Latar Belakang Nilai dan Manfaat Ekonomi Pengembangan Taman Wisata Alam bagi Konservasi dan Masyarakat Sekitar (Studi Kasus Taman Wisata Alam Rimbo Panti, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat)

segmentasi wisata. Segmentasi pasar merupakan upaya pemisahan pasar pada kelompok-kelompok pembeli yang terbedakan dengan kebutuhan, karakteristik, dan tingkah laku mereka Kotler 1997. Penerapan sistem ini akan membatasi akses pengunjung terhadap cagar alam disamping dapat menambah income bagi pengelola melalui penerapan multy-gate pada setiap atraksi wisata. Diharapkan dana yang diperoleh pengelola dapat membantu pendanaan untuk konservasi pada cagar alam. Selain itu, kegiatan wisata juga diharapkan dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar cagar alam sehingga tidak menggantungkan hidup dari eksploitasi sumberdaya hutan. Oleh karena itu, perlu sistem atau konsep wisata alam yang dapat mendukung kegiatan konservasi di Cagar Alam Rimbo Panti dan bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Berdasarkan kondisi yang dipaparkan di atas maka terdapat beberapa permasalahan yang akan dikaji, yaitu: 1. Berapa nilai ekonomi wisata dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi minat wisata TWA Rimbo Panti? 2. Bagaimana penerapan sistem segmentasi dan berapa besarnya tarif masuk tiap segmen wisata? 3. Bagaimana manfaat ekonomi bagi kegiatan konservasi dan masyarakat sekitar TWA Rimbo Panti?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengestimasi nilai ekonomi wisata dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi minat wisata TWA Rimbo Panti. 2. Menganalisis penerapan sistem segmentasi dan mengestimasi besarnya tarif wisata di tiap segmen wisata. 3. Menganalisis manfaat ekonomi bagi kegiatan konservasi dan masyarakat sekitar TWA Rimbo Panti.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bersifat studi kasus yang meneliti beberapa masalah yang terjadi di lokasi penelitian. Penelitian ini lebih difokuskan pada estimasi nilai ekonomi kawasan wisata, estimasi tarif masuk per segmen wisata, serta manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar dan kegiatan konservasi. Pengunjung yang menjadi objek penelitian hanya sebatas wisatawan domestik yang berkunjung ke lokasi. Manfaat ekonomi yang dibahas oleh peneliti hanya sebatas manfaat ekonomi langsung dari kegiatan wisata alam, yaitu fokus pada kontribusi kegiatan wisata terhadap perubahan pendapatan masyarakat sekitar yang bekerja pada sektor wisata di TWA Rimbo Panti. Masyarakat sekitar yang dipilih dalam objek penelitian merupakan masyarakat yang tinggal sekitar kawasan wisata dalam radius satu kilometer. II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Cagar Alam

Cagar Alam adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa, dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami Undang- Undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Salah satu sifat alam adalah tidak statik unstatic dan berproses secara terus menerus dengan hukum alam. Lingkungan hidup mengalami dinamika dan berevolusi seiring waktu. Wardhana 2001 mengungkapkan ada dua faktor yang menyebabkan kerusakan daya dukung alam, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan kerusakan yang berasal dari alam itu sendiri dan sulit untuk dicegah, karena merupakan proses alami yang tejadi pada bumi untuk mencari keseimbangan. Faktor eksternal adalah kerusakan yang diakibatkan oleh kegiatan manusia dalam rangka meningkatkan kualitas dan kenyamanan hidupnya. Selain aktifitas pembangunan, dampak lingkungan dapat juga diakibatkan oleh aktifitas manusia Soemarwoto 1989. Upaya pemanfaatan cagar alam juga dapat merusak kelestarian dan kealamian cagar alam itu sendiri, seperti tindakan menebang pohon, mengubah bentuk alami kawasan cagar alam, dan berbagai aktifitas lain yang dapat merusak kealamian kawasan cagar alam.

2.2 Taman Wisata Alam

Taman Wisata Alam TWA adalah kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan bagi pariwisata dan rekreasi alam. TWA ini merupakan objek dan kegiatan yang berkaitan dengan rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam dan ekosistemnya, baik dalam bentuk asli alami maupun perpaduan hasil buatan manusia Arief 2001. TWA dikelola oleh pemerintah dan dikelola dengan upaya pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta ekosistemnya. Suatu kawasan wisata alam dikelola berdasarkan satu rencana pengelolaan yang disusun berdasarkan kajian aspek- aspek ekologi, teknis, ekonomis dan sosial budaya.