Aksesibilitas dan Services Persepsi Responden Pengunjung

Pengunjung bersedia membayar tarif masuk setiap atraksi wisata di TWA Rimbo Panti dengan harapan tingkat kenyamanan atraksi wisata yang ada, serta sarana dan prasarana wisata dapat ditingkatkan dengan tetap memperhatikan kelestarian dan keberlanjutan cagar alam tersebut. Nilai WTP pengunjung terhadap tarif masuk kolam pemandian air panas diestimasi berdasarkan kesediaan membayar dari 100 orang responden, sedangkan atraksi wisata sumber mata air panas dan herbarium diestimasi berdasarkan kesediaan membayar dari 83 orang responden. Nilai penawaran bid ditanyakan kepada responden dengan metode close ended question, dimana rentang nilai penawaran sudah ditentukan sebelumnya dan dicantumkan di dalam kuesioner. Rentang nilai penawaran ditentukan berdasarkan WTP yang diperoleh pada saat pra-survey. 2. Estimasi Tarif Masuk Kolam Pemandian Air Panas Nilai penawaran kesediaan membayar pengunjung terendah digunakan besaran retribusi awal yang berlaku saat didirikannya kolam pemandian, yaitu Rp. 2.000. Batas maksimum berdasarkan tarif masuk tempat wisata sejenis yaitu Kolam Pemandian Malibou Anai sebesar Rp. 15.000 untuk atraksi wisata kolam pemandian air panas. Tabel 6.7 menyajikan distribusi besaran WTP pengunjung pada kolam pemandian air panas. Sehubungan dengan tidak adanya pengunjung yang bersedia membayar lebih dari Rp. 10.000, maka batas maksimum WTP yang disajikan dalam Tabel 6.7 hanya sampai Rp. 10.000. Tarif masuk kolam pemandian air panas diestimasi dengan mencari nilai rataan WTP Persamaan 5. Tabel 6.7 Distribusi besaran WTP pengunjung terhadap tarif masuk kolam pemandian air panas pada Tahun 2013 Besaran WTP Rp Frekuensi Orang EWTP a b bc x a 2.000,00 1 20,00 3.000,00 6 180,00 4.000,00 17 680,00 5.000,00 51 2550,00 6.000,00 5 300,00 7.000,00 0,00 8.000,00 2 160,00 9.000,00 0,00 10.000,00 18 1800,00 Jumlah 100 c 5690,00 Sumber: Data primer 2013 Tabel 6.7 memperlihatkan nilai rataan WTP pengunjung terhadap tarif masuk kolam pemandian air panas adalah sekitar Rp. 5.700. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengunjung masih bersedia membayar tarif masuk kolam pemandian air panas hingga Rp. 5.700, dengan harapan pengelola dapat meningkatkan fasilitas yang ada dan memperluas bangunan kolam pemandian. Retribusi yang berlaku saat ini dirasakan oleh pengelola masih terlalu rendah. Pengelola dapat menetapkan tarif masuk kolam pemandian air panas yang lebih tinggi dari retribusi yang saat ini berlaku. Apabila dilakukan pengelolaan kawasan wisata yang lebih baik dengan konsep berkelanjutan dan perbaikan fasilitas, maka tarif masuk kawasan kolam pemandian air panas dapat ditingkatkan menjadi Rp. 15.000 merujuk pada nilai tarif masuk kawasan wisata sejenis.

3. Estimasi Tarif Masuk Sumber Mata Air Panas

Nilai penawaran bid kesediaan membayar pengunjung telah ditentukan sebelum melakukan wawancara, dengan batas minimum sebesar keinginan membayar terendah yang diperoleh dari pengunjung pada saat pra survey yaitu Rp. 2.000 dan batas maksimum berdasarkan keinginan dari pihak pengelola yaitu sebesar Rp. 10.000 untuk atraksi wisata sumber mata air panas. Tarif masuk sumber mata air panas diestimasi dengan cara mencari nilai rataan WTP Persamaan 5. Distribusi besaran WTP pengunjung dapat dilihat pada Tabel 6.8. Tabel 6.8 Distribusi besaran WTP pengunjung terhadap tarif masuk sumber mata air panas pada Tahun 2013 Besaran WTP Rp Frekuensi Orang EWTP a b bc x a 2.000,00 4 96,38 3.000,00 24 867,47 4.000,00 25 1204,82 5.000,00 25 1506,02 6.000,00 0,00 7.000,00 1 84,34 8.000,00 1 96,38 9.000,00 0,00 10.000,00 3 361,44 Jumlah 83c 4216,85 Sumber: Data primer 2013 Berdasarkan Tabel 6.8 dapat dilihat nilai rataan WTP pengunjung terhadap tarif masuk sumber mata air panas saat ini adalah sebesar Rp. 4.200. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengunjung bersedia membayar tarif masuk sumber mata air panas hingga Rp. 4.200. Nilai rataan WTP pengunjung jauh dari harapan pengelola yang menginginkan tarif masuk sebesar Rp. 10.000. Rendahnya nilai rataan WTP karena kondisi atraksi wisata yang ada saat ini belum sesuai dengan harapan dan keinginan pengunjung. Jika pengembangan ditingkatkan sesuai harapan dan keinginan pengunjung seperti pada Tabel 6.6, kemungkinan nilai WTP pengunjung bisa mendekati tarif yang diinginkan pengelola. Pengembangan yang dilakukan harus tetap memperhatikan kelestarian cagar alam. Saat ini atraksi wisata sumber mata air panas masih bersifat open access. Kondisi ini membuat pengunjung lebih cenderung untuk melihat atraksi wisata ini. Terutama pada saat libur lebaran dan peak season atraksi wisata sumber mata air panas sering menjadi pusat keramaian pengunjung. Hal ini dikhawatirkan terjadinya potensi over carrying capacity, sehingga dapat mengganggu kelestarian cagar alam. Pengelola bisa menerapkan tarif masuk untuk atraksi wisata sumber mata air panas sebesar nilai rataan WTP pengunjung, yaitu sebesar Rp. 4200 untuk menghindari terjadinya hal tersebut. Penetapan tarif masuk ini dapat membatasi jumlah pengunjung karena hanya pengunjung yang bersedia membayar yang dapat menikmati atraksi ini, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap areal ini yang secara tidak langsung dapat membantu menjaga kelestarian cagar alam.

4. Estimasi Tarif Masuk Gedung Herbarium

Batas minimum nilai kesediaan membayar pengunjung sebesar keinginan membayar terendah dari pengunjung pada saat pra survey yaitu Rp. 1.000 dan batas maksimum berdasarkan keinginan dari pihak pengelola yaitu sebesar Rp. 6.000 untuk atraksi wisata gedung herbarium. Tarif masuk gedung herbarium diestimasi dengan cara mencari nilai rataan WTP Persamaan 5. Distribusi besaran WTP pengunjung dapat dilihat pada Tabel 6.9 Tabel 6.9 Distribusi besaran WTP pengunjung terhadap tarif masuk Gedung Herbarium pada Tahun 2013 Besaran WTP Rp Frekuensi Orang EWTP a b bc x a 1.000,00 16 192,77 1.500,00 19 343,37 2.000,00 33 795,18 2.500,00 3 90,36 3.000,00 8 289,16 5.000,00 4 240,96 6.000,00 0,00 Jumlah 83 c 1951,80 Sumber: Data primer 2013