Kritik Pembangunan Daerah Pesisir 6 Lagu Nelayan

60 tersebut mengajak kepada semua agar harus tetap maju meskipun lahan-lahan mulai dikuasai oleh orang-orang kota. Desa merupakan tempat ketidakadilan, kutipan di atas menggambarkan banyaknya tengkulak-tengkulak bergentayangan yang jelas sangat memberatkan nasib para petani, petani seakan tidak memiliki hak untuk mendapatkan penghidupan yang layak dan seperti tidak ada perlindungan dari pemerintah. Seakan-akan pemerintah tidak mau membantu dengan adanya peristiwa itu, seakan pemerintah tidak mau memberikan jalan keluar agar kehidupan perekonomian di desa berkembang. Dengan kutipan untuk apa punya pemerintah kalau hidup terus terusan susah, jelas sekali campur tangan pemerintah dalam permasalahan tersebut sangat kurang sehingga yang timbul adalah ketidak percayaan terhadap pemerintah. Gambaran lirik lagu kontrasmu bisu merupakan gambaran perbedaan antara orang-orang lemah dengan orang-orang mampu yang jelas pada saat ini pun dapat kita rasakan, penggambaran tersebut dapat kita jumpai pada kutipan di bawah ini.

6. Krtitik Terhadap Kesenjangan Yang Tajam, dan Ketidakadilan Negara 8 Kontrasmu Bisu

Tinggi pohon tinggi berderet setia lindungi Hijau rumput hijau tresebar indah sekali Tinggi gedung tinggi mewah angkuh bikin iri Gubuk-gubuk liar yang resah dipinggir kali Terlihat jelas kepincangan kota ini Tangis bocah lapar bangunkanku Dari mimpi malam Lihat dan dengarlah riuh lagu dalam pesta Diatas derita mereka masih bisa tertawa Jakarta oh Jakarta Si kaya bertambah gila dengan harta kekayaannya Luka si miskin semakin menganga Data No. 8 Penggambaran tentang kehidupan di kampung merupakan sebuah keindahan dengan ditandai dengan tinggi pohon tinggi berderet setia lindungi, hijau rumput hijau tersebar indah sekali, jelas hal itu sangat menggambarkan kehidupan di 61 perkampungan pada saai itu, tapi disini terdapat perbedaan yang mencolok dengan orang-orang kecil yang tinggal diperkotaan khususnya di Jakarta, banyak sekali tempat tinggal di pinggiran kota menjadi tempat penggusuran untuk dijadikan pembangunan gedung-gedung tinggi, jelas sekali perbedaan kehidupan disana. Lirik lagu di atas memperlihatkan perbedaan yang begitu mencolok, orang- orang yang punya uang banyak dengan asyiknya mengadakan pesta tanpa memperhatikan orang-orang yang berada di bawahnya, seakan-akan tidak mau tahu tentang keadaan saudara-saudaranya yang di bawah sana. 9 Potret Orang orang resah Berlomba kejar nafkah Demi anak bini Demi sesuap nasi Uang dimana uang? Nasi dimana nasi? Uang dimana uang? Nasi dimana nasi? Data No. 9 Orang orang dari kelompok sosial ini ditampilkan sebagai orang-orang yang resah karena berlomba mengejar nafkah. Mencari uang untuk membeli makanan diumpamakan sebagai sebuah pertandingan, siapa cepat dia dapat. Itu semua dilakukan hanya untuk mendapatkan uang dan nasi, yang berarti bahwa nafkah yang dikejar itu bukan uang dalam jumlah besar melainkan jumlah yang kecil. Ukuran kecil disini karena hanya cukup untuk membeli makanan. menggambarkan keserakahan yang ditunjukkan orang-orang yang punya kedudukan yang tinggi tanpa memperhatikan sekelilingnya, malah akan memperburuk nasib orang-orang yang di bawah sana, penindasan selalu diterapkan dan dijalankan. Dalam lirik lagu yang berjudul potret, Iwan Fals ingin menyoroti tentang kemiskinan kehidupan masyarakat di kalangan ini sehingga yang menjadi tujuan hidup mereka hanya memenuhi kebutuhan primer, yaitu uang untuk membeli makanan. Hal ini secara gamblang dinyatakan dalam kutipan berikut. 62 10 Oh....Ya Andai kata di mobil itu tentu tidak di bus ini Seandainya aku rumah itu tentu tidak digubuk ini Kalau saja aku jadi direktur Tentu tidak jadi penganggur Umpamanya aku dapat lotere Tentu saja aku tidak kere A a a andai kata Se se se seandainya Oh ya Ka ka kalu saja U u u umpamanya Oh ya Oh ya Ya nasib Nasibmu jelas bukas nasibku Oh ya Ya takdir Takdirmu jelas bukan takdirku 2x Aku bosan A a a andai kata Se se se seandainya Ka ka ka kalau sajau U u u umpamanya Oh ya Data No. 10 Dalam lirik lagu Oh ya, kondisi miskin yang menguasai kelas bawah diperlihatkan secara tajam melalui kontras antara impian masyarakat kelas bawah dengan kenyataan yang dihadapinya. Di dalam lirik lagu ini, aku lirik yang berasal dari kelas bawah bermimpi untuk memiliki materi dan kedudukan yang umumnya menjadi penanda kelas atas. Materi yang diimpikan adalah mobil yang dikontraskan dengan bus dan rumah dengan gubuk. Meskipun mobil dan bus sama-sam merupakan alat transportasi , tetapi kualitasnya berbeda, demikian juga rumah dan gubuk. Mobil dan rumah menawarkan kenyamanan sekaligus prestise yang tidak didapatkan dari bus dan gubuk Impian lainnya berkaitan dengan kedudukan yang ditandai dengan kontras antara direktur dengan penganggur. Selain menyatakan jabatan yang tinggi di dalam susunan organisasi perusahaan, direktur juga mengindikasikan posisi yang tinggi di dalam pandangan masyarakat yang tidak didapatkan aku lirik sebagai penganggur. Setelah berangan-angan untuk jadi direktur, aku lirik berandai-andai