Dampak Ekonomi Wisata Keterbaruan Novelty dari Penelitian

membayar ini menjadi dasar dalam rangka penetapan tarif masuk untuk objek wisata sumber mata air panas dan gedung herbarium. Uang yang diperoleh dari tarif yang dibayar pegunjung, dapat digunakan sebagai dana untuk pengembangan kegiatan wisata dan kegiatan konservasi pada kawasan cagar alam. Dengan demikian kelestarian ekosistem dan fungsi lindung cagar alam dapat terjaga. Pengembangan objek wisata di TWA Rimbo Panti, diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat dan kegiatan konservasi. Pengembangan kawasan wisata ini seharusnya mampu mengurangi atau bahkan menghilangkan kegiatan masyarakat yang selama ini terkonsentrasi pada cagar alam. Masyarakat dapat bekerja sebagai penyedia jasa di kawasan wisata ini. Adanya pengembangan kegiatan wisata ini dapat memberikan manfaat ekonomi bagi kegiatan konservasi dan masyarakat sekitar, sehingga pengembangan kegiatan wisata di TWA Rimbo Panti dapat menjembatani antara kebutuhan ekologi dan kebutuhan ekonomi. Penjelasan diatas merupakan struktur penelitian yang akan dilaksanakan. Bagan kerangka pemikiran operasional yang disajikan dalam gambar 3.1 dapat dilihat untuk memperjelas penelitian yang dilakukan. Gambar 3.1 Diagram alur pemikiran TCM Kawasan Cagar Alam Rimbo Panti Pengembangan Taman Wisata Alam Peningkatan Jumlah Kunjungan dan Aktivitas Wisata pada Titik Rawan Sekitar Cagar Alam Pengelolaan dan Pengembangan TWA Rimbo Panti yang Mendukung Kelestarian Cagar Alam Manfaat Ekonomi Nilai Ekonomi Wisata Alam Masyarakat Unit Usaha dan Tenaga Kerja WTP Penetapan Tarif Segmentasi Open Access dan Under Value Terhadap TWA Penerapan Segmentasi Persepsi Pengunjung Setuju Tidak Setuju Harapan Pengembangan Kegiatan Konservasi Analisis Pendapatan Deskriptif, Kuantitatif Analisis Deskriptif, kuantitatif Nilai Ekonomi dan Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Minat Wisata Proporsi Perubahan Pendapatan Kontribusi bagi Konservasi IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini bersifat studi kasus yang dilakukan di TWA Rimbo Panti Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. TWA Rimbo Panti terletak di jalan lintas Sumatera yang menghubungkan Bukittinggi dengan Medan. Tepatnya TWA Rimbo Panti berada di Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. Pemilihan lokasi penelitian di Kabupaten Pasaman dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa atraksi wisata di TWA Rimbo Panti sebagian besar masih bersifat open acces, dan dikhawatirkan akan mengganggu kelestarian cagar alam. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Januari hingga Februari 2013.

4.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan wawancara menggunakan kuesioner kepada responden pengunjung, masyarakat sekitar, key person, dan unit usaha, serta tenaga kerja lokal. Key person dalam penelitian ini terdiri dari instansi terkait Dinas BKSDA dan Dinas Pariwisata Kabupaten Pasaman dan pengelola. Metode ini memerlukan alat bantu kuesioner yang digunakan sebagai instrumen penelitian. Kuesioner merupakan lembaran yang berisi beberapa pertanyaan dengan struktur yang baku Prasetyo dan Jannah

2005. 4.3

Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari kegiatan wawancara yang dilakukan terhadap pengunjung dan pengelola kawasan wisata melalui kuesioner. Data ini berupa informasi mengenai kesediaan pengunjung untuk membayar fasilitas wisata yang dapat mereka nikmati dan berdasarkan kepuasan yang diperoleh pengunjung. Data primer juga diperoleh dari pengelola kawasan wisata berupa informasi tentang nilai-nilai manfaat dan potensi yang terkandung di kawasan ini. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam BKSDA, Dinas Pariwisata, serta aparat Desa Panti untuk data gambaran umum desa dan masyarakatnya, yang kemudian akan diolah lebih lanjut dengan menggunakan beberapa pendekatan. Data sekunder juga didapat dari literatur-literatur yang relevan dan memuat berbagai konsep dan teori yang terkait dengan penelitian ini, seperti jurnal, buku teks, majalah, surat kabar, internet, dan penelitian-penelitian terdahulu.

4.4 Pemilihan Responden

Kawasan TWA Rimbo Panti merupakan kawasan wisata yang banyak dipadati pengunjung, baik masyarakat lokal, luar kota, dan bahkan turis mancanegara. Kawasan cagar alam ini sangat digemari pengunjung untuk melakukan wisata alam. Terlebih lagi pada saat libur lebaran kawasan wisata ini sangat dipadati oleh pengunjung yang ingin menghabiskan waktu bersama keluarga, sedangkan pada hari-hari biasa pengunjung relatif agak sepi. Pemilihan responden dilakukan terhadap pengunjung yang ada di kawasan wisata. Metode pengambilan contoh untuk responden pengunjung dilakukan dengan menggunakan metode non-probability sampling, karena sampling frame dari responden tidak tersedia. Responden pengunjung dipilih sebanyak 100 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Responden dipilih secara sengaja berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu, yaitu keterwakilan dari aspek demografi, cara kedatangan, tujuan dan motivasi wisata, serta usia minimal 15 tahun dengan asumsi sudah mampu memberikan pandangan yang lebih objektif. Menurut Nasution 2003, keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan teknik ini adalah sampel dipilih sedemikian rupa sehingga tetap relevan dengan rancangan penelitian, selain itu cara ini relatif lebih mudah dan menghemat biaya. Kelemahan teknik ini adalah tidak ada jaminan bahwa sampel bersifat representatif dan pertimbangan kriteria tidak terbebas dari unsur subjektivitas. Wawancara juga bertujuan untuk melihat sikap dan kesediaan pengunjung untuk membayar willingness to pay-WTP terhadap atraksi wisata yang mereka nikmati. Kesediaan membayar terhadap atraksi wisata yang mereka nikmati akan berbeda dari setiap kalangan. Kesediaan pengunjung untuk membayar ini yang akan menjadi dasar penerapan segmentasi dan besarnya harga tiket masuk pada kawasan wisata ini. Wawancara juga dilakukan terhadap seluruh pelaku usaha dan tenaga kerja di TWA Rimbo Panti, yaitu sebanyak 15 orang pelaku usaha dan 15 orang tenaga kerja. Wawancara bertujuan untuk melihat manfaat ekonomi berupa perubahan pendapatan dari unit usaha dan tenaga kerja lokal. Responden masyarakat sekitar kawasan dipilih secara sengaja purposive sampling sebanyak 20 orang dengan kriteria masyarakat yang tinggal sekitar satu kilometer dari kawasan wisata. Wawancara terhadap key person dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Key person dalam penelitian ini terdiri dari Kepala Seksi Promosi Pariwisata Dinas Pariwisata Kabupaten Pasaman, Pengendali Ekosistem Hutan dari BKSDA Kabupaten Pasaman, dan Kepala Resort Panti.

4.5 Metode Analisis Data

Tujuan dari analisis data adalah menarik kesimpulan dari data yang dikumpulkan oleh peneliti ke dalam bentuk yang lebih mudah untuk diinterpretasikan. Metode analisis data dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk matriks. Matriks metode analisis data dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Matriks metode analisis data No Tujuan Penelitian Data yang Dibutuhkan Metode Analisis Data 1. Mengestimasi nilai ekonomi wisata dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi minat wisata - Biaya perjalanan yang dikeluarkan pengunjung - Faktor-faktor yang mempengaruhi minat wisata, dibutuhkan: biaya perjalanan, jumlah pendapatan, lama pendidikan, usia pengunjung, jarak tempuh, wisata alternatif, jumlah tanggungan, dan lama mengetahui kawasan Travel Cost Method TCM 2. Menganalisis penerapan sistem segmentasi dan mengestimasi besarnya tarif wisata di tiap segmen wisata Persepsi pengunjung dan pengelola serta besarnya Willingness To Pay WTP setiap pengunjung Willingness To Pay WTP 3. Menganalisis manfaat ekonomi bagi kegiatan konservasi dan masyarakat sekitar kawasan Cagar Alam Rimbo Panti Perubahan pendapatan masyarakat sekitar dan kontribusi bagi kegiatan konservasi Analisis Pendapatan dan Analisis Deskriptif

4.5.1 Nilai Ekonomi dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Wisata

Nilai ekonomi TWA Rimbo Panti diestimasi dengan menggunakan metode biaya perjalanan travel cost method. Biaya perjalanan adalah seluruh biaya yang dikeluarkan pengunjung dalam satu kali perjalanan rekreasi meliputi biaya konsumsi selama rekreasi, biaya transportasi, biaya dokumentasi, dan biaya-biaya lain. Dihitung dengan rumus: BP = TR + DC + KR + LL ...........................................................1 Dimana: BP = Biaya perjalanan rata-rata Rporanghari TR = Biaya transportasi Rporanghari DC = Biaya dokumentasi Rp KR = Biaya konsumsi selama rekreasi Rporanghari LL = Biaya lain-lain Rp Menurut Fauzi 2006, nilai ekonomi kawasan wisata dapat diperoleh dengan membentuk fungsi permintaan terlebih dahulu. Setelah mengetahui fungsi permintaan, surplus konsumen yang merupakan proxy dari nilai WTP terhadap lokasi rekreasi dapat diukur. Nilai surplus konsumen ini yang akan digunakan untuk mengestimasi nilai ekonomi kawasan TWA Rimbo Panti. Surplus konsumen tersebut dapat diukur melalui formula: ................................................................2 Keterangan: SK = Surplus konsumen pengunjung per individu per kunjungan N = Jumlah kunjungan yang dilakukan oleh individu i b 1 = Koefisien dari variabel biaya perjalanan Nilai ekonomi wisata dari TWA Rimbo Panti merupakan total surplus konsumen pengunjung dalam suatu periode waktu. Nilai ekonomi TWA Rimbo Panti diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut: ................................................................3 Keterangan: NE = Nilai ekonomi kawasan wisata dalam satu tahun SK = Surplus konsumen pengunjung per individu per kunjungan JP = Total jumlah pengunjung selama satu tahun Fungsi permintaan kunjungan ke tempat wisata beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya diestimasi dengan pendekatan Individual Travel Cost Method ITCM. Menurut Fauzi 2006, pendekatan ITCM didasarkan pada data primer yang diperoleh melalui survei dan teknik statistika yang lebih kompleks. Kelebihan dari metode ini adalah dapat memberikan hasil yang lebih akurat. Fungsi permintaan wisata tiap individu per tahun kunjungan adalah sebagai berikut: Y = - ԑ............4 Dimana: Y = jumlah kunjungan trip tahunan ke cagar alam jumlah kunjungan per tahun X1 = biaya perjalanan individu ke lokasi cagar alam Rp.kunjungan X2 = pendapatan responden Rp.bulan X3 = lama pendidikan responden tahun X4 = usia responden tahun X5 = jarak tempuh ke lokasi cagar alam km X6 = tempat rekrasi alternatif X7 = jumlah tanggungan orang X8 = lama mengetahui lokasi bulan ԑ = error term = koefisien regresi untuk faktor Hipotesis yang dibangun dalam penelitian ini terkait variabel-variabel yang dimasukkan ke dalam model yaitu sebagai berikut: 1. Peningkatan biaya perjalanan akan mengurangi jumlah kunjungan wisatawan ke TWA Rimbo Panti. 2. Peningkatan jumlah pendapatan akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke TWA Rimbo Panti. 3. Semakin lama tingkat pendidikan seseorang, maka intensitas kunjungan ke TWA Rimbo Panti juga akan meningkat. 4. Peningkatan usia akan menambah jumlah kunjungan wisatawan ke TWA Rimbo Panti.