Data dan Sumber Data Tindak LanjutPengembangan Perencanaan Tindakan

pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi di kelas. Wawancara setelah tindakan dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC terhadap hasil belajar ekonomi siswa. Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran dan siswa sebelum dan sesudah penelitian.

I. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: a Tes Tes yang dilakukan pada setiap siklus yaitu sebelum pembelajaran pre test dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai materi yang akan disampaikan sebelum dilakukan pembelajaran. Tes yang dilakukan sesudah pembelajaran Post Test pada akhir siklus untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC. Pre Test dan Post Test dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar siswa dengan diterapkannya model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC. b Lembar Observasi Lembar observasi digunakan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran di kelas ketika menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC. Lembar observasi ini berupa penilaian aktivitas siswa di kelas ketika diterapkannya model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC. Lampiran 12 dan Lampiran 13 c Catatan Lapangan Catatan lapangan digunakan untuk mengetahui keadaan siswa dan guru ketika proses pembelajaran berlangsung. Catatan lapangan berisi tentang pembelajaran dikelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru dengan siswa, dan aspek lainnya yang peru dicatat. Lampiran 3 dan Lampiran 4 d Wawancara Wawancara pada saat observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi siswa serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi di kelas. Wawancara setelah tindakan dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC terhadap hasil belajar siswa. Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran dan siswa.Lampiran 9, Lampiran 10, Lampiran 11

J. Teknik Pemeriksaan Keterpecayaan Trusworthiness Studi

Sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden, yaitu orang-orang diluar sampel subjek yang telah ditetapkan, dalam hal ini diluar subjek yang sudah ditetapkan yakni kelas XI IPS. Tes uji coba tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut dapat memenuhi syarat validitas dan reliabilitasnya atau tidak.

1. Uji Validitas

a. Uji Validitas Untuk Hasil Belajar

Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur. Dalam Bahasa Indonesia “valid disebut dengan istilah sahih”. “Sebuah item tes dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah”. 9 Dengan kata lain, dapat dikemukakan bahwa sebuah item memiliki validitas yang tinggi jika skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total. Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi, sehingga untuk mengetahui validitas item digunakan rumus korelasi. Dalam menghitung validitas instrumen tes hasil belajar siswa , peneliti menggunakan rumus korelasi bisentral : = − Keterangan : = koefisen kolerasi biserial antara sekor butir soal no I dengan sekor total = rata-rata sekor total semua responden = rata-rata sekor total semua responden = standar deviasi sekor todal semua responden = proporsi jawaban benar untuk semua butir nomor i = proporsi jawaban salah untuk semua butir nomor i Berdasarkan uji validitas menggunakan program ANNATES untuk soal kemampuan pemahaman siswa pada pembelajaran Ekonomi pada materi Uang, Bank, dan Kebijakan Moneter di peroleh butir soal yang valid adalah 1, 2, 3, 7, 10 , 13, 14, 15, 16, 19, 21, 22, 23, 24, 28, 29, 30, 32, 36, 37, 38, 39, 40. 9 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2006 , hal.65 Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Soal No Jenis Tes Jumlah Butir Soal Jumlah Soal yang Valid 1 Tes Kemampuan Pemahaman Siswa Siklus I 20 10 2 Tes Kemampuan Pemahaman Siswa Siklus II 20 13 Jumlah 40 23

b. Uji Validitas untuk Catatan Lapangan, Wawancara, dan Lembar Observasi

Uji validitas untuk catatan lapangan, wawancara, dan observasi masuk ke dalam validitas logis. “Validitas logis digunakan untuk sebuah instrumen evaluasi menunjuk pada kondisi bagi sebuah instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran”. 10 Kondisi tersebut terpenuhi karena instrumen untuk catatan lapangan, wawancara, dan lembar observasi sudah dirancang dengan baik, mengikuti teori dan ketentuan yang ada. Untuk validitas wawancara, berikut langkah-langkah dalam uji validitas wawancara yang dikutip dari buku karangan Prof.Husaini Usman, M.Pd, M.T, dan Purnomo Setiady Akbar, M.Pd berjudul Metodologi Penelitian Sosial : 1 “Studi Pendahuluan” 11 Studi pendahuluan untuk validitas wawancara ini di lakukan berguna untuk menjajaki keadaan di lapangan. Baik kondisi 10 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi , Jakarta : Bumi Aksara, 2006 , hal. 65 11 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta : Bumi Aksara, 2006, hal. 81 belajar di kelas, maupun siswa yang dilakukan dengan wawancara langsung terhadap responden siswa dan guru. Wawancara yang digunakan adalah wawancara terstruktur. 2 “Pembuatan Pra desain Penelitian” 12 Berikut secara garis besar proses penelitian untuk uji validitas wawancara : Bagan 3.3 Proses Penelitian Validitas Wawancara 13 Data : Data diperoleh dari hasil wawancara yang telah dilakukan baik pra penelitian dan setelah tindakan. Data hasil waawancara dari responden siswa pra penelitian sebanyak 15 orang, dan data wawancara dari responden siswa setelah tindakan sebanyak 8 siswa, diambilnya 8 orang siswa 1 kelompok untuk di jadikan sampel wawancara adalah mewakili dari semua kelompok. Wawancara yang di gunakan adalah wawancara terstruktur. Sedangkan data yang diperoleh dari wawancara dengan guru. Sebelum tindakan adalah untuk mengetahui proses pembelajaran di kelas yang berlangsung selama ini. Selain wawancara sebelum tindakan, diadakan pula wawancara setelah tindakan gunanya untuk mengetahui tanggapan guru tehadap model pembelajaran baru yang digunakan oleh peneliti dalam proses pembelajaran. Wawancara yang di gunakan wawancara tersruktur. 12 Husaini Usman, dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian …, hal. 81 13 Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar , Metodologi Penelitian ...., hal. 81 Data Uraian Berdasarkan Data Analisis menjadi konsep dan hipotesis berdasarkan data Teori yang menerangkan data Uraian Berdasarkan data : Setelah data hasil wawancara di peroleh, kemudian di analisis untuk mengetahui proses pembelajaran Sebelum Tindakan, dan untuk mengetahui hasil dari proses pembelajaran setelah tindakan. Teori yang menerangkan data : Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil wawancara terhadap responden siswa dan guru, hasil wawancara yang diperoleh dijelaskan dengan analisis deskriptif oleh peneliti. Teori mana yang dijadikan pegangan tidaklah dapat dipastikan. Akan tetapi, tidak berarti bahwa penelitian kualitatif tidak memerlukan teori sama sekali, karena dalam menafsirkan makna, peneliti memerlukan teori yang mendukung. 3 “Memasuki Lapangan” 14 Langkah awal dalam usaha memasuki lapangan ialah memilih lokasi situasi sosial. Setiap situasi sosial mengandung unsur tempat, pelaku, dan kegiatan. Tempat, dipilihnya SMAN 86 Jakarta sebagai lokasi penelitian, karena SMAN 86 sedang berada pada transisi perkembangan, dan merupakan salah satu SMAN unggulan di Jakarta Selatan. Pelaku, dipilihnya kelas X-5 sebagai kelas penelitian, karena berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan melalui pertimbangan dari nilai ekonomi yang di peroleh siswa lebih rendah di banding kelas lainnya, selain itu menurut wawancara dengan guru Ekonomi dan observasi langsung di kelas X-5, penulis sedikit tertantang karena sebagian besar siswa sedikit nakal, walaupun sebenarnya mereka pintar, dengan memilih kelas ini diharapkan pengaruh 14 Husaini Usman, dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian ...., hal. 82 penerapan model pembelajaran CIRC terhadap hasil belajar Ekonomi siswa dapat signifikan terlihat dibandingkan dengan siswa-siswa kelas lain yang memiliki kemampuan akademis yang tinggi. Dan kegiatan, Kegiatan yang berlangsung dalam penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran CIRC terhadap hasil belajar ekonomi siswa kelas X-5. Kegiatan yang berlangsung dalam penelitian ini terdiri dari dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II, karena dalam Penelitian Tindakan Kelas berlangsung berdasarkan tahapan atau siklus. Dimana masing-masing siklus diadakan pre test dan post test. 4 Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam validitas wawancara adalah transkip hasil wawancara langsung terhadap responden siswa pra penelitian, dan setelah tindakan, serta hasil wawancara terhadap guru pra penelitian. Lampiran 9, Lampiran 10, dan Lampiran 11. 5 Analisis Data Menurut Bogdan dan Biklen 1992, analisis data adalah proses pencarian dan penyusunan data yang sistematis melalui transkip wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi yang secara akumulasi menambah pemahaman peneliti terhadap yang ditemukan. Berdasarkan wawancara responden siswa yang telah peneliti lakukan pra penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran ekonomi di kelas dirasa membosankan, dan sulit dalam hal perhitungannya, serta terlalu sering mencatat. Kemudian sebagian besar siswa masih memperoleh nilai di bawah KKM sebesar 66, selain itu metode pembelajaran yang digunakan masih konvensional, yaitu ceramah, dan diskusi serta tanya jawab. Sedangkan hasil wawancara setelah tindakan responden siswa, atau dapat dikatakan setelah diterapkan model pembelajaran CIRC, dapat disimpulkan bahwa siswa yang pada awalnya belum terbiasa dengan model pembelajaran CIRC pada siklus I merasa kebingungan, namun mereka senang karena mereka mendapatkan meode pembelajaran lain yang menyenangkan yang dapat membangkitkan minat siswa terhadap pembelajaran ekonomi, dan pada Siklus II siswa sudah memahami model pembelajaran CIRC sehingga siswa dapat menganalisis artikel dengan model pembelajaran CIRC dengan baik, ini terlihat dari kekompakkan yang ditunjukkan oleh masing-masing kelompok, selain itu dilihat dari Pre Test dan Post Test yang peneliti lakukan pada tiap siklus selalu megalami peningkatan. Selain wawancara pada siswa, peneliti melakukan wawancara pada guru mata pelajaran ekonomi pra penelitian, tujuan dilakukan wawancara pra penelitian ini adalah untuk mengetahui pembelajaran yang berlangsung, dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa hambatan yang ditemui saat pembelajaran berlangsung adalah latar belakang siswa yang berbeda-beda sehingga menyulitkan guru untuk menerapkan metode pembelajaran yang cocok yang di sukai siswa, selain itu ketakutan siswa dalam bertanya kepada guru saat pembelajaran sulit, menjadikan siswa jarang bertanya saat tidak mengerti pembelajaran. Transkip wawancara tersedia dalam Lampiran 9, Lampiran 10, dan Lampiran 11 .

2. Uji Reliabilitas

15 Reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan hasil tes. suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut memberikan hasil yang tetap. untuk menghitung besarnya reliabilitas instrumen hasil belajar peneliti menggunakan rumus kuder Richardson K – R 20 sebagai berikut : r 11 = k S² – Σ pq k-1 S² Keterangan : r 11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan p : Proporsi subjek yang menjawab item yang benar q : Proporsi subjek yang menjawab item yang salah q= 1- p Σ pq : Jumlah hasil perkalian antara p dan q S² : Varians tes Adapun criteria pengujian : r ii : 0,91 – 1,00 = Sangat Tinggi r ii : 0,71-0,90 = Tinggi r ii : 0,41-0,70 = Cukup r ii : 0,21-0,41 = Rendah r ii : 0,21 = Sangat Rendah 15 Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009 , hal. 262 Berdasarkan uji reliabilitas menggunakan program ANNATES untuk soal kemampuan pemahaman siswa pada pembelajaran Ekonomi materi Uang, Bank, dan Kebijakan Moneter diperoleh hasil sebagai berikut : Tabel 3.2 Hasil Uji Reliabilitas Soal No Jenis Tes Reliabilitas Kategori 1 2 Tes Kemampuan Pemahaman Siswa Siklus I Tes Kemampuan Pemahaman Siswa Siklus II 0,82 Tinggi

3. Taraf Kesukaran

16 Untuk mengetahui apakah soal tes yang diberikan tergolong mudah, sedang, atau sukar digunakan rumus sebagai berikut : P = B JS Keterangan : P : Tingkat kesukaran untuk setiap butir soal B : Jumlah siswa yang menjawab benar JS : Jumlah siswa dari masing-masing kelompok yang menjawab soal Adapun Kriteria tingkat kesukaran soal : 0,00-0,30 : Sukar 0,30-0,70 : Sedang 0,70-1,00 : Mudah 16 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi , Jakarta : Bumi Aksara, 2006 , hal. 208 Berdasarkan uji tingkat kesukaran menggunakan program ANNATES untuk soal kemampuan pemahaman siswa pada pembelajaran Ekonomi materi Uang, Bank, dan Kebijakan Moneter diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 3.3 Uji Tingkat Kesukaran No Jenis Tes Jumlah Butir Soal Sukar Sedang Mudah 1 Tes Kemampuan Pemahaman Siswa Siklus I 15 5 2 Tes Kemampuan Pemahaman Siswa Siklus II 16 4 Jumlah 31 9

4. Daya Pembeda

17 Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk mengetahui indeks diskriminasi digunakan rumus : D = − = P − P Keterangan : D : Daya Pembeda B : Banyak peserta kelompok atas yang menjawabenar B : Banyak peserta kelompok bawah yang menjawab benar J : Banyak peserta kelompok atas J : Banyak peserta kelompok bawah P : Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar 17 Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009 , hal. 263 P : Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Adapun criteria nya sebagai berikut : 0,00-0,20 = Buruk 0,21-0,40 = Cukup 0,41-0,70 = Baik 0,71-1,00 = Baik Sekali

5. Skor N-Gain

Gain adalah selisih antara nilai post test dan pre test, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh guru. Untuk mengetahui selisih nilai tersebut, menggunakan rumus Meltzer. ∶ − − Dengan kategori : g tinggi : nilai g 0.70 g sedang : 0.70 g 0.3 g rendah : nilai g 0.3

K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis

Analisis data dari kualitas proses pembelajaran dilakukan secara deskriptif, dengan menentukan frekuensi munculnya interaksi dari masing- masing komponen dengan kriteria keberhasilan muncul pada masing-masing komponen minimal pada kategori cukup. Menganalisis data merupakan suatu cara yang digunakan peneliti untuk menguraikan data yang diperoleh agar dapat dipahami bukan hanya oleh peneliti tetapi juga orang lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Data yang didapat berupa hasil belajar siswa pada ranah kognitif, lembar observasi kegiatan siswa pada proses pembelajaran dan catatan lapangan. Dalam penelitian tindakan kelas ini analisis data yang dilakukan berupa analisis kuantitatif.

1. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif dilakukan terhadap hasil belajar dengan tes kemampuan kognitif siswa berupa pre test dan post test.

a. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik dilakukan terhadap hasil belajar dengan tes kemampuan kognitif siswa berupa pretest dan postest. I. Distribusi frekuensi 18 1 Menentukan rentang R = H-L 2 Menentukan banyaknya kelas interval K= 1 + 3, 3 Log n 3 Menentukan panjang kelas interval: = R K 4 Menentukan mean = ∑ X N 5 Frekuensi relatif dihitung jumlah nilai yang terletak pada kelas interval tersebut = ∑ x 100 18 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, Bandung : Remaja Rosdakaya, 2209, hal. 241 II. Ketuntasan Belajar Untuk ketuntasan belajar, siswa dinyatakan tuntas jika tidak ada lagi siswa yang mendapatkan nilai di bawah 66.

L. Tindak LanjutPengembangan Perencanaan Tindakan

Seperti yang telah dikemukakan, bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan jenis penelitian tindakan kelas PTK yang memiliki tahapan-tahapan dalam setiap siklusnya. Tahapan tersebut meliputi perencanaan, tindakan, pengamatanpengumpulan data dan refleksi. Sedangkan prosedur pelaksanaan perbaikan apabila setelah tindakan siklus I selesai dilakukan dan belum terjadi peningkatan hasil belajar siswa, maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan selanjutnya pada siklus II sebagai perbaikan pembelajaran. 66

BAB IV HASIL PENELITIAN

A.TEMUAN HASIL PENELITIAN

1. Penelitian Pendahuluan

Penelitian tindakan kelas ini di mulai dengan melakukan observasi awal di SMAN 86 Jakarta. Sebelum diadakan penelitian, penulis melakukan analisis kebutuhan terlebih dahulu. Dari analisis kebutuhan diperoleh gambaran mengenai situasi dan kondisi belajar tempat penelitian diadakan. Analisis kebutuhan kegiatan ini meliputi wawancara dengan guru mata pelajaran ekonomi, dan siswa kelas X-5, serta melakukan observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran ekonomi di kelas. Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran, serta hasil belajar yang diperoleh selama proses pembelajaran ekonomi di SMAN 86 Jakarta kelas X-5. Peneliti melakukan wawancara dengan guru Ekonomi, Ibu Lilis Nurmaryati, S.E pada tanggal 13 Mei 2011. Pukul 10.45, bertempat di ruang guru. Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran ekonomi di kelas X-5, dan mengetahui hasil belajar ekonomi siswa. Berdasarkan wawancara tersebut diperoleh informasi bahwa metode pembelajaran ekonomi yang selama ini digunakan adalah dengan metode ceramah, demonstrasi, tanya jawab, serta pembelajaran lebih menitikberatkan pada pengerjaan tugas LKS yang banyak. Guru menganggap gaya belajar masing-masing siswa berbeda-beda sehingga membuat guru sukar menemukan metode pembelajaran yang tepat yang disukai oleh siswa. Selain itu sikap siswa cenderung pasif dalam belajar ekonomi sehingga kurang adanya interaksi antara guru dan siswa, yang berujung pada hasil belajar ekonomi siswa yang rendah, terutama pada materi perhitungan dengan rumus-rumusnya. Kemudian guru pun jarang menggunakan media serta alat-alat yang menunjang dalam proses pembelajaran ekonomi, salah satu kendalanya adalah dana, karena dana yang dikeluarkan tidak berasal dari sekolah langsung, namun berasal dari uang guru sendiri. Dari hasil wawancara ini, ditentukan kelas X-5 sebagai kelas yang cocok untuk diadakan penelitian, terkait dengan permasalahan hasil belajar siswa dalam pembelajaran ekonomi. Dalam pengamatan ini terlihat sikap siswa dari sebagian besar siswa di kelas kurang memiliki prestasi yang lebih dibandingkan dengan kelas lain. Hal ini terlihat dari hasil ulangan harian ekonomi siswa masih banyak yang dibawah KKM. Dalam proses pembelajaran, masih banyak siswa yang takut untuk bertanya pada guru, kemudian semangat belajar siswa pun kurang, dan tidak memperhatikan guru saat guru menerangkan. Selanjutnya peneliti mewawancarai 15 orang siswa kelas X-5 yang dijadikan sebagai sampel untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran ekonomi di kelas. 15 orang siswa yang dipilih untuk di wawancarai berdasarkan peringkat di kelas, 8 siswa peringkat teratas, dan 7 siswa peringkat terbawah, terutama pada mata pelajaran ekonomi. Tujuan wawancara dengan siswa adalah untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran Ekonomi, faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar serta penggalian informasi tentang metode belajar yang diminati siswa. Dari hasil wawancara tersebut tercatat 9 orang siswa yang tidak menyukai pelajaran ekonomi, dan 6 orang siswa kurang menyukai pelajaran ekonomi. Alasan dari siswa yang kurang menyukai pelajaran ekonomi adalah karena guru menjelaskan materi tidak jelas mengambang, kemudian dalam materi perhitungan, rumus-rumus yang ada kurang diterangkan, sehingga siswa kesulitan dalam mengerjakan latihan soal rumus. Selain itu gaduh nya kelas dari beberapa orang siswa, yang mengakibatkan siswa lain sulit berkonsentrasi. Serta siswa merasa hasil belajar yang ia peroleh pada pelajaran ekonomi tidak memuaskan. Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan pada guru mata pelajaran ekonomi, serta siswa, dapat disimpulkan bahwa beberapa hambatan yang telah di paparkan diatas dapat menjadikan siswa menjadi malas untuk mempelajari pelajaran ekonomi, karena pembelajaran yang dilakukan masih konvensional dengan metode ceramah, serta pemberian tugas yang banyak, pembelajaran yang tidak berpusat pada siswa, yang dapat mengaktifkan siswa, dan pembelajaran bersifat text book. Serta kegaduhan kelas yang sering diciptakan oleh beberapa orang siswa yang membuat siswa lain menjadi tidak konsentrasi dalam belajar. Oleh karena itu tugas guru untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut, dengan melakukan pembelajaran secara bervariasi, agar tidak terjadi kebosanan pada diri siswa karena merasa mata pelajaran ekonomi sulit untuk dipelajari. Serta perbaikan pada pengelolaan kelas serta model pembelajaran yang diterapkan sangat baik dilakukan oleh guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa. Selain dengan wawancara, peneliti melakukan observasi, observasi dilakukan sebelum penelitian, hasil observasi di catat dan terlampir. Observasi proses pembelajaran dilakukan pada tanggal 20 Mei 2011 dan diperoleh gambaran mengenai situasi dan kondisi belajar siswa serta kondisi lingkungan sekolah dan fasilitas penunjang proses belajar yang ada. Observasi dilakukan dengan cara mengamati langsung keadaan kelas pada saat proses belajar mengajar pada mata pelajaran Ekonomi. Hasil observasi diolah dengan cara mendeskripsikan hasil pengamatan. Hasil observasi ini dijadikan data tambahan dan data pelengkap dari data kuantitatif yang berupa hasil Pre Test dan Post Test. Berdasarkan hasil observasi, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar ekonomi masih tergolong rendah. Banyak siswa beranggapan bahwa mata pelajaran ekonomi adalah mata pelajaran yang membosankan dan sulit dalam hal penghitungannya. Hal ini terbukti dengan hasil belajar yang diperoleh siswa tidak memuaskan. Atau dapat dikatakan hanya sebagian saja yang mencapai KKM yaitu sebesar 66. Selain itu ada berbagai hambatan yang dihadapi oleh Siswa Kelas X-5 SMAN 86 Jakarta, diantaranya yaitu : kondisi kelas yang gaduh, yang mengurangi daya konsentrasi siswa dalam belajar, metode pembelajaran yang digunakan pun masih konvensional, yakni metode ceramah, serta pembelajaran yang dilakukan oleh guru bersifat text book, mengacu pada buku atau LKS. Dan dapat dikatakan seperti mendikte kan kalimat-kalimat, serta pembelajaran tidak berpusat pada siswa yang dapat mengaktifkan siswa, sehingga siswa merasa jenuh pada saat proses pembelajaran, karena siswa tidak dapat menemukan sendiri materi pokok serta kata kunci key word yang penting. Dan pada saat proses pembelajaran berlansung ada beberapa orang siswa yang terlihat malas untuk belajar, hal ini ditunjukkan dengan sikap dan perilaku yang ditampilkan oleh siswa yang bersangkutan, seperti tidur di dalam kelas, bersenda gurau dengan teman, serta menunjukkan sikap yang antipati terhadap pembelajaran ekonomi.

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative integrated and reading composition (circ) dan metode think pair share (tps) di MTs Jam'iyyatul khair Ciputat

3 27 138

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (cooperative integrated reading and composition) terhadap kemampuan menyesaikan soal cerita matematika (studi eksperimen di SMPN 238 Jakarta)

0 5 88

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP 5 KUDUS

0 6 163

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IS SMA NEGERI 1 GEBANG TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 5 23

PENERAPAN STRATEGI COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN HASIL Penerapan Strategi Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesi

0 0 16

PENERAPAN STRATEGI COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN HASIL Penerapan Strategi Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

0 0 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP.

6 21 57

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC).

0 4 38

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MERINGKAS ISI BUKU CERITA.

0 0 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENEMUKAN KALIMAT UTAMA DALAM PARAGRAF.

0 0 5