Paradigma Baru Pembangunan: Model Pembangunan yang Berpusat

31 mereka kehilangan jalan disuat u tempat. Biasanya “krisis” didefinisikan dan dipahami dengan cara yang berbeda di tempat-tempat yang berbeda di Eropa, konsep ini lebih umum dipakai oleh golongan sayap kiri dan secara khusus menunjuk pada permasalahan di dalam perkembangan kapitalis.

10. Modernisasi dan Pembangunan Bangsa Nation Building

Krisis dalam teori pembangunan, terjadi bukan karena teori telah sampai pada ajalnya, seperti yang tampaknya diisyaratkan oleh keletihan berteori dewasa ini, melainkan disebabkan oleh kegagalan menjawab dengan serius pertanyaan lama: pembangunan milik siapa? Para ahli ekonomi pembangunan pada khususnya, mengalamatkannya pada pemerintah dengan asumsi bahwa pembangunan nasional harus diberi prioritas politis yang paling tinggi, dan bahwa anjuran mereka akan didengarkan. Selain itu, negara dilihat sebagai suatu unit yang homogen, otonom dari pelaku-pelaku lain, memiliki kekuasaan politik dan ekonomi, mengendalikan relasi ekonomi eksternal, dan dengan kapasitas tekno administratif dan manajerial yang perlu untuk mengimplementasikan rencana- rencana Gurrieri 1987. Proyek pembangunan bangsa adalah unik karena alasan yang sederhana yaitu bahwa proyek itu menggunakan wilayah tertentu dan penduduk tertentu yang tinggal di wilayah tersebut sebagai “alat-alat pembangunan”. Akan tetapi, setaip proyek pembangunan bangsa mengandung elemen-elemen dasar: 60 1. Kontrol politik dan militer yang ekslusif atas wilayah tetentu. 2. Usaha mempertahankan wilayah ini dari kemungkinan klaim dari luar. 3. Penciptaan kesejahteraan materiil dan legitimasi politik di wilayah ini.

11. Modernitas menurut para ahli

Everett Rogers. “Moderenisasi merupakan proses dengan mana individu berubah dari cara hidup tradisional menuju gaya hidup lebih kompleks dan maju secara teknologis serta cepat berubah”. Black mendefinisikan modernisasi sebagai proses dengan mana secara historis lembaga-lembaga yang berkembang 60 Ibid, h. 50-52 32 secara perlahan disesuaikan dengan perubahan fungsi secara cepat yang menimbulkan peningkatan yang belum pernah dicapai sebelumnya dalam hal pengetahuan manusia, yang memungkinkannnya untuk menguasai lingkungannya, yang menimbulkan revolusi ilmiah. Lerner, secara sederhana modernisasi merupakan “sesuatu trend unilateral yang sekuler dalam mengarahkan cara-cara hidup dari tradisional menjadi partisipan. Inkeles, Mc Clelland dan yang lain-lain telah memaparkan modernitas dalam arti sejumlah variabel psikologis yang membentuk suatu jenis karakteristik mentalitas dari manusia modern secara khas. Marion Levy meletakan “sebagai ukuran modernisasi, rasio sumber daya kekuasaan yang mati tidak bergerak, dan yang hidup bergerak. Makin tinggi rasio tersebut, makin tinggi modernisasinya”. Chodak mengidentifikasikan tiga tipe modernisasi, yaitu, 1 Modernisasi industri yang meninggalkan keperluan menyesuaikan organisasi sosial dengan tuntutan syarat industri; 2 Modernisasi akulturasi, yaitu penciptaan suatu budaya baru semi-berkembang dan budaya penyangga, yang dihasilkan dari lapisan atas budaya asing berdasarkan budaya tradisional; serta 3 modernisasi induksi yang berisikann usaha-usaha terorganisir yang mengarah pada pembentukan infrastruktur dan perkembangan pembangunan sosial ekonomi. 61 Para cendekiawan Indonesia pada umumnya mempunyai pendapat yang sama bahwa modernisasi di Indonesia merupakan proses pergeseran dari masyarakat kebudayaan agraris pedesaan ke masyarakat kebudayaan industri perkotaan. Ahli ekonomi beranggapan bahwa ekonomi adalah hal yang penting dari segalanya. Modernisasi bagi kelompok ini adalah modernisasi ekonomi. Para agamawan menganggap agama lebih penting daripada yang lain. Kelompok ini bersedia berkelahi, bahkan kalau perlu berperang, jika agama mereka ditindas. Orang- orang politik mengklaim ˮpolitik sebagai panglimaˮ kelompok ini menganggap politik mahapenting karena segalanya ditentukan oleh politik. Pentingnya konsep modernisasi ialah untuk mencegah terjadinya pertarungan antara kelompok, yang satu dengan yang lainnya akibat rasa diri paling penting, untuk menjaga jangan 61 M . Francis Abraham. Modernisasi di Dunia Ketiga Suatu Teori Umum Pembangunan . Yogkarta: PT. Tiara Wacana Yogya, 1991, h. 5 33 sampai terjadi benturan-benturan antara lain nilai yang satu dengan nilai yang lainnya. Konsep modernisasi dapat menunjukan jalan ke arah terintegrasinya semua kelompok dalam masyarakat untuk mencapai tujuan yang ditetapkan, dan memberikan petunjuk nilai-nilai mana yang harus dipertahankan, mana yang harus dikembangkan, dan mana yang harus diubah. 62

12. Tipe-tipe Modernisasi

Perkembangan atau “kemajuan” ekonomi yang ditandai oleh tingginya tingkat konsumsi dan standar hidup, revolusi teknologi, intensitas modal yang makii besar dan organisasi birokrasi yang rasional, disamakan dengan modernisasi ekonomi. Ia mencakup pembentukan sistem pertukaran moneter, peningkatan tingkat skill yang dibutuhkan melalui teknorasi, mekanisasi, otomasi dan akibat perpindahan tenaga kerja, penghitungan biaya secara rasional, spesialisasi okupasi yang makin besar dan spesifikasi fungsional, pola-pola tabungan dan investasi dan alat-alat trasportasi dan komunikasi yang makin cepat yang memudahkan turut serta dalam pemasaran, mobilitas tenaga kerja, distribusi barang-barang dan perubahan pola konsumsi. Modernisasi ekonomi pasti diikuti dengan perluasan pengetahuan ilmiah dan inovasi teknologi, pembentukan modal, tingkat pendidikan yang cocok, spesialisasi ekonomi dan kecukupan bahan-bahan mentah, barang produksi dan konsumsi. 63 Ada tiga tipe modernisasi yang dapat diidentifikasi: a. Modernisasi Endogen b. Modernisasi yang Diarahkan c. Modernisasi Hibrida 64

13. Modernisasi Sosial

Kerangka konseptual modernisasi sosial juga mencakup moodernisasi politik dan psikologis. Namun, perbedaan tersebut bersifat analitis dan tidak dipertentangkan dengan realitas empiris. Modernisasi sosial meliputi perubahan 62 Onong Uhjana Effedy, op. Cit., h. 97 63 Ibid, h. 5-6. 64 Ibid, h. 198-199.