Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

memberikan motivasi bagi siswa dalam belajar dan memanfaatkan teknologi dalam kegiatan belajar mengajar dikelas memilki efisien yang sangat tinggi, tidak hanya terkait dengan hambatan waktu, tempat, ataupun biaya”. 5 Oleh karena itu diperlukan pengelolaan kelas yang baik, yang dapat menciptakan proses belajar mengajar yang terarah dan menyenangkan, serta efektif dan efisien, yang akan bermuara pada pemahaman konsep dari setiap siswa atau peserta didik, dan hasil belajar yang meningkatlah yang akan diperoleh nantinya. Berbagai masalah yang muncul dari pengalaman mengajar mengharuskan para pendidik mencari solusinya. Di antara berbagai masalah tersebut adalah masalah model pembelajaran. Seorang guru dituntut untuk pintar dalam memilih model pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam proses pembelajaran dikelas, yang dapat mengaktifkan kegiatan belajar siswa, serta agar siswa dapat memahami dan menguasai setiap konsep materi pelajaran. Untuk menciptakan proses belajar mengajar yang terarah dan efektif diperlukan model pembelajaran yang menyenangkan, yang dapat membangkitkan minat siswa dalam belajar. Salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif. “Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, rasa atau suku yang berbeda untuk mencapai tujuan bersama”. 6 “Model pembelajaran Kooperatif memiliki tujuan untuk memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok. Karena siswa bekerja dalam suatu tim, maka dengan sendirinya dapat memperbaiki hubungan diantara para siswa untuk mengembangkan 5 Rochmat Wahab, Pembelajaran Yang Efektif, Efisien, dan Menarik Sesuai dengan Perkembangan Teknologi Modern. Pdf diakses 15 Desember 2010, hal. 5 6 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2006 , hal. 240 keterampilan-keterampilan proses kelompok serta pemecahan masalah-masalah”. 7 Salah satu model pembelajaran kooperatif yang banyak dikenal untuk membantu siswa memahami dan mengingatkan materi yang mereka baca dan tulis adalah dengan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC yakni model pembelajaran kooperatif terpadu membaca dan menulis. Seperti yang telah disinggung di atas tentang model pembelajaran kooperatif yakni model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil yaitu antara empat sampai enam orang siswa. Model pembelajaran ini merupakan salah satu bentuk kegiatan dalam pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa, mengembangkan kemampuan berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah. Hal ini akan membuat belajar siswa menjadi menyenangkan dan lebih menarik, karena siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Siswa diberikan kebebasan untuk berpikir kreatif dan aktif dalam mengembangkan kemampuan mengenai materi yang diajarkan. ”Pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC dari segi bahasa dapat diartikan sebagai suatu model pembelajaran kooperatif yang mengintegrasikan suatu bacaan secara menyeluruh kemudian mengkomposisikannya menjadi bagian-bagian yang penting”. 8 “Tujuan dari model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC ini adalah untuk jauh lebih meningkatkan kesempatan siswa untuk membaca dengan keras dan menerima umpan balik dari kegiatan membaca mereka dengan membuat para siswa membaca untuk teman satu tim atau kelompoknya dan dengan melatih mereka mengenai bagaimana saling merespons kegiatan membaca mereka”. 9 7 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta : Kencana, 2010 , hal.57 8 Hijau Daun, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Artikel diakses 28 Januari 2010 at 3:11 pm 9 Robert E Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Bandung : Nusa Media, 2005 , hal. 202 Pembelajaran Kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC ini berbeda dengan pembelajaran kooperatif lainnya, karena pada dasarnya setiap pembelajaran kooperatif masing-masing tipe berbeda-beda. Yang membedakan pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC ini adalah dalam hal menganalisa wacana atau artikel berdasarkan konsep, yaitu dengan membaca dengan keras yang nantinya akan didengarkan oleh teman satu kelompok, kemudian kemampuan siswa dalam setiap kelompok dalam memahami bacaan, lalu menulis berdasarkan artikel atau wacana, serta menemukan kata- kata penting dalam wacana yang berhubungan dengan konsep. Di sinilah kerja sama dalam kelompok sangat ditentukan. Ilmu yang membahas hubungan manusia dengan manusia lain dan hubungan manusia dengan alam semesta merupakan bahasan dari Ilmu Pengetahuan Sosial IPS. IPS adalah bidang studi yang merupakan paduan dari sejumlah mata pelajaran ilmu sosial. Paduan dari sejumlah pelajaran ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi dan antropologi. IPS menjadi mata pelajaran wajib yang selalu ada dari berbagai jenjang sekolah mulai dari Sekolah Dasar SD, Sekolah Menengah SMP dan Sekolah Menengah Atas SMA sampai keperguruan tinggi. Tentunya dengan bobot materi yang berbeda-beda sesuai dengan jenjangnya masing-masing. Dan yang secara khusus di bahas dalam penelitian ini adalah mata pelajaran ekonomi. “Istilah ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani oikos yang berarti keluarga, rumah tangga dan nomos, yang berarti peraturan, aturan, hukum, dan secara garis besar diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga”. 10 Ilmu ekonomi mempelajari bagaimana manusia sering juga disebut sebagai agen ekonomieconomic agen melakukan pembagian sumber daya yang tersedia secara efisien dalam memenuhi kebutuhan manusia. Dalam melakukan ini, manusia terkendala oleh waktu, keterbatasan sumber daya, keinginan manusia yang tak terbatas, dan ketidakpastian. Secara umum, 10 Sukwiaty, dkk, Ekonomi SMA Kelas X, Jakarta : Yudhistira, 2006 , hal. 112 subjek dalam ekonomi dapat dibagi menjadi dua cabang, yaitu ekonomi mikro berhadapan dengan keputusan ekonomi di tingkat individu, dan ekonomi makro melihat ekonomi secara keseluruhan termasuk inflasi, pengangguran, produksi industri, dan peran pemerintah.Ilmu ekonomi sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Hal-hal yang dipelajari dalam mata pelajaran ekonomi meliputi produksi, distribusi, konsumsi, tenaga kerja, pengangkutan, sistem moneter dan keuangan, perdagangan, dunia usaha, serta menyangkut kemakmuran manusia di masa sekarang dan di masa yang akan datang. Berdasarkan observasi pra penelitian yang telah saya lakukan pada siswa kelas X-5 SMAN 86 Jakarta pada tanggal 13 Mei 2011, di temukan beberapa permasalahan, diantaranya : Pada saat kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran Ekonomi di kelas, masih menemukan banyak kendala terutama masalah penggunaan metode membaca dan mencatat yang diberikan oleh guru yang belum menunjang motivasi siswa untuk belajar. Untuk menumbuhkan minat membaca dan menulis dalam diri siswa diperlukan suatu strategi belajar yang tepat agar siswa terbiasa untuk membaca suatu tulisan wacana dan terbiasa untuk menulis dan menjadikannya sebuah bacaan agar para siswa paham apa yang mereka baca dan mengerti apa yang mereka tulis. Selain itu ditemukan juga permasalahan berupa siswa nampak malas dan kurang bersemangat untuk membaca dan merangkum hasil bacaan. Padahal materi pembelajaran IPS terutama Ekonomi banyak memberikan teori-teori yang menuntut pemahaman siswa dengan banyak memaparkan wacana wacana sosial. Masalah lain adalah hasil belajar ekonomi masih tergolong rendah. Hal ini terbukti dengan peneliti melihat ledger hasil belajar siswa pada ulangan harian sebelumnya kepada guru mata pelajaran ekonomi. Dan hasil belajar yang diperoleh siswa tidak memuaskan. Atau dapat dikatakan hanya sebagian saja yang mencapai KKM yaitu sebesar 66. Selain itu ada berbagai hambatan yang dihadapi oleh Siswa Kelas X-5 SMAN 86 Jakarta, diantaranya yaitu : kondisi kelas yang gaduh, yang mengurangi daya konsentrasi siswa dalam belajar, metode pembelajaran yang digunakan pun masih konvensional, yakni metode ceramah, serta pembelajaran yang dilakukan oleh guru bersifat text book, mengacu pada buku atau LKS. Dan dapat dikatakan seperti mendikte kan kalimat-kalimat, serta pembelajaran tidak berpusat pada siswa yang dapat mengaktifkan siswa, sehingga siswa merasa jenuh pada saat proses pembelajaran, karena siswa tidak dapat menemukan sendiri materi pokok serta kata kunci key word yang penting. Pada saat proses pembelajaran berlangsung ada beberapa orang siswa yang terlihat malas untuk belajar, hal ini ditunjukkan dengan sikap dan perilaku yang ditampilkan oleh siswa yang bersangkutan, seperti tidur di dalam kelas, bersenda gurau dengan teman, serta menunjukkan sikap yang antipati terhadap pembelajaran ekonomi. Tidak hanya observasi, penulis melaksanakan wawancara pra penelitian, berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran ekonomi SMAN 86 Jakarta, Ibu Lilis Nurmaryati, S,E. pada hari Jumat 13 Mei 2011 bertempat di ruang guru pada pukul 10.45 WIB. “Hambatan yang ditemui pada saat kegiatan belajar mengajar adalah semangat belajar siswa kurang, tidak memperhatikan saat guru menerangkan, dan gaya belajar siswa yang berbeda-beda sehingga kesulitan untuk menggunakan metode yang cocok”. 11 Selain wawancara pra penelitian dengan guru mata pelajaran Ekonomi, penulis melakukan wawancara dengan siswa. Jenis wawancaranya adalah wawancara terstruktur. Adapun wawancara terstruktur maksudnya adalah wawancara dimana telah disiapkan model-model pertanyaan yang akan diajukan oleh peneliti. Pertanyaan tersebut telah disusun secara urut dan sistematis dan kemudian ditanyakan secara langsung kepada responden untuk dijawabnya. 11 Wawancara, Ibu Lilis Nurmaryati, S.E, Jumat 13 Mei 2011, Pukul : 10.15 WIB, Ruang Guru Tujuan wawancara pra penelitian pada responden siswa adalah untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran Ekonomi di kelas. Berdasarkan hasil wawancara terstruktur dengan 15 orang siswa kelas X-5 SMAN 86 Jakarta pada tanggal 13 Mei 2011 pukul 13.05 WIB di ruang kelas X-5. Ketika diajukan pertanyaan “Bagaimana menurutmu tentang pembelajaran ekonomi di kelas ?”. sembilan siswa mengatakan bahwa pembelajaran ekonomi, pembelajaran yang membosankan, sulit dalam materi perhitungannya, dan terlalu banyak mnecatat. Empat orang siswa mengatakan biasa saja dalam pembelajaran ekonomi, dan 2 orang siswa mengatakan pembelajaran ekonomi menyenangkan”. 12 Sementara ketika diajukan pertanyaan “Bagaimana hasil belajar ekonomi kamu ?”. Delapan siswa mengatakan kurang dari KKM, lima siswa mengatakan lebih dari KKM, dan dua siswa mengatakan sesuai dengan KKM. Dan ketika diajukan pertanyaan “Bagaimana menurut pendapatmu tentang cara guru dalam menerangkan pelajaran Ekonomi ?. sepuluh siswa mengatakan guru menerangkan pelajaran ekonomi dengan mencatat, dua siswa mengatakan guru menerangkan pelajaran ekonomi dengan ceramah dan diskusi, dan 3 siswa mengatakan guru menerangkan pelajaran ekonomi biasa saja, mudah mengerti, dan mengerti pada materi tertentu saja”. 13 Berdasarkan hasil observasi, serta wawancara yang telah dilakukan, beberapa hambatan yang telah di paparkan diatas dapat menjadikan siswa menjadi malas untuk mempelajari pelajaran ekonomi, karena pembelajaran yang dilakukan masih konvensional dengan metode ceramah, pembelajaran yang tidak berpusat pada siswa, yang dapat mengaktifkan siswa, dan pembelajaran yang bersifat text book serta tugas-tugas yang banyak. Oleh karena itu tugas guru untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut, dengan melakukan pembelajaran secara bervariasi, agar tidak terjadi kebosanan pada diri siswa karena merasa mata pelajaran ekonomi sulit untuk dipelajari. Serta perbaikan pada pengelolaan kelas serta model pembelajaran yang diterapkan 12 Wawancara, 15 Responden Siswa, Jumat 13 Mei 2011, Pukul : 12.35, Ruang Kelas X-5 13 Wawancara, 15 Responden Siswa, Jumat 13 Mei 2011, Pukul : 12.35, Ruang Kelas X-5 sangat baik dilakukan oleh guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa. Beberapa penelitian yang relevan, yang membahas model pembelajaran CIRC, seperti yang dilakukan oleh Hafsah Syarifah, Jurusan Pendidikan IPA Kimia Univesitas Islam Negeri UIN Syarif Hidatullah Jakarta pada tahun 2006 dengan judul skripsi : “Pengaruh Penerapan Pendekatan Cooperative Learning dengan Teknik Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC terhadap hasil belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Unsur, Senyawa, dan Campuran “. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pendekatan Cooperative Learning dengan teknik Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC terhadap hasil belajar Kimia siswa. Selain itu hasil belajar siswa yang diberi pendekatan Cooperative Learning dengan teknik Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang tidak diberi pendekatan Cooperative Learning dengan teknik Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC”. 14 Kemudian, penelitian yang dilakukan oleh Azizah Jurusan Matematika Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2010 dengan judul skripsi : “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC Terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Siswa SMP 238“. Hasil penelitian ini menunjukkan Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika khususnya pada materi aritmetika sosial dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC sebanyak 84 siswa telah mampu menyelesaikan soal 14 Hafsah Syarifah , Pengaruh Penerapan Pendekatan Cooperative Learning dengan Teknik Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC terhadap hasil belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Unsur, Senyawa, dan Campuran, Jakarta : 2006, hal. 53 cerita matematika secara urut dan sistematis. Siswa juga mampu memahami, menafsirkan dan menyelesaikan soal cerita matematika”. 15 Sedangkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional, hanya 52 saja siswa yang telah mampu menyelesaikan soal cerita secara urut dan mampu memahami makna dari isi soal cerita. Selebihnya masih harus selalu di bimbing dalam setiap langkah untuk menyelesaikan soal cerita dan siswa belum mampu menafsirkan sendiri isi dari soal cerita tersebut. Dengan hasil penelitian yang relevan, serta berdasarkan hasil observasi, dan wawancara yang telah dilakukan pada guru mata pelajaran ekonomi SMAN 86 Jakarta serta siswa kelas X-5 SMAN 86 Jakarta pada tanggal 13 Mei 2011, penulis tertarik untuk mengangkat hal tersebut sebagai penelitian dengan judul “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Siswa “.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan observasi awal yang telah saya lakukan di SMAN 86 Jakarta kelas X-5, pada tanggal 13 Mei 2011 pada pukul 08.40 WIB, maka dari itu dapat diidentifikasi beberapa masalah, diantaranya sebagai berikut : 1. Semangat belajar siswa kurang. Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan, semangat belajar siswa masih kurang, hal ini dapat terlihat dari sikap dan gaya belajar siswa di dalam kelas. Saat guru menjelaskan materi ada beberapa siswa yang tidur di dalam kelas, dan terlihat tidak bersemangat sekali belajar Ekonomi. Selain itu ada beberapa siswa yang bercanda dan mengobrol dengan teman 15 Azizah, Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC Terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Siswa SMP 238, Jakarta, 2010 , hal. 68 nya saat guru menerangkan, kondisi seperti sangat menganggu dalam proses pembelajaran Ekonomi di kelas. 2. Pemahaman konsep dan hasil belajar siswa rendah. Berdasarkan data yang diperoleh dari guru Ekonomi, pemahaman terhadap konsep dan hasil belajar siswa rendah. Hal ini terbukti dengan nilai Ulangan Harian sebelumnya pada materi Konsumsi dan Investasi, dari 39 orang siswa, yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM sebanyak 22 siswa, dan yang tidak mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal KKM sebanyak 17 siswa. Dengan nilai terendah 42, dan nilai tertinggi 95. Hal ini menunjukkan bahwa pemahaman konsep dan hasil belajar siswa rendah dan kurang memuaskan. 3. Masih banyak siswa yang beranggapan bahwa pelajaran Ekonomi membosankan. Dari wawancara dengan 15 orang siswa, 8 orang siswa mengatakan bahwa pembelajaran Ekonomi merupakan pembelajaran yang membosankan, 5 orang siswa mengatakan biasa saja, dan 2 orang siswa mengatakan menyenangkan. Banyaknya siswa yang mengatakan pembelajaran Ekonomi membosankan salah satu faktor penyebabnya adalah cara pembelajaran Ekonomi di kelas, karena metode pembelajaran Ekonomi di kelas berupa metode ceramah, pembelajaran tidak berpusat pada siswa atau dalam kata lain siswa pasif dalam pembelajaran di kelas. 4. Minimya pengetahuan guru mengenai model pembelajaran kooperatif. Berdasarkan wawancara dengan guru ekonomi, Ibu Lilis Nurmaryati mengatakan bahwa dalam pembelajaran Ekonomi jarang menggunakan model pembelajaran kooperatif, karena beliau sendiri tidak mengetahui model-model pembelajaran kooperatif. Kalaupun ada yang digunakan hanya metode demonstrasi, dan metode diskusi, bukan model pembelajaran kooperatif. 5. Cara mengajar masih dilakukan secara konvensional. Dari observasi pra penelitian yang dilakukan penulis, proses pengajaran yang berlangsung hanya berupa metode ceramah dan tanya jawab saja. Siswa pasif dalam pembelajaran di kelas. Kalaupun ada materi yang sulit, jarang siswa yang bertanya kepada guru. 6. Pembelajaran bersifat text book, serta tugas LKS. Berdasarkan observasi pra penelitian, pembelajaran yang dilakukan masih bersifat text book atau guru seperti mendiktekan kalimat-kalimat pada siswa, kemudian siswa menuliskannya dalam buku tulisnya masing- masing. Dan berdasarkan hasil wawancara dengan siswa, siswa banyak yang mengatakan bahwa tugas yang diberikan sangat banyak, seperti tugas LKS dan merangkum.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di SMAN 86 Jakarta pada kelas X-5, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini hanya di batasi pada : 1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC. 2. Hasil belajar yang dimaksud adalah peningkatan hasil belajar Ekonomi siswa pada ranah kognitif yang diperoleh dari nilai Post Test.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka perumusan masalah adalah sebagai berikut : 1. “Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC dapat meningkatkan hasil belajar Ekonomi Siswa pada materi Uang, Bank, dan Kebijakan Moneter? “ 2. “Apakah hasil belajar Ekonomi siswa meningkat setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC ?”

E. Tujuan dan Manfaat Hasil Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan, maka kegiatan penelitian ini bertujuan : 1. Untuk meningkatkan hasil belajar Ekonomi siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC. 2. Untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC ini cocok untuk diterapkan pada mata pelajaran Ekonomi pada materi Uang, Bank, dan Kebijakan Moneter . Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Siswa, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar Ekonomi siswa, serta meningkatkan kemampuan siswa, dan membangun daya imajinasi pikiran siswa dengan strategi penyelesaian soal cerita yang sistematis pada model pembelajaran kooperatif tipe CIRC sehingga dapat memahami makna yang tersirat dalam soal. 2. Guru, diharapkan dapat dijadikan alternatif model pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik. 3. Sekolah, diharapkan hasil penelitian ini memberikan sumbangan dalam meningkatkan mutu pendidikan disekolah, melalui model pembelajaran kreatif dan inovatif.

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative integrated and reading composition (circ) dan metode think pair share (tps) di MTs Jam'iyyatul khair Ciputat

3 27 138

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe CIRC (cooperative integrated reading and composition) terhadap kemampuan menyesaikan soal cerita matematika (studi eksperimen di SMPN 238 Jakarta)

0 5 88

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP 5 KUDUS

0 6 163

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IS SMA NEGERI 1 GEBANG TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 5 23

PENERAPAN STRATEGI COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN HASIL Penerapan Strategi Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesi

0 0 16

PENERAPAN STRATEGI COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN HASIL Penerapan Strategi Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

0 0 12

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA SMP.

6 21 57

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC).

0 4 38

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MERINGKAS ISI BUKU CERITA.

0 0 6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC)UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENEMUKAN KALIMAT UTAMA DALAM PARAGRAF.

0 0 5