Uji Validitas Untuk Hasil Belajar
belajar di kelas, maupun siswa yang dilakukan dengan wawancara langsung terhadap responden siswa dan guru.
Wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur. 2 “Pembuatan Pra desain Penelitian”
12
Berikut secara garis besar proses penelitian untuk uji validitas wawancara :
Bagan 3.3 Proses Penelitian Validitas Wawancara
13
Data : Data diperoleh dari hasil wawancara yang telah
dilakukan baik pra penelitian dan setelah tindakan. Data hasil waawancara dari responden siswa pra penelitian sebanyak 15
orang, dan data wawancara dari responden siswa setelah tindakan sebanyak 8 siswa, diambilnya 8 orang siswa 1
kelompok untuk di jadikan sampel wawancara adalah mewakili dari semua kelompok. Wawancara yang di gunakan
adalah wawancara terstruktur. Sedangkan data yang diperoleh dari wawancara dengan
guru. Sebelum tindakan adalah untuk mengetahui proses pembelajaran di kelas yang berlangsung selama ini. Selain
wawancara sebelum tindakan, diadakan pula wawancara setelah tindakan gunanya untuk mengetahui tanggapan guru
tehadap model pembelajaran baru yang digunakan oleh peneliti dalam proses pembelajaran. Wawancara yang di
gunakan wawancara tersruktur.
12
Husaini Usman, dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian …, hal. 81
13
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar , Metodologi Penelitian ...., hal. 81 Data
Uraian Berdasarkan Data Analisis menjadi konsep
dan hipotesis berdasarkan data
Teori yang menerangkan
data
Uraian Berdasarkan data : Setelah data hasil wawancara di peroleh, kemudian di
analisis untuk mengetahui proses pembelajaran Sebelum Tindakan, dan untuk mengetahui hasil dari proses
pembelajaran setelah tindakan. Teori yang menerangkan data :
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap responden siswa dan guru, hasil wawancara yang
diperoleh dijelaskan dengan analisis deskriptif oleh peneliti. Teori mana yang
dijadikan pegangan tidaklah dapat dipastikan. Akan tetapi, tidak berarti bahwa penelitian
kualitatif tidak memerlukan teori sama sekali, karena dalam menafsirkan makna, peneliti
memerlukan teori yang mendukung.
3 “Memasuki Lapangan”
14
Langkah awal dalam usaha memasuki lapangan ialah memilih lokasi situasi
sosial. Setiap situasi sosial
mengandung unsur tempat, pelaku, dan kegiatan. Tempat, dipilihnya SMAN 86 Jakarta sebagai lokasi
penelitian, karena SMAN 86 sedang berada pada transisi perkembangan, dan merupakan salah satu SMAN unggulan di
Jakarta Selatan. Pelaku, dipilihnya kelas X-5 sebagai kelas penelitian,
karena berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan melalui pertimbangan dari nilai ekonomi yang di peroleh
siswa lebih rendah di banding kelas lainnya, selain itu menurut wawancara dengan guru Ekonomi dan observasi
langsung di kelas X-5, penulis sedikit tertantang karena sebagian besar siswa sedikit nakal, walaupun sebenarnya
mereka pintar, dengan memilih kelas ini diharapkan pengaruh
14
Husaini Usman, dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian ...., hal. 82
penerapan model pembelajaran CIRC terhadap hasil belajar Ekonomi siswa dapat signifikan terlihat dibandingkan dengan
siswa-siswa kelas lain yang memiliki kemampuan akademis yang tinggi.
Dan kegiatan, Kegiatan yang berlangsung dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran CIRC
terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X-5. Kegiatan yang berlangsung dalam penelitian ini terdiri dari dua siklus,
yaitu siklus I dan siklus II, karena dalam Penelitian Tindakan Kelas berlangsung berdasarkan tahapan atau siklus. Dimana
masing-masing siklus diadakan pre test dan post test. 4 Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam validitas wawancara adalah transkip hasil wawancara langsung terhadap responden
siswa pra penelitian, dan setelah tindakan, serta hasil wawancara terhadap guru pra penelitian. Lampiran 9,
Lampiran 10, dan Lampiran 11. 5 Analisis Data
Menurut Bogdan dan Biklen 1992, analisis data adalah proses pencarian dan penyusunan data yang sistematis
melalui transkip
wawancara, catatan
lapangan, dan
dokumentasi yang secara akumulasi menambah pemahaman peneliti terhadap yang ditemukan.
Berdasarkan wawancara responden siswa yang telah peneliti lakukan pra penelitian dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran ekonomi di kelas dirasa membosankan, dan sulit dalam hal perhitungannya, serta terlalu sering mencatat.
Kemudian sebagian besar siswa masih memperoleh nilai di bawah KKM sebesar 66, selain itu metode pembelajaran yang
digunakan masih konvensional, yaitu ceramah, dan diskusi serta tanya jawab. Sedangkan hasil wawancara setelah