Kritik Pemerintah Yang Otoriter 33 Bento

88 Total keseluruhan kritik yang ditemukan dalam kumpulan lagu Iwan Fals sebanyak 32 buah lagu. Oleh karena itu kumpulan lagu Iwan Fals dapat digunakan sebagai sumber belajar pada pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. 89

B. Pembelajaran Sastra di SMA

Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia terlibat dalam pembelajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya misalnya tenaga laboratorium. material meliputi buku-buku, papan tulis, slide, audio atau video. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas, perlengkapan audio visual dan komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian informasi, praktik, belajar, ujian, dan sebagainya. 94 Pada pembelajaran siswa SMA kelas XII semester 2 terdapat standar kompetensi “Menulis esai dan kritik sastra”, dengan kompetensi dasar ” Penerapan prinsip-prinsip penulisan kritik dalam penulisan kritik tentang berbagai bentuk karya sastra Indonesia”. Sehingga materi yang akan disampaikan adalah mengenai kritik sosial. Sebagai media penyampaian materi, digunakan teks lagu yang diambil dari album karya Iwan Fals. Teks lagu yang diambil adalah teks lagu yang mengandung unsur-unsur sosial yang terjadi di dalam masyarakat. Cara penyampaian materi ini menggunakan model pembelajaran berpikir induktif. Secara singkat model ini merupakan strategi mengajar utuk mengembangkan keterampilan berfikir siswa. Pembelajaran sastra di SMA untuk penulisan sebuah kritik terhadap karya sastra dengan menggunakan kurikulum kelas XII Semester 2 sebagai berikut: Standar Kompetensi : Menulis esai dan kritik sastra Kompetensi Dasar : Penerapan prinsip-prinsip penulisan kritik dalam

C. Implikasinya terhadap Pembelajaran di SMA

Kritik Pembangunan Lagu-lagu Iwan Fals dijadikan sebagai implikasi Pembelajaran di SMA sesuai dengan SK dan KD di SMA. Berikut ini adalah alternatif pembelajaran di SMA: 94 Omar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran Jakarta: PT. Bumi Aksara, 1994, h. 57 90

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Pada pembelajaran siswa SMA kelas XII semester 2 terdapat standar kompetensi “Menulis esai dan kritik sastra”, dengan kompetensi dasar ” Penerapan prinsip-prinsip penulisan kritik dalam penulisan kritik tentang berbagai bentuk karya sastra Indonesia”. Kritik Pembangunan Lagu-lagu Iwan Fals ini akan digunakan sebagai alternatif dalam pembelajaran di Sekolah Menengah Atas SMA tentang penulisan kritik tentang karya sastra. Pembelajaran yang akan dilakukan ini harus disesuaikan dengan indikator pembelajarannya. Indikator dalam pembelajaran ini adalah: a. Menemukan suatu kritik yang terkandung didalam karya sastra. b. Menuliskan sebuah kritikan terhadap karya sastra. Tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran tersebut antara lain: a. Siswa mampu menemukan suatu kritik yang terkandung didalam karya sastra. b. Siswa mampu menuliskan suetu kritik terhadap karya sastra.

E. Materi pembelajaran

Materi pembelajaran yang digunakan termasuk materi prinsip yaitu mengenai hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi. Dalam pembelajaran ini menggunakan materi prinsip karena yang akan diungkap berupa kritik Pembangunan yang terkandung didalam teks lagu yang merupakan hal utama yang terdapat didalam teks lagu karya Iwan Fals yang digunakan sebagai media pembelajaran siswa SMA kelas XII. Materi yang disampaikan sudah sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Penggunaan media pemutar kaset sebagai sarana penyampaian materi cukup kreatif untuk menarik perhatian siswa.

F. Metode Pembelajaran

Pembelajaran ini menggunakan pendekatan behaviouristik dimana siswa akan dirangsang dengan stimulus. Pada awal pembelajaran siswa akan diputarkan sebuah lagu. Kemudian guru memberikan teks lagu yang telah diputarkan. Dari teks lagu tersebut guru menjelaskan materi mengenai unsur-unsur teks lagu. 91 Setelah guru menjelaskan tentang unsur teks lagu, guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menganalisis unsur yang terkandung dalam teks lagu. Guru dan siswa tanya jawab mengenai unsur yang telah dianalisis siswa. Dari unsur yang telah ditemukan siswa menemukan sebuah permasalahan yang menonjol. Dari permasalahan tersebut siswa akan menemukan bahwa teks lagu yang dianalisis mengandung sebuah sindiran atau kritikan dan jenis kritikan yang terkandung. Setelah siswa mampu mengenali sebuah kritik, kemudian siswa akan menuliskan sebuah kritik terhadap teks lagu yang telah dianalisis. Pada akhir pembelajaran guru menanggapi hasil analisis siswa mengenai unsur teks lagu, kritik yang terkandung dalam teks lagu dan kritik yang telah ditulis siswa terhadap teks lagu yang dianalisis. Diakhir pertemuan guru menugasi siswa untuk menganalisis teks lagu dan menuliskan kritik yang terdapat didalam teks lagu serta menugasi siswa untuk menuliskan sebuah kritik terhadap teks lagu yang telah dianalisis. Metode yang digunakan cukup kreatif yaitu dengan menggabungkan tiga metode yaitu ceramah tanya jawab dan penugasan. 92

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan terhadap kritik yang disampaikan dalam lagu Iwan Fals dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMA kelas XII teridentifikasi 39 buah lagu, 4 kritik, dan 1 nilai agama dalam kritik ilmu pengetahuan dan teknologi 1 buah lagu, kritik ekonomi social terdapat 19 bauh lagu, kritik lingkungan hidup terdapat 16 buah lagu, nilai ragama terdapat 3 buah lagu. Lagu-lagu Iwan Fals selalu mengkritiki keadaan sosial. Kritik-kritik itu seperti kritik dalam pembangunan kritik terhadap ketidak adilan kritik Terhadap Pembangunan yang menggusur, kritik terhadap penguasa yang otoriter. Kritik dibidang hukum kritik terhadap budaya korupsi, kritik terhadap anggota dewan yang tidak memperjuangkan hak-hak rakyat. Kritik terhadap menyempitnya lapangan kerja kritik terhadap pemerintah yang tak memperhatikan sosok guru. Dengan menggunakan kritik tersebut Iwan Fals bisa menggambarkan secara riil. Pengarang sebagai pencipta karya sastra yang tentu saja hidup dimasyarakat dengan segala kejadiannya dan juga pengarang sebagai individu selalu dilindungi dengan segala hal tentang hidup dan pribadinya. Hal ini ternyata mempunyai pengaruh yang besar dan kuat dalam menciptakan sebuah karya sastra, seperti pada kumpulan lagu Iwan Fals, terciptanya lagu tersebut karena pengarang sendiri mengalami dan merasakan apa yang selama ini terjadi. Jadi antara karya sastra dan pengarang terdapat hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Adanya pengaruh yang kuat dari masyarakat terhadap pengarang sehingga pengarang mampu membuat lagu yang mana lagu tersebut didapat dari ruang lingkup masyarakat. Kumpulan lagu Iwan Fals merupakan cermin keadaan masyarakat pada saat itu dan tercipta karena adanya pengaruh kehidupan masyarakat disekitar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya persaingan dalam dunia politik dan dunia ekonomi yang sangat kongrit, dalam hal ini