77
Tak senyum lagi nelayanku Tak senyum lagi nelayanku
Data No. 24 Lagu ”Tak Biru Lagi Lautku” yang dinyanyikan oleh Iwan Fals ini
merupakan kritik terhadap pembangunan yang merusak alam dan lingkungan laut. Kerusakan lingkungan laut tidak hanya kerusakan fisik semata letapi juga
kerusakan lingkungan sosial. Kritik yang diekspresikan dalam lagu ini merupakan sikap keprihatinan, kepedulian dan sikap kritis terhadap ketidakpedulian
masyarakat dan pemerintah pada laut dan lingkungannya. Iwan Fals menuliskan perubahan alam dan masyarakat pesisir. Pemandangan
yang biasanya menjadi ciri khas pesisir mendadak hilang tertelan zaman, sebagai akibat dari pembangunan yang tidak bijak.
25 Ujung Aspal Pondok Gede
Dikamar ini aku dilahirkan Dibale bambu buah tangan bapakku
Dirumah ini aku dibesarkan Dibelai mesra lentik jari ibuku
Nama dusunku ujung aspal pondok gede Rimbun dan anggun
Ramah senyum penghuni dusunku Kambing sembilan motor tiga bapak punya
Ladang yang luas habis sudah sebagai gantinya Sampai saat tanah moyangku tersentuh sebuah rencana
Dari serakahnya kota Terlihat murung wajah pribumi
Terdengar langkah hewan bernyanyi Didepan mesjid samping rumah wakil pak lurah
Tempat dulu kami bermain Mengisi cerahnya hari
Namun sebentar lagi angkuh tembok pabrik berdiri Satu persatu sahabat pergi dan takkan pernah kembali
Data No. 25 Lagu di atas menceritakan tentang kehidupan disebuah kampung yang
dinamakan dusun Ujung Aspal Pondok Gede, dimana kampung tersebut masih banyak pepohonan yang masih asri dan rimbun, ladang yang terhampar luas
demikian juga dengan penghuni dusunnnya yang ramah. Namun suatu hari penduduk didusun tersebut lerlihat murung dan sedih karena ada sebuah rencana
dimana ladang pertanian , pepohonan akan ditebang sebentar lagi digusur untuk
78
dijadikan pabrik industri bahwa hutan yang tadinya asri dan rimbun, ladang luas disamping rumah pak lurah kini hanya tinggal sebuah kenangan masa kecil saja
karena ladang dan hutan yang rimbun dan asri itu akan hilang tak akan kembali seperti dulu karena akan diganti dan dibangun dengan tembok-tembok pabrik-
pabrik untuk industri lagu menurut penulis masih relevan dengan kondisi sekarang. lagu diatas secara implisit mengajarkan untuk menjaga lingkungan
hidup kita. Tanah dan ladang yang terhampar dengan sumber daya, diperuntukkan bagi
manusia, sehingga manusia sangat terikat dengannya, tanpa tumbuh-tumbuhan flora juga manusia tidak mungkin melangsungkan hidupnya.
Nilai luhur budaya bangsa yang di dalamnya membuat beberapa
permasalahan-permasalahan nilai luhur buadaya bangsa yaitu mengenai, kritik terhadap budaya korupsi dalam birokrasi patronase, kritik terhadap anggota dewan
yang tidak memperjuangkan hak-hak rakyat, kritik terhadap penguasaeksekutif, kritik terhadap penguasa yang otoriter.
11. Kritik Terhadap Anggota Dewan Yang Tidak Memperjuangkan Hak-
hak Rakyat
Lirik lagu ini merupakan kritik terhadap Dewan Perwakilan Rakyat sebagai lembagai tinggi negara, juga termasuk anggota yang duduk didalamnya. Dalam
hal ini dapat kita lihat.
26 Surat Buat Wakil Rakyat
Untukmu yang duduk sambil diskusi Untukmu yang biasa bersafari
Disana di gedung DPR Wakil rakyat kumpulan orang hebat
Bukan kumpulan teman-teman dekat Apalagi sanak famili
Wakil rakyat seharusnya merakyat Jangan tidur waktu sidang soal rakyat
Wakil rakyat bukan paduan suara Hanya tau nyanyian lagu setuju
Di kantong safarimu kami titipkan Masa depan kami dan negri ini
Dari sabang sampai merauke
79
Saudara dipilih bukan dilotre Meski kami tak kenal siapa saudara
Kami tak sudi memilih para juara Juara diam juara he…he juara
Ha…ha…ha… Di hati dan lidahmu kami berharap
Suara kami tolong dengar lalu sampaikan Jangan ragu jangan takut karang menghadang
Bicaralah yang lantang jangan hanya diam wahai sahabat
Data No. 26 DPR merupakan impian dari semua orang karena untuk menjadi seorang
anggota DPR adalah hal yang sangat luar biasa karena situ dengan berpaikain yang rapi safari dan duduk dikursi sambil diskusi dengan rekan, maka
kehormatan yang didapat dari pandangan masyarakat, dalam kutipan di atas disebutkan bahwa untuk menjadi seorang wakil rakyat harus memiliki kecerdasan
yang luar biasa, pemikiran yang luas dan pendidikan yang tinggi, tetapi dalam kenyataannya lirik lagu tersebut mengkritik adanya sebuah hubungan kekerabatan
nepotisme yang ada pada kursi DPR pada massa itu, disitu dapat kita lihat dengan kutipan wakil rakyat kumpulan orang hebat, bukan kumpulan teman-
teman dekat apalagi sanak famili. Hal ini merupakan kritik tentang banyaknya anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang masih ada hubungan saudara, atau
merupakan keluarga dari beberapa pejabat pemerintah. Kutipan di atas menunjukkan bahwa rakyat ingin menyampaikan aspirasi
kepada pemerintah melalui Wakil Rakyat DPR, rakyat berharap agar Wakil Rakyat tidak hanya diam tetapi harus menyampaikan aspirasi masyarakat dengan
lantang, hal ini dipertegas dengan kutipan berikut ini. Rakyat menitipkan suara atau aspirasi yang ingin mereka katakan kepada
Pemerintah melalui Wakil Rakyat, dengan anggapan bahwa massa depan bangsa ini ditangan para Wakil Rakyat, tetapi kenyataannya Wakil Rakyat tidak mampu
menyuarakan aspirasi rakyat. Pada massa itu sistem pemilihan yang digunakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat tersebut. Sistem ini membuat
rakyat Indonesia tidak langsung memilih seseorang, tetapi lewat sebuah partai tertentu.
80
Hal ini membuat pemilih tidak tahu profil dari msing-masing individu yang menjadi wakilnya sehingga dikatakan dengan „meski kami tak kenal siapa
saudara‟. Tentang anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang pasif dalam
menjalankan tugasnya sebagai wakil rakyat. Dalam lirik lagu tersebut dikatakan dengan „kami tak sudi memilih para juara‟ dan „juara diam, juara he‟ eh juara
ha…. ha… ha…‟. Hal ini sempat menjadi pembicaraan masyarakat lewat media massa sehingga pada saat itu sempat muncul istilah „4D‟ yang artinya „datang,
duduk, diam, dibayar. Rakyat mengharapkan agar Wakil Rakyat di dalam menjalankan tugasnya
harus mengerti dan mampu menyalurkan aspirasi masyarakat dan Wakil Rakyat harus sadar bagaimana menjalankan tugas sebagai Wakil rakyat, bukan hanya
sebagai paduan suara dan tau nyanyian lagu setuju yang menggambarkan arti bahwa beberapa anggota dewan hanya mengikuti arus, tanpa memiliki inisiatif
sendiri. Di dalam lirik lagu tikus-tikus kantor Iwan fals berusaha mengkritisi tentang
korupsi yang begitu hebat di negeri ini, di dalam lagu ini tikus menjadi obyek yang mana di dalam lirik lagu ini tikus berperan sebagai koruptor, hal ini dapat
kita lihat pada penggalan lirik lagu berikut ini.
12. Kritik Terhadap Budaya Korupsi
27 Tikus-tikus Kantor
Kisah usang tikus-tikus kantor Yang suka berenang disungai yang kotor
Kisah usang tikus-tikus berdasi Yang suka ingkar janji lalu sembunyi
Tikus tau sang kucing lapar Kasih roti jalanpun lancer
Memang sial sang tikus teramat pintar Atau mungkin si kucing yang kurang ditatar
Kucing-kucing yang kerjanya molor Tak ingat tikus kantor dating menteror
Cerdik licik tikus bertingkah tengik Mungkin karena sang kucing pura-pura mendelik
Data No. 27
81
Tikus merupakan hewan yang hidup dalam lorong-lorong gelap dan kotor sehingga menimbulkan imajinasi yang menjijikkan. Akan tetapi, dalam contoh
lirik lagu ini justru digambarkan memakai dasi . Kata „dasi‟ mengandung konotasi
orang-orang terhormat digambarkan memiliki mental dan tingkah laku seperti tikus. Tikus disini diperumpamakan sebagai seorang koruptor yang sangat ulung,
yang mana tikus tikus yang selalu hidup didaerah yang kotor dan juga tikus berdasi dilambangkan dengan seseorang yang berwibawa tinggi yang mana
pekerjaannya dalam lingkup perkantoran yang selalu ingkar janji terhadap apa yang semestinya dijalankan.
Dalam hal ini dijelaskan bahwa seokor kucing dalam hal ini sebagai seorang yang bertindak sebagai pengadil malah didalam menjalankan tugasnya hampir
sama dengan tikus, apa yang diperbuat oleh seorang tikus sebetulnya diketahui oleh si kucing tetapi kucing seakan pura pura tidak tau apa yang telah diperbuat
oleh tikus. Lebih lanjut, perumpamaan tentang tikus berdasi ini dikontraskan dengan
datangnya seekor kucing yang sebenarnya merupakan pemangsa bangsa tikus. Dengan sebuah roti, kodrat bahwa kucing sebagai pemangsa tikus menjadi
berubah. Secara simbolik lirik lagu ini ingin mengatakan bahwa materi dapat berubah ketentuan dan hukum yang berlaku. Jadi, lirik lagu ini berisikan kritik
tentang kolusi yang terjadi antara seorang melanggar hukum korupsi disatu pihak dan seorang yang berkedudukan sebagai pengawas petugas dipihak lain
melalui perumpamaan binatang tikus dan kucing.
Dalam lagu negeriku Iwan Fals berusaha mengkritik apa yang selama ini terjadi di negeri tercinta ini, kita lihat kutipan di bawah.
28 Negeriku
Negeriku negeri para penipu Terkenal kesegala penjuru
Tentu saja bagi yang tak tau malu Inilah surga, surganya surga
Negeriku negeriku
Busuk-busuk busuk bangkai tikus Yang mati karena dihakimi rakyat