Nilai Ekonomi dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Wisata

akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Analisis persepsi dilakukan pada beberapa kategori yang terkait dengan pengelolaan kawasan wisata. Indikator dari setiap kategori dalam analisis persepsi para pihak dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Indikator analisis persepsi pengunjung TWA Rimbo Panti No Kategori Indikator Keterangan 1. Kondisi fasilitas wisata tempat istirahat, musholla, toilet, tempat sampah - Sangat Memadai - Fasilitas wisata tersebut ada, jumlahnya melebihi kebutuhan pengunjung, dan kondisinya sangat terawat. - Memadai - Fasilitas wisata tersebut ada, jumlahnya dapat memenuhi kebutuhan pengunjung, dan kondisinya terawat. - Kurang Memadai - Fasilitas wisata tersebut ada, jumlahnya tidak memenuhi kebutuhan pengunjung, dan kondisinya tidak terawat. - Tidak Memadai - Fasilitas wisata tersebut tidak ada, sehingga kebetuhan pengunjung tidak terpenuhi. 2. Aksesibilitas - Sangat Mudah - Informasi mengenai lokasi wisata mudah diperoleh, kondisi jalan sangat bagus, dan angkutan menuju kawasan tersedia dengan sangat baik - Mudah - Informasi mengenai lokasi kawasan tersedia, kondisi jalan bagus, dan terdapat angkutan umum menuju kawasan - Sulit - Informasi mengenai lokasi kawasan tersedia, kondisi jalan buruk, dan sulit ditemukan angkutan umum menuju kawasan. - Sangat Sulit - Informasi tidak tersedia, kondisi jalan buruk, dan angkutan umum tidak tersedia 3. Keamanan - Sangat Aman - Sarana dan prasarana keselamatan wisata diatas standar keamanan, serta tidak pernah terjadi pencopetan barang bawaan pengunjung walaupun diluar pengawasan - Aman - Sarana dan prasarana keselamatan wisata sesuai standar keamanan, serta tidak ada pencopetan barang pengunjung. - Kurang Aman - Sarana dan prasarana keselamatan wisata tidak sesuai standar keselamatan, serta kadang-kadang terjadi pencopetan. - Tidak Aman - Sarana dan prasarana keselamatan wisata tidak sesuai standar keselamatan, serta sering terjadi pencopetan. 4. Keindahan Alam - Sangat Indah - Pemandangan alam yang ada sangat memukau pengunjung, dan pengunjung sangat ingin untuk datang kembali. - Indah - Pemandangan alam yang ada bagus, dan menarik minat pengunjung untuk datang kembali. - Kurang Indah - Pemandangan alam yang tersedia biasa saja, dan pengunjung kurang tertarik untuk kembali. - Tidak Indah - Pemandangan alam yang tersedia tidak dapat memberi kepuasan pengunjung, dan pengunjung tidak ingin untuk datang kembali. No Kategori Indikator Keterangan 5. Kebersihan - Sangat Bersih - Tidak terdapat sampah yang beserakan, dan semua fasilitas serta warung tertata rapi. - Bersih - Tidak terdapat sampah yang berserakan, tapi fasilitas dan warung kurang tertata rapi. - Kurang Bersih - Masih terdapat sampah yang berserakan namun jumlahnya sedikit, dan fasilitas serta warung kurang tertata rapi. - Tidak bersih - Banyak sampah yang berserakan, dan fasilitas serta warung tidak tertata rapi. 6. Kondisi Atraksi Wisata kolam pemandian, sumber mata air panas, herbarium - Sangat Baik - Area lokasi objek wisata sangat luas, sangat bersih, dan sangat terawat. - Baik - Luas area lokasi objek wisata dapat menampung dan memenuhi kebutuhan pengunjung, bersih, serta terawat. - Kurang Baik - Area lokasi sempit tapi masih dapat memenuhi kebutuhan pengunjung, kurang bersih, dan kurang terawat. - Tidak Baik - Area lokasi wisata sangat sempit, tidak bersih, dan tidak terawat.

2. Analisis Nilai WTP Pengunjung

Ataraksi wisata yang ada saat ini sebagian besar masih bersifat open access. Tiket masuk hanya diterapkan pada kolam pemandian air panas, sedangkan sumber mata air panas dan gedung herbarium dapat dimasuki pengunjung secara bebas. Kondisi seperti ini dikhawatirkan dapat mengganggu kelestarian ekosistem cagar alam, sehingga untuk menjaga kelestarian alam dapat diterapkan sistem segmentasi. Sistem segmentasi merupakan pemisahan atraksi wisata yang ada dengan tujuan memecah konsentrasi pengunjung, sehingga tidak terjadi penumpukan pengunjung pada suatu atraksi wisata. Sistem segmentasi yang diterapkan berupa penetapan tiket masuk untuk setiap atraksi wisata yang ada. Penetapan tiket masuk untuk setiap segmen didasarkan pada kesediaan membayar dari pengunjung. WTP diperoleh dari pengunjung yang setuju dengan sistem segmentasi dan bersedia membayar untuk setiap atraksi wisata. Survey berupa wawancara langsung terhadap pengunjung dilakukan guna mendapatkan nilai WTP pengunjung terhadap segmentasi wisata. Sebelum mendapatkan nilai WTP, penulis mencoba membuat pasar hipotetik yang dibentuk atas dasar upaya pengembangan yang akan dilakukan pengelola tetapi tidak semua segmen memiliki tarif. Hanya ada satu segmen wisata yang sudah ada tarifnya, tetapi masih belum diterapkan secara optimal. Salah satu caranya adalah mendapatkan sumber dana dari pengunjung dengan penetapan tarif di setiap segmen wisata. Pasar hipotetik yang di tawarkan dibentuk dalam skenario sebagai berikut: SKENARIO: Taman Wisata Alam Rimbo Panti merupakan objek wisata alam yang terletak di Kecamatan Panti Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat. TWA ini salah satu kawasan wisata yang masih bersifat open access dan cenderung under value terhadap kawasan. Kondisi tersebut akan memicu tingginya jumlah pengunjung, terutama pada saat liburan dan libur lebaran. Oleh karena itu, pengelola berencana akan melakukan upaya pengelolaan dan penjagaan kelestarian kawasan Cagar Alam dan TWA Rimbo Panti. Upaya pengelolaan dan penjagaan kelestarian tentu akan membutuhkan dana yang besar, sehingga pengelola berencana menerapkan sistem segmentasi berupa penetapan tiket masuk pada setiap atraksi wisata. Atraksi wisata yang ditawarkan adalah sumber mata air panas, kolam pemandian air panas, dan gedung herbarium. Setelah penerapan segmentasi, setiap pengunjung yang akan menikmati atraksi wisata akan mengeluarkan biaya sebesar tarif yang ditetapkan. Dana yang bersumber dari tiket masuk tersebut akan digunakan untuk mengelola dan menjaga kelestarian kawasan cagar alam dalam rangka meningkatkan upaya konservasi. Setelah membuat pasar hipotetik guna mendapatkan nilai penawaran pada penelitian ini, teknik yang digunakan untuk memperoleh nilai penawaran yaitu menggunakan metode bidding game tawar-menawar. Hal ini dikarenakan metode ini memudahkan responden memahami maksud dan tujuan penelitian ini. Metode ”bidding game” tawar-menawar dilakukan dengan menanyakan kepada responden berapa yang bersedia dibayarkan dalam rangka pengelolaan dan pengembangan kawasan wisata. Langkah selanjutnya, memperkirakan nilai rata- rata dari penjumlahan keseluruhan nilai WTP dibagi dengan jumlah responden. Dugaan Rataan WTP dihitung dengan rumus Hanley dan Spash, 1993: ∑WTP = ∑ .................................................................5 Dimana: ∑WTP = Dugaan rataan WTP Rp WI = Nilai ke I Rp n = Jumlah responden orang i = Responden ke-i yang bersedia membayar tarif masuk di setiap segmen wisata i=1,2,...,n