Harapan Responden Pengunjung Terhadap Pengembangan Taman Wisata Alam Rimbo Panti

rataan WTP karena kondisi atraksi wisata yang ada saat ini belum sesuai dengan harapan dan keinginan pengunjung. Jika pengembangan ditingkatkan sesuai harapan dan keinginan pengunjung seperti pada Tabel 6.6, kemungkinan nilai WTP pengunjung bisa mendekati tarif yang diinginkan pengelola. Pengembangan yang dilakukan harus tetap memperhatikan kelestarian cagar alam. Saat ini atraksi wisata sumber mata air panas masih bersifat open access. Kondisi ini membuat pengunjung lebih cenderung untuk melihat atraksi wisata ini. Terutama pada saat libur lebaran dan peak season atraksi wisata sumber mata air panas sering menjadi pusat keramaian pengunjung. Hal ini dikhawatirkan terjadinya potensi over carrying capacity, sehingga dapat mengganggu kelestarian cagar alam. Pengelola bisa menerapkan tarif masuk untuk atraksi wisata sumber mata air panas sebesar nilai rataan WTP pengunjung, yaitu sebesar Rp. 4200 untuk menghindari terjadinya hal tersebut. Penetapan tarif masuk ini dapat membatasi jumlah pengunjung karena hanya pengunjung yang bersedia membayar yang dapat menikmati atraksi ini, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap areal ini yang secara tidak langsung dapat membantu menjaga kelestarian cagar alam.

4. Estimasi Tarif Masuk Gedung Herbarium

Batas minimum nilai kesediaan membayar pengunjung sebesar keinginan membayar terendah dari pengunjung pada saat pra survey yaitu Rp. 1.000 dan batas maksimum berdasarkan keinginan dari pihak pengelola yaitu sebesar Rp. 6.000 untuk atraksi wisata gedung herbarium. Tarif masuk gedung herbarium diestimasi dengan cara mencari nilai rataan WTP Persamaan 5. Distribusi besaran WTP pengunjung dapat dilihat pada Tabel 6.9 Tabel 6.9 Distribusi besaran WTP pengunjung terhadap tarif masuk Gedung Herbarium pada Tahun 2013 Besaran WTP Rp Frekuensi Orang EWTP a b bc x a 1.000,00 16 192,77 1.500,00 19 343,37 2.000,00 33 795,18 2.500,00 3 90,36 3.000,00 8 289,16 5.000,00 4 240,96 6.000,00 0,00 Jumlah 83 c 1951,80 Sumber: Data primer 2013 Tabel 6.9 memperlihatkan nilai rataan WTP pengunjung terhadap tarif masuk gedung herbarium adalah sekitar Rp. 2000. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengunjung bersedia membayar tarif masuk gedung herbarium hingga Rp. 2000, dengan harapan pengelola dapat meningkatkan jumlah koleksi tanaman dan memperluas bangunan herbarium. Nilai rataan WTP pengunjung masih jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan tarif yang diinginkan pengelola, karena kondisi gedung herbarium saat ini belum sesuai dengan harapan pengunjung. Gedung herbarium relatif kecil dan tidak terawat, serta koleksi tanaman masih sangat sedikit. Nilai WTP pengunjung bisa mendakati tarif yang diinginkan pengelola, yaitu sebesar Rp. 6.000 jika pengelola melakukan pengembangan sesuai dengan harapan pengunjung. Saat ini tidak ada tarif masuk yang dikenakan untuk atraksi wisata gedung herbarium. Hal ini karena sedikitnya koleksi herbarium yang ada, kurang luasnya bangunan, dan tidak terawatnya kondisi bangunan. Kondisi ini membuat pengunjung tidak tertarik untuk datang mengunjungi atraksi wisata ini, sehingga atraksi wisata ini hanya dibuka pada saat-saat tertentu. Pengelola bisa menerapkan tarif masuk untuk atraksi gedung herbarium sebesar nilai rataan WTP pengunjung, yaitu sekitar Rp. 2.000 untuk menarik minat pengunjung. Penetapan tarif masuk ini harus diiringi dengan pengembangan lokasi sesuai harapan pengunjung, sehingga dapat menarik minat pengunjung.

6.3 Manfaat Ekonomi bagi Masyarakat dan Kegiatan Konservasi

Pengembangan TWA Rimbo Panti dapat memberikan dampak positif dan negatif, baik terhadap lingkungan maupun kondisi sosial masyarakat. Dampak positif dan negatif dari pengembangan TWA Rimbo Panti meliputi banyak aspek dari kondisi lingkungan dan sosial masyarakat. Salah satu dampak positif pengembangan TWA Rimbo Panti terlihat dari manfaat ekonomi yang dirasakan masyarakat dan kegiatan konservasi pada cagar alam.

6.3.1 Manfaat Ekonomi Bagi Masyarakat

Persepsi masyarakat sekitar, unit usaha dan tenaga kerja di TWA Rimbo Panti perlu diketahui karena merupakan pihak yang langsung merasakan manfaat dari pengembangan wisata. Tabel 6.10 menyajikan persepsi responden