Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
memberikan motivasi bagi siswa dalam belajar dan memanfaatkan teknologi dalam kegiatan belajar mengajar dikelas memilki efisien yang sangat tinggi,
tidak hanya terkait dengan hambatan waktu, tempat, ataupun biaya”.
5
Oleh karena itu diperlukan pengelolaan kelas yang baik, yang dapat menciptakan
proses belajar mengajar yang terarah dan menyenangkan, serta efektif dan efisien, yang akan bermuara pada pemahaman konsep dari setiap siswa atau
peserta didik, dan hasil belajar yang meningkatlah yang akan diperoleh nantinya.
Berbagai masalah yang muncul dari pengalaman mengajar mengharuskan para pendidik mencari solusinya. Di antara berbagai masalah
tersebut adalah masalah model pembelajaran. Seorang guru dituntut untuk pintar dalam memilih model pembelajaran yang tepat untuk diterapkan dalam
proses pembelajaran dikelas, yang dapat mengaktifkan kegiatan belajar siswa, serta agar siswa dapat memahami dan menguasai setiap konsep materi
pelajaran. Untuk menciptakan proses belajar mengajar yang terarah dan efektif
diperlukan model pembelajaran yang menyenangkan, yang dapat
membangkitkan minat siswa dalam belajar. Salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif.
“Model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil yaitu antara empat
sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, rasa atau suku yang berbeda untuk mencapai tujuan bersama”.
6
“Model pembelajaran
Kooperatif memiliki
tujuan untuk
memaksimalkan belajar siswa untuk peningkatan prestasi akademik dan pemahaman baik secara individu maupun secara kelompok.
Karena siswa bekerja dalam suatu tim, maka dengan sendirinya dapat memperbaiki hubungan diantara para siswa untuk mengembangkan
5
Rochmat Wahab, Pembelajaran Yang Efektif, Efisien, dan Menarik Sesuai dengan Perkembangan Teknologi Modern. Pdf diakses 15 Desember 2010, hal. 5
6
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2006 , hal. 240
keterampilan-keterampilan proses
kelompok serta
pemecahan masalah-masalah”.
7
Salah satu model pembelajaran kooperatif yang banyak dikenal untuk membantu siswa memahami dan mengingatkan materi yang mereka baca dan
tulis adalah dengan adalah model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC yakni model pembelajaran
kooperatif terpadu membaca dan menulis. Seperti yang telah disinggung di atas tentang model pembelajaran kooperatif yakni model pembelajaran
dengan menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil yaitu antara empat sampai enam orang siswa. Model pembelajaran ini merupakan salah
satu bentuk kegiatan dalam pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa, mengembangkan kemampuan berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah.
Hal ini akan membuat belajar siswa menjadi menyenangkan dan lebih menarik, karena siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Siswa
diberikan kebebasan untuk berpikir kreatif dan aktif dalam mengembangkan kemampuan mengenai materi yang diajarkan.
”Pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC dari segi bahasa dapat diartikan sebagai suatu model
pembelajaran kooperatif yang mengintegrasikan suatu bacaan secara menyeluruh kemudian mengkomposisikannya menjadi bagian-bagian yang
penting”.
8
“Tujuan dari model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition
CIRC ini adalah untuk jauh lebih meningkatkan kesempatan siswa untuk membaca dengan keras dan
menerima umpan balik dari kegiatan membaca mereka dengan membuat para siswa membaca untuk teman satu tim atau
kelompoknya dan dengan melatih mereka mengenai bagaimana saling merespons kegiatan membaca mereka”.
9
7
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Jakarta : Kencana, 2010 , hal.57
8
Hijau Daun, Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Artikel diakses 28 Januari 2010 at 3:11 pm
9
Robert E Slavin, Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik, Bandung : Nusa Media, 2005 , hal. 202
Pembelajaran Kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC ini berbeda dengan pembelajaran kooperatif lainnya,
karena pada dasarnya setiap pembelajaran kooperatif masing-masing tipe berbeda-beda. Yang membedakan pembelajaran kooperatif tipe Cooperative
Integrated Reading and Composition CIRC ini adalah dalam hal menganalisa wacana atau artikel berdasarkan konsep, yaitu dengan membaca
dengan keras yang nantinya akan didengarkan oleh teman satu kelompok, kemudian kemampuan siswa dalam setiap kelompok dalam memahami
bacaan, lalu menulis berdasarkan artikel atau wacana, serta menemukan kata- kata penting dalam wacana yang berhubungan dengan konsep. Di sinilah
kerja sama dalam kelompok sangat ditentukan. Ilmu yang membahas hubungan manusia dengan manusia lain dan
hubungan manusia dengan alam semesta merupakan bahasan dari Ilmu Pengetahuan Sosial IPS. IPS adalah bidang studi yang merupakan paduan
dari sejumlah mata pelajaran ilmu sosial. Paduan dari sejumlah pelajaran ilmu sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi dan antropologi. IPS
menjadi mata pelajaran wajib yang selalu ada dari berbagai jenjang sekolah mulai dari Sekolah Dasar SD, Sekolah Menengah SMP dan Sekolah
Menengah Atas SMA sampai keperguruan tinggi. Tentunya dengan bobot materi yang berbeda-beda sesuai dengan jenjangnya masing-masing. Dan
yang secara khusus di bahas dalam penelitian ini adalah mata pelajaran ekonomi.
“Istilah ekonomi sendiri berasal dari kata Yunani oikos yang berarti keluarga, rumah tangga dan nomos, yang berarti peraturan, aturan, hukum,
dan secara garis besar diartikan sebagai aturan rumah tangga atau manajemen rumah tangga”.
10
Ilmu ekonomi mempelajari bagaimana manusia sering juga disebut sebagai agen ekonomieconomic agen melakukan pembagian sumber
daya yang tersedia secara efisien dalam memenuhi kebutuhan manusia. Dalam melakukan ini, manusia terkendala oleh waktu, keterbatasan sumber
daya, keinginan manusia yang tak terbatas, dan ketidakpastian. Secara umum,
10
Sukwiaty, dkk, Ekonomi SMA Kelas X, Jakarta : Yudhistira, 2006 , hal. 112
subjek dalam ekonomi dapat dibagi menjadi dua cabang, yaitu ekonomi mikro berhadapan dengan keputusan ekonomi di tingkat individu, dan
ekonomi makro melihat ekonomi secara keseluruhan termasuk inflasi, pengangguran, produksi industri, dan peran pemerintah.Ilmu ekonomi sangat
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Hal-hal yang dipelajari dalam mata pelajaran ekonomi meliputi produksi, distribusi, konsumsi, tenaga kerja,
pengangkutan, sistem moneter dan keuangan, perdagangan, dunia usaha, serta menyangkut kemakmuran manusia di masa sekarang dan di masa yang akan
datang. Berdasarkan observasi pra penelitian yang telah saya lakukan pada
siswa kelas X-5 SMAN 86 Jakarta pada tanggal 13 Mei 2011, di temukan beberapa permasalahan, diantaranya :
Pada saat kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran Ekonomi di kelas, masih menemukan banyak kendala terutama masalah penggunaan
metode membaca dan mencatat yang diberikan oleh guru yang belum menunjang motivasi siswa untuk belajar. Untuk menumbuhkan minat
membaca dan menulis dalam diri siswa diperlukan suatu strategi belajar yang tepat agar siswa terbiasa untuk membaca suatu tulisan wacana dan terbiasa
untuk menulis dan menjadikannya sebuah bacaan agar para siswa paham apa yang mereka baca dan mengerti apa yang mereka tulis.
Selain itu ditemukan juga permasalahan berupa siswa nampak malas dan kurang bersemangat untuk membaca dan merangkum hasil bacaan.
Padahal materi pembelajaran IPS terutama Ekonomi banyak memberikan teori-teori yang menuntut pemahaman siswa dengan banyak memaparkan
wacana wacana sosial. Masalah lain adalah hasil belajar ekonomi masih tergolong rendah.
Hal ini terbukti dengan peneliti melihat ledger hasil belajar siswa pada ulangan harian sebelumnya kepada guru mata pelajaran ekonomi. Dan hasil
belajar yang diperoleh siswa tidak memuaskan. Atau dapat dikatakan hanya sebagian saja yang mencapai KKM yaitu sebesar 66.
Selain itu ada berbagai hambatan yang dihadapi oleh Siswa Kelas X-5 SMAN 86 Jakarta, diantaranya yaitu : kondisi kelas yang gaduh, yang
mengurangi daya konsentrasi siswa dalam belajar, metode pembelajaran yang digunakan pun masih
konvensional, yakni metode ceramah,
serta pembelajaran yang dilakukan oleh guru bersifat text book, mengacu pada
buku atau LKS. Dan dapat dikatakan seperti mendikte kan kalimat-kalimat, serta pembelajaran tidak berpusat pada siswa yang dapat mengaktifkan siswa,
sehingga siswa merasa jenuh pada saat proses pembelajaran, karena siswa tidak dapat menemukan sendiri materi pokok serta kata kunci key word
yang penting. Pada saat proses pembelajaran berlangsung ada beberapa orang siswa
yang terlihat malas untuk belajar, hal ini ditunjukkan dengan sikap dan perilaku yang ditampilkan oleh siswa yang bersangkutan, seperti tidur di
dalam kelas, bersenda gurau dengan teman, serta menunjukkan sikap yang antipati terhadap pembelajaran ekonomi.
Tidak hanya observasi, penulis melaksanakan wawancara pra penelitian, berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran ekonomi
SMAN 86 Jakarta, Ibu Lilis Nurmaryati, S,E. pada hari Jumat 13 Mei 2011 bertempat di ruang guru pada pukul 10.45 WIB. “Hambatan yang ditemui
pada saat kegiatan belajar mengajar adalah semangat belajar siswa kurang, tidak memperhatikan saat guru menerangkan, dan gaya belajar siswa yang
berbeda-beda sehingga kesulitan untuk menggunakan metode yang cocok”.
11
Selain wawancara pra penelitian dengan guru mata pelajaran Ekonomi, penulis melakukan wawancara dengan siswa. Jenis wawancaranya
adalah wawancara terstruktur. Adapun wawancara terstruktur maksudnya adalah wawancara dimana telah disiapkan model-model pertanyaan yang
akan diajukan oleh peneliti. Pertanyaan tersebut telah disusun secara urut dan sistematis dan kemudian ditanyakan secara langsung kepada responden untuk
dijawabnya.
11
Wawancara, Ibu Lilis Nurmaryati, S.E, Jumat 13 Mei 2011, Pukul : 10.15 WIB, Ruang Guru
Tujuan wawancara pra penelitian pada responden siswa adalah untuk mengetahui sejauh mana pembelajaran Ekonomi di kelas. Berdasarkan hasil
wawancara terstruktur dengan 15 orang siswa kelas X-5 SMAN 86 Jakarta pada tanggal 13 Mei 2011 pukul 13.05 WIB di ruang kelas X-5. Ketika
diajukan pertanyaan “Bagaimana menurutmu tentang pembelajaran ekonomi di kelas ?”. sembilan siswa mengatakan bahwa pembelajaran ekonomi,
pembelajaran yang membosankan, sulit dalam materi perhitungannya, dan terlalu banyak mnecatat. Empat orang siswa mengatakan biasa saja dalam
pembelajaran ekonomi, dan 2 orang siswa mengatakan pembelajaran ekonomi menyenangkan”.
12
Sementara ketika diajukan pertanyaan “Bagaimana hasil belajar ekonomi kamu ?”. Delapan siswa mengatakan kurang dari KKM, lima siswa
mengatakan lebih dari KKM, dan dua siswa mengatakan sesuai dengan KKM. Dan ketika diajukan pertanyaan “Bagaimana menurut pendapatmu
tentang cara guru dalam menerangkan pelajaran Ekonomi ?. sepuluh siswa mengatakan guru menerangkan pelajaran ekonomi dengan mencatat, dua
siswa mengatakan guru menerangkan pelajaran ekonomi dengan ceramah dan diskusi, dan 3 siswa mengatakan guru menerangkan pelajaran ekonomi biasa
saja, mudah mengerti, dan mengerti pada materi tertentu saja”.
13
Berdasarkan hasil observasi, serta wawancara yang telah dilakukan, beberapa hambatan yang telah di paparkan diatas dapat menjadikan siswa
menjadi malas untuk mempelajari pelajaran ekonomi, karena pembelajaran yang dilakukan masih konvensional dengan metode ceramah, pembelajaran
yang tidak berpusat pada siswa, yang dapat mengaktifkan siswa, dan pembelajaran yang bersifat text book serta tugas-tugas yang banyak. Oleh
karena itu tugas guru untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut, dengan melakukan pembelajaran secara bervariasi, agar tidak terjadi kebosanan pada
diri siswa karena merasa mata pelajaran ekonomi sulit untuk dipelajari. Serta perbaikan pada pengelolaan kelas serta model pembelajaran yang diterapkan
12
Wawancara, 15 Responden Siswa, Jumat 13 Mei 2011, Pukul : 12.35, Ruang Kelas X-5
13
Wawancara, 15 Responden Siswa, Jumat 13 Mei 2011, Pukul : 12.35, Ruang Kelas X-5
sangat baik dilakukan oleh guru. Tujuannya adalah untuk meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa.
Beberapa penelitian
yang relevan, yang membahas model pembelajaran CIRC, seperti yang dilakukan oleh Hafsah Syarifah, Jurusan
Pendidikan IPA Kimia Univesitas Islam Negeri UIN Syarif Hidatullah Jakarta pada tahun 2006 dengan judul skripsi : “Pengaruh Penerapan
Pendekatan Cooperative Learning dengan Teknik Cooperative Integrated
Reading and Composition CIRC terhadap hasil belajar Kimia Siswa Pada Pokok Bahasan Unsur, Senyawa, dan Campuran “. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pendekatan Cooperative Learning dengan teknik Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC
terhadap hasil belajar Kimia siswa. Selain itu hasil belajar siswa yang diberi pendekatan Cooperative Learning dengan teknik Cooperative Integrated
Reading and Composition CIRC lebih baik dari pada hasil belajar siswa yang tidak diberi pendekatan
Cooperative Learning dengan teknik
Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC”.
14
Kemudian, penelitian yang dilakukan oleh Azizah Jurusan Matematika Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 2010
dengan judul skripsi : “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC
Terhadap Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Siswa SMP 238“.
Hasil penelitian ini menunjukkan Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika khususnya pada
materi aritmetika sosial dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC sebanyak 84 siswa telah mampu menyelesaikan soal
14
Hafsah Syarifah , Pengaruh Penerapan Pendekatan Cooperative Learning dengan Teknik Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC terhadap hasil belajar Kimia
Siswa Pada Pokok Bahasan Unsur, Senyawa, dan Campuran, Jakarta : 2006, hal. 53
cerita matematika secara urut dan sistematis. Siswa juga mampu memahami, menafsirkan dan menyelesaikan soal cerita matematika”.
15
Sedangkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional, hanya 52 saja siswa yang telah mampu menyelesaikan soal cerita secara
urut dan mampu memahami makna dari isi soal cerita. Selebihnya masih harus selalu di bimbing dalam setiap langkah untuk menyelesaikan soal
cerita dan siswa belum mampu menafsirkan sendiri isi dari soal cerita tersebut.
Dengan hasil penelitian yang relevan, serta berdasarkan hasil observasi, dan wawancara yang telah dilakukan pada guru mata pelajaran
ekonomi SMAN 86 Jakarta serta siswa kelas X-5 SMAN 86 Jakarta pada tanggal 13 Mei 2011, penulis tertarik untuk mengangkat hal tersebut sebagai
penelitian dengan judul “ Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Siswa “.