menikmati atraksi wisata apabila dilayani dengan ramah oleh petugas dan akan mendorong mereka untuk berkunjung lagi. Sebagian besar responden pengunjung
menilai petugas yang bertugas di lokasi kawasan wisata bekerja dengan ramah dalam melayani pengunjung, karena mereka bersedia memfasilitasi dan melayani
pengunjung secara prima.
4. Harapan Responden Pengunjung Terhadap Pengembangan Taman Wisata Alam Rimbo Panti
Harapan pengunjung TWA Rimbo Panti perlu diperhatikan oleh pengelola sebagai salah satu informasi dan bahan rujukan untuk mengambil keputusan
dalam melakukan pengembangan wisata, sehingga pengelola dapat meningkatkan kualitas pelayanan terhadap pengunjung. Harapan pengunjung terhadap
pengembangan TWA Rimbo Panti dapat dilihat dalam Tabel 6.6. Tabel 6.6 Harapan responden pengunjung terhadap pengembangan TWA Rimbo
Panti pada Tahun 2013
Harapan Pengembangan Jumlah orang
Persentase Menjaga kelestarian cagar alam
26 26,00
Menambah penginapan home stay 5
5,00 Pembenahan fasilitas
12 12,00
Memperluas kolam pemandian 10
10,00 Meperluas bangunan herbarium
9 9,00
Menambah tempat sampah 8
8,00 Menambah koleksi tanaman herbarium
6 6,00
Memperbanyak toilet 5
5,00 Membangun kantor informasi
5 5,00
Memperluas mushola 5
5,00 Menata pembangunan warung-warung
5 5,00
Membangun toko souvenir 4
4,00 Jumlah
100 100,00
Sumber: Data primer 2013
Tabel 6.6 memperlihatkan sebanyak 26 responden pengunjung menginginkan untuk menjaga kelestarian cagar alam. Hal ini menunjukkan bahwa
kesadaran masyarakat akan fungsi cagar alam sudah tinggi, namun karena faktor ekonomi dan pendidikan yang relatif rendah mendorong masyarakat untuk
mengeksploitasi sumberdaya alam yang ada. Sebanyak 12 responden pengunjung menginginkan pembenahan fasilitas. Salah satu sarana penunjang
kegiatan wisata adalah fasilitas yang tersedia di kawasan wisata tersebut. Fasilitas yang ada belum dapat memenuhi kebutuhan pengunjung.
Sebanyak 10 responden pengunjung menginginkan perluasan kolam pemandian air panas. Kolam pemandian yang tersedia saat ini relatif kecil dan
tidak terawat. Pada saat libur lebaran dan peak season pengunjung harus rela antri dan bergantian untuk masuk ke kolam pemandian air panas. Kondisi seperti ini
perlu menjadi perhatian utama pengelola karena atraksi wisata ini diminati oleh pengunjung, namun kondisinya sangat tidak sesuai dengan keinginan pengunjung.
6.2.2 Estimasi Tarif Masuk Setiap Segmen Wisata Berdasarkan WTP
Pengunjung
Sebelum melakukan estimasi terhadap tarif masuk setiap segmen wisata, perlu diketahui kesediaan membayar setiap segmen dari responden pengunjung.
1. Kesediaan Membayar Pengunjung WTP
Willingness to pay WTP pengunjung terhadap tarif masuk setiap atraksi wisata diestimasi dengan cara memberikan pertanyaan kepada seratus orang
responden pengunjung mengenai kesediaan membayar jika pengelola menerapkan tarif masuk pada setiap atraksi wisata di TWA Rimbo Panti sebagai salah satu
upaya untuk pelestarian, pemeliharaan, dan pengembangan wisata. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengunjung, semua responden bersedia membayar tarif
masuk untuk atraksi wisata kolam pemandian air panas, yaitu sebanyak 100. Hanya sebanyak 83 responden yang bersedia membayar tarif masuk untuk atraksi
wisata sumber mata air panas dan gedung herbarium. Kesediaan membayar pengunjung terhadap tarif masuk setiap atraksi wisata di TWA Rimbo Panti dapat
dilihat dalam Gambar 6.1.
Bersedia Tidak Bersedia
Sumber: Data primer 2013
Gambar 6.1 Kesediaan membayar pengunjung terhadap tarif masuk setiap atraksi wisata di Taman Wisata Alam Rimbo Panti
100
Willingness To Pay Kolam Pemandian
Air Panas
83 17
Willingness To Pay Sumber Mata Air
Panas
83 17
Willingness To Pay Gedung Herbarium
Pengunjung bersedia membayar tarif masuk setiap atraksi wisata di TWA Rimbo Panti dengan harapan tingkat kenyamanan atraksi wisata yang ada, serta
sarana dan prasarana wisata dapat ditingkatkan dengan tetap memperhatikan
kelestarian dan keberlanjutan cagar alam tersebut. Nilai WTP pengunjung
terhadap tarif masuk kolam pemandian air panas diestimasi berdasarkan kesediaan membayar dari 100 orang responden, sedangkan atraksi wisata sumber mata air
panas dan herbarium diestimasi berdasarkan kesediaan membayar dari 83 orang responden. Nilai penawaran bid ditanyakan kepada responden dengan metode
close ended question, dimana rentang nilai penawaran sudah ditentukan sebelumnya dan dicantumkan di dalam kuesioner. Rentang nilai penawaran
ditentukan berdasarkan WTP yang diperoleh pada saat pra-survey. 2.
Estimasi Tarif Masuk Kolam Pemandian Air Panas
Nilai penawaran kesediaan membayar pengunjung terendah digunakan besaran retribusi awal yang berlaku saat didirikannya kolam pemandian, yaitu Rp.
2.000. Batas maksimum berdasarkan tarif masuk tempat wisata sejenis yaitu Kolam Pemandian Malibou Anai sebesar Rp. 15.000 untuk atraksi wisata kolam
pemandian air panas. Tabel 6.7 menyajikan distribusi besaran WTP pengunjung pada kolam pemandian air panas. Sehubungan dengan tidak adanya pengunjung
yang bersedia membayar lebih dari Rp. 10.000, maka batas maksimum WTP yang disajikan dalam Tabel 6.7 hanya sampai Rp. 10.000. Tarif masuk kolam
pemandian air panas diestimasi dengan mencari nilai rataan WTP Persamaan 5. Tabel 6.7 Distribusi besaran WTP pengunjung terhadap tarif masuk kolam
pemandian air panas pada Tahun 2013
Besaran WTP Rp Frekuensi Orang
EWTP a
b bc x a
2.000,00 1
20,00 3.000,00
6 180,00
4.000,00 17
680,00 5.000,00
51 2550,00
6.000,00 5
300,00 7.000,00
0,00 8.000,00
2 160,00
9.000,00 0,00
10.000,00 18
1800,00 Jumlah
100 c 5690,00
Sumber: Data primer 2013
Tabel 6.7 memperlihatkan nilai rataan WTP pengunjung terhadap tarif masuk kolam pemandian air panas adalah sekitar Rp. 5.700. Hal tersebut