Hasil output analisis regresi fungsi permintaan wisata TWA Rimbo Panti dapat dilihat pada Tabel 6.1 dan Lampiran 1.
Tabel 6.1 Regresi fungsi permintaan wisata TWA Rimbo Panti
Variabel Koefisien
SE Koefisien T
P VIF
Constant 1,8967
0,6263 3,03
0,003 X1 Biaya Perjalanan
-0,00000067 0,00000126
-0,53 0,597
3,7 X2 Jumlah Pendapatan
0,00000011 0,00000025
0,46 0,650
3,9 X3 Lama Pendidikan
0,07612 0,04894
1,56 0,123
b
2,2
X4 Usia Pengunjung 0,01470
0,01431 1,03
0,307 3,4
X5 Jarak Tempuh
-0,019447 0,002363
-8,23 0,000
a
1,8
X6 Tempat Rekreasi Alternatif -0,0231
0,1450 -0,16
0,874 1,1
X7 Jumlah Tanggungan -0,07422
0,08805 -0,84
0,401 2,7
X8 Lama Mengetahui 0,030192
0,004854 6,22
0,000
a
1,1 R
2
64,9 R
2
adj 61,8
Sumber: Data primer diolah 2013
Keterangan: Tanda a dan b menunjukkan taraf nyata koefisien regresi masing-masing variabel berturut-
turut pada α : 1, 15.
Nilai R-sq dari hasil analisis regresi berganda diperoleh sebesar 65,4. Nilai tersebut menunjukkan sebesar 64,9 keragaman permintaan wisata
dijelaskan oleh variabel bebas independent variable yang terdapat di dalam model, dan sisanya 35,1 dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak
dimasukkan ke dalam model.
1. Pemenuhan Asumsi Regresi Linier Berganda
Pelanggaran asumsi yang biasa terjadi dalam analisis regresi linier berganda adalah multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi Hasan 2002. Oleh
karena itu, perlu dilakukan pemeriksaan asumsi untuk mengetahui tingkat keakuratan model yang telah dibangun. Berdasarkan hasil regresi liner berganda
yang diperoleh, asumsi regresi liner berganda terpenuhi yaitu data menyebar normal yang terlihat dari titik yang menyebar sepanjang garis linier pada normal
probability plot hasil uji Kolmogorov Smirnov diperoleh nilai p-value lebih besar dari 0,150 dan nilai Kolmogorov Smirnov sebesar 0,073 lebih kecil dari nilai
Kolmogorov Smirnov tabel 0,161, sehingga dapat disimpulkan data yang dimiliki telah menyebar normal Iriawan dan Astuti, 2006, dan tidak terjadi
multikolinearitas VIF10, heteroskedastisitas Uji Glejser nilai P-value 0,066 α 0,05, serta autokolerasi Nilai Durbin Watson sebesar 1,75833. Hasil
analisis regresi linier berganda dan uji yang dilakukukan dapat dilihat pada
Lampiran 1,2,3 dan 4.
2. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Secara Signifikan Terhadap Minat
Wisata ke Taman Wisata Alam Rimbo Panti
Hasil analisis mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisata ke TWA Rimbo Panti terdapat beberapa variabel yang berpengaruh
signifikan terhadap kunjungan wisatawan, yaitu jarak tempuh, lama mengetahui kawasan wisata, jumlah tanggungan, dan usia pengunjung. Berikut variabel-
variabel yang mempengaruhi minat wisata pengunjung secara signifikan:
a. Jarak Tempuh
Variabel jarak tempuh berpengaruh negatif terhadap jumlah kunjungan ke TWA Rimbo Panti dan memiliki pengaruh nyata pada taraf nyata 1. Jarak
tempuh merupakan salah satu faktor yang menjadi pertimbangan bagi individu untuk menentukan lokasi wisata yang akan dituju dalam memenuhi kebutuhan
akan wisata. TWA Rimbo Panti terletak di jalan lintas Sumatera, tepatnya di Kecamatan Panti, Kabupaten Pasaman. Daerah ini berada cukup jauh dari pusat
kota. Oleh karena itu, jarak tempuh menuju lokasi wisata mempengaruhi jumlah kunjungan individu, sehingga semakin jauh jarak yang harus ditempuh individu
menuju TWA Rimbo Panti, semakin rendah intensitas kunjungan wisata yang dilakukan. Berdasarkan hasil penelitian setiap penambahan jarak tempuh sejauh
100 km, maka intensitas kunjungan wisata akan berkurang sebanyak 3 kali.
b. Lama Mengetahui Kawasan Wisata
Variabel lama mengetahui keberadaan kawasan wisata berpengaruh nyata terhadap jumlah kunjungan wisata ke TWA Rimbo Panti pada taraf 1 diperoleh
berdasarkan uji t. Pengunjung datang ke TWA Rimbo Panti karena ingin melihat keindahan alam yang masih alami dan sumber mata air panas yang menjadi ciri
khas dari kawasan wisata ini. TWA Rimbo Panti tidak sering dimunculkan dalam media cetak dan elektronik, tetapi pengunjung yang telah mengetahui keberadaan
kawasan wisata ini tetap berkunjung untuk menikmati keindahan alam yang ada.
c. Lama Pendidikan Responden
Variabel lama pendidikan responden memiliki pengaruh positif dan berpengaruh nyata pada taraf 15 terhadap intensitas kunjungan wisatawan.
Lama pendidikan seseorang akan mempengaruhi pola tingkah laku orang tersebut, termasuk pola tingkah laku terhadap kegiatan wisata. Seseorang yang