2.8 Segmentasi
Menurut Kotler 1997 segmentasi pasar merupakan upaya pemisahan pasar pada kelompok-kelompok pembeli yang terbedakan dengan kebutuhan,
karakteristik dan tingkah laku mereka. Penerapan segmentasi dalam kegiatan wisata alam diharapkan dapat menjaga kelestarian alam yang ada, sementara
kebutuhan pengunjung juga terpenuhi. Manfaat dari adanya segmentasi, yaitu 1 menyediakan keinginan dan
kebutuhan pelanggan dengan lebih baik sehingga produsen dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan pelanggan yang bervariasi dengan menggunakan pola
berbeda, insentif, dan kegiatan promosi yang berbeda pada setiap segmen yang dituju; 2 meningkatkan pendapatan, karena dengan segmentasi perusahaan
mengetahui pasar mana yang berpotensi dapat meningkatkan pendapatannya lebih besar; 3 dengan segmentasi pasar organisasi dapat menciptakan nice product
yang akan menarik konsumen lain untuk mencoba dan kemudian membeli produk tersebut sehingga memperbesar peluang untuk tumbuh Rangkuti 2002.
Variabel-variabel utama yang biasa digunakan untuk mensegmentasikan pasar konsumen dengan memperhatikan faktor-faktor karakteristik konsumen
yaitu letak geografi, demografi dan psikografi. Segmentasi geografis membagi pasar ke dalam unit-unit geografis seperti wilayah, kota, desa dan iklim.
Segmentasi demografis memisahkan pasar ke dalam kelompok-kelompok yang didasarkan pada variabel umur, jenis kelamin, status, pendapatan, pekerjaan,
pendidikan, agama dan kewarganegaraan. Segmentasi psikogarafi membagi konsumen ke dalam kelompok-kelompok yang didasarkan menurut status sosial,
gaya hidup, dan kepribadian Supranto 2001. Segmentasi pun perlu diterapkan pada sektor wisata dan dapat didasarkan pada jenis atraksi wisata yang ditawarkan
pada suatu lokasi wisata. Menurut Fandeli, et. al. 2000 pada dasarnya setiap usaha bisnis harus memilih segmen pasar yang dijadikan sasaran bisnisnya.
2.9 Willingness To Pay WTP
Willingness To Pay WTP merupakan kesediaan membayar sejumlah moneter tertentu dari pengunjung untuk memperoleh barang dan jasa yang
diinginkan. Metode ini merupakan metode untuk menanyakan langsung pada
pengunjung mengenai nilai atau harga yang bersedia mereka berikan terhadap barang dan jasa yang tidak memiliki harga pasar. Metode ini sangat berkaitan erat
dengan preferensi seseorang terhadap barang dan jasa yang mereka inginkan. Metode willingness to pay biasanya akan dilakukan dengan cara
menanyakan langsung kepada responden tentang kesediaan seseorang untuk membayar pihak lain sebagai kompensasi untuk tetap memelihara hutan, sehingga
nilai keberadaan hutan tersebut akan tetap lestari Yakin 1997. Metode WTP akan digunakan sebagai dasar dalam penetepan tarif pada setiap segmen wisata
yang ditawarkan.
2.10 Dampak Ekonomi Wisata
Dampak ekonomi yang muncul dari aktivitas kegiatan wisata menjadi perhatian utama ketika kegiatan pariwisata mulai dikembangkan. Beberapa
penelitian telah dilakukan untuk melihat dampak ekonomi yang dirasakan oleh masyarakat sekitar dari adanya suatu kawasan wisata. Banyak penelitian-
penelitian terdahulu yang meneliti mengenai dampak ekonomi dari berdirinya suatu kawasan wisata.
Dampak ekonomi wisata alam adalah manfaat atau kontribusi produk wisata berbasis alam terhadap ekonomi suatu wilayah. Dampak tersebut dapat berupa:
1 penerimaan dari penjualan produk wisata tiket masuk TWA, hotel, camp ground, restoran, atraksi, transportasi, dan retail; 2 pendapatan masyarakat; 3
peluang pekerjaan; 4 penerimaan pemerintah dari pajak dan retribusi Frechtling 1987. Dampak ekonomi yang dihasilkan sektor wisata diukur dari
keseluruhan pengeluaran pengunjung untuk keperluan akomodasi, konsumsi, perjalanan, dokumentasi, dan keperluan lainnya. Analisis dampak ekonomi
kegiatan wisata umumnya berfokus pada perubahan penjualan, penghasilan, dan penempatan tenaga kerja yang terjadi akibat kegiatan wisata.
2.11 Penelitian Terdahulu
Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan tentang pariwisata, penerapan segmentasi, dan dampak ekonomi wisata. Beberapa penelitian yang terkait dengan
penelitian ini disajikan dalam tabel berikut: