Cara Melangsungkan Pembangunan Kritik Pembangunan 1. Definisi Pembangunan

22 pengaruh sosialis Rusia dulu Soviet yang cenderung direspons negara-negara yang baru berkembang sehingga Amerika yang kapitalis mendorong para ilmuan sosial melakukan dua hal, yakni pertama, mengembangkan teori untuk memahami dunia ketiga yang baru lahir; dan kedua menemukan resep teoritis dalam rangka membentuk sosialisme untuk mendorong kapitalisme. Dalam konteks sejarah seperti inilah teori modernisasi dan pembangunan lahir. Fakih mencatat bahwa perkembangan teori modernisasi ini akibat dukungan dana politik yang luar biasa besar dari pemerintah dan organisasi swasta di Amerika, serta negara liberal lainnya. 32 Menurut Yudistira teori modernisasi adalah suatu deskripsi tentang eksplanasi proses transformasi dari masyarakat yang tradisional atau berkembang menuju masyarakat modern. 33 Menurut Edward F. Borgotta dan Maria Borgotta ciri masyarakat modern ditandai dengan kecenderungan mereka menganggap teori modernisasi sebagai salah satu perspektif sosiologi yang berorientasi pada pembangunan dan keterbelakangan development and underdevelopment. Perhatian utama teori ini, yaitu pada cara masyarakat dulu dan sekarang yang telah modern diwesternisasikan melaui proses pertumbuhan ekonomi dan perubahan sosial, politik struktur budaya. 34 Dalam kajian filsafat dan epistomologi, istilah modernisasi sering disamakan dengan istilah modernitas, dan modernity. Menurut Borgotta dan Borgotta, hal ini menunjukan perspektif bahwa hanya satu kebenaran model deskripsi dan eksplanasi yang mengungkap dunia nyata. 35 Istilah modernitas ini telah mapan dalam sejarah dan teori estetika, dan kemudian dipakai dalam istilah ilmu-ilmu sosial, demikian pula dengan proses modernisasi yang muncul dalam perbincangan teori Max Weber. Ia cenderung melihat rasionalisasi merupakan kelanjutan atau proses awal lahirnya modernitas dan modernisasi, secara lengkap Weber menulis “singkatnya modrenitas adalah hasil dalam istilah budaya, sosial politik akibat proses besar rasionalisasi yang dengannya dunia dikontrol dan 32 Ibid, h. 66 33 Ibid, h. 67 34 Ibid, h. 67 35 Ibid, h. 67-68 23 diatur oleh suatu etika penguasa dunia, yang menyangkut subordinasi diri, hubungan sosial, dan alam ke program kontrol dan regulasi yang terperinci”. 36 Proyek modernisasi ini adalah pengenalan rasionalitas pada lingkungan sosial. Werner dan Huntington menjelaskan perubahan tradisional ke arah modern dengan prinsip rasionalisasi, bersifat revolusioner dan barwatak kompleks melalui cara dan disiplin ilmu, sistemik sehingga menjadi gerakan global yang mempengaruhi semua manusia, melalui proses yang bertahap menuju suatu hegemonisasi dan bersifat progresif. Teori ini digunakan di kalangan interdisiplin sehingga melahirkan aliran modernisasi dalam sosiologi, antropologi, psikologi, ekonomi, dan pendidikan, bahkan agama. 37 Daniel Lerner mengemukakan bahwa aspek dasar modernisasi adalah urbanisasi, industrialisasi, sekularisasi, demokratisasi, pendidikan, dan peran serta media massa yang semuanya berlangsung dalam keterkaitan utuh, tidak terpisah dan tidak serampangan. 38 Posisi itu akhirnya mengundang berbagai tanggapan untuk melakukan tinjauan terhadap modernisasi seperti dijelaskan Samuel P. Huntington, yakni: secara psikologis, modernisasi melibatkan pergesaran mendasar di bidang mental, nilai-nilai dan harapan. 39 Secara demografis, modernisasi mengacu pada adanya perubahan pola hidup yang ditandai dengan meningkatnya harapan hidup dan kualitas kesehatan masyarakat, terbukanya lapan pekerjaan baru, dan mobilitas penduduk, di mana terjadinya pertumbuhan pesat penduduk perkotaan yang tak sebanding dengan pertumbuhan penduduk pedesaan. 40 Secara sosilogis, modernisai sebagai alat, melengkapi semua keluarga dan kelompok primer lainnya, agar memuliki peran-peran khususnya dengan muncul kesadaran, dan pentingnya asosiasi sekunder yang berfungsi majemuk. 41 Secara ekonomis, modernisasi mengacu pada terjadinya peragaan aktivitas, di mana lapangan pekerjaan tradisional berkembang menjadi sektor yang lebih kompleks 36 Ibid, h. 68 37 Ibid, h. 68 38 Ibid, h. 68 39 Ibid, h. 68 40 Ibid, h. 69 41 Ibid, h. 69 24 dan luas, mengandalkan keterampilan kerja secara berarti, serta komposisi modal dan tenaga kerja yang lebih rasional. 42 Secara politik, modernisasi melibatkan tiga aspek: pertama, melibatkan rasionalis kekuasaan, pergantian sejumlah besar pejabat politik tradisional, etnis, keagamaan, kekeluargaan, oleh kekuasaan nasional yang bersifat sekuler. Kedua, mmelibatkan diferensiasi fungsi politik dan pengembangan fungsi khusus, dalam hal ini wilayah kewenangan hukum, militer, dan administratif terpisah dari dunia politik. Ketiga, institusi sosial dan politik menjadi kekuatan penyeimbang dalam ranah demokrasi sebagai agent of control dalam kekuasaan negara. 43 Modernisasi sendiri menganut tiga asumsi pokok yakni: pertama, mempercayai kondisi tradisional serta modern sebagai kondisi yang dikotomis, modern adalah kondisi kemajuan, rasionalitas, serta efisiensi produksi, seperti yang terdapat pada masyarakat industri maju, sebaliknya masyarakat tradisonal ditandai ciri-ciri irasionalitas, keterbelakangan, dan inefisiensi dalam masyarakat agraris. Kedua, percaya bahwa faktor-faktor penyebab keterbelakangan adalah faktor nonmaterial, terutama dunia ide dan lam pikiran. Ketiga, bersifat positivistik. Modernisasi bersifat universal sehingga perubahan sosial yang linier akan tercapai jika masyarakat tradisional membangun dengan cara yang dipakai masyarakat modern. Teori modernisasi mengusung semangat pembangunan mengubah masyarakat dari era tradisional menuju masyarakat modern. 44 Menurut Harrison, modern akan berpengaruh terhadap perubahan susunan dan pola masyarakat, dengan terjadinya diferensiasi struktural. Demikian juga dengan kapitalisme telah dibuktikan sejarah, dan dikritik oleh Max, akan menimbulkan struktur yang penuh komplik. Lebih jauh, Smith menyatakan bahwa manusia modern terbuka terhadap pengalaman baru, independen terhadap bentuk otoritas tradisional, dan percaya terhadap ilmu pengetahuan. 45 42 Ibid, h. 69 43 Ibid, h. 69 44 Ibid, h. 70 45 Ibid, h. 71