA) di PT Ocean Centra Furnindo

0 1 23

BAB I PENDAHULUAN - Perbaikan Rancangan Produk Spring Bed dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Design for Manufacturing and Assembly (DFMA) di PT Ocean Centra Furnindo

0 0 8

PERBAIKAN RANCANGAN PRODUK SPRING BED DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DAN DESIGN FOR MANUFACTURING AND ASSEMBLY (DFMA) DI PT OCEAN CENTRA FURNINDO

0 0 21