Landasan Yuridis Latar Belakang

yang terdapat di desa atau di kota. Jenis sampah yang dihasilkan biasanya sisa makanan dan bahan sisa proses pengolahan makanan atau sampah basah garbage, sampah kering rubbish, abu, atau sampah sisa tumbuhan. 8 Salah satu permasalahan pemukiman yaitu laju pertumbuhan penduduk juga menjadi penyebab dalam meningkatnya volume sampah. Lahan untuk ketersediaan pemukiman penduduk pun kian menyempit. Diperlukan sarana-prasarana yang harus memadai seiring meningkatnya volume sampah akibat kepadatan pemukiman penduduk. Pengelolaan menjadi rumit dan kompleks dengan semakin kompleksnya jenis dari sampah sejalan dengan majunya kebudayaan. Oleh karena itu, pengendalian sampah di kota akan lebih sulit ketimbang pengendalikan sampah di desa. Maka dari itu perlu dipikirkan lebih lanjut cara-cara pengendalian sampah untuk mengurangi jumlah sampah padat domestik. Salah satu cara untuk menangani sampah padat domestik adalah dengan memanfaatkan kembali limbah padat tersebut untuk kepentingan manusia melalui proses ricycle. Bahkan dengan cara daur ulang sampah tersebut bisa dijadikan sesuatu yang bernilai ekonomis. Di sini bisa kita simpulkan bahwa sampah menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir di ibukota adalah sampah. Bila sampah-sampah di Jakarta dapat dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin banjir dapat diminimalisir keberadaannya. Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia DRPM UI tahun 2012 mengadakan kembali dua bentuk Program Pengabdian Masyarakat, yaitu Program Ipteks bagi Masyarakat IbM dan Ipteks bagi Depok IbD. Program ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi para akademisi UI untuk memberikan kontribusi secara nyata kepada masyarakat dengan dukungan pendanaan oleh DRPM UI, sehingga masyarakat mendapatkan pengetahuan baru yang diharapkan memiliki nilai ekonomi bagi kehidupan. 8 Budiman Chandra, Pengantar Kesehatan Lingkungan, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2007, hlm. 111 Salah satu keterbatasan dalam pengelolaan sampah adalah kurangnya alat angkut sampah dan sarana-sarana pendukung yang akan berdampak pada pelayanan pengelolaan sampah. Dalam kurun waktu seminggu saja didapatkan Sudin Kebersihan Jakarta Selatan mengangkut lebih dari lima truk sampah, dan masih ada sampah yang tersisa. Seperti contoh, di sepanjang saluran air Jagakarsa yang biasanya hanya diangkut dua kali dalam seminggu. Sejak terjadi peningkatan volume, sampah harus diangkut setiap hari. Ada 7 petugas yang siaga membersihkan sampah di sini, dan mereka ditugaskan secara terpisah di sejumlah titik rawan penumpukan sampah. Parahnya lagi, sampah yang membentang di saluran air sepanjang Jalan Mohammad Kahfi II volume sampah diperkirakan mencapai ratusan kubik. Tak pelak kondisi ini membuat petugas kebersihan sampah kewalahan. Kelurahan Srengseng Sawah dipilih karena merupakan satu dari kawasan perkampungan yang luput dari jangkauan sistem pengelolaan sampah kota. Meskipun masih termasuk dalam wilayah DKI Jakarta, warga kawasan Cipedak terbiasa mengelola sampahnya sendiri atas inisiatif warga. Dengan jumlah rumah sekitar 273 dan berkepadatan rata- rata 4 orangrumah, RT 04 menghasilkan sekitar 44 Ton sampah rumah tangga per tahun Data hasil penelitian, 2011. Hampir seluruh sampah yang dihasilkan dibuang di tanah warga di lingkungan sekitar, sementara sebagian lainnya dibuang di kebun- kebun, pinggiran sungai dan tempat-tempat timbunan lain yang tersebar di sekitar lokasi. Sayangnya sampah yang sekitar 70-nya adalah limbah organik ini ditimbun bersama sampah lainnya seperti plastik 10, kertas 6, styrofoam, dll. dan berpotensi sebagai pencemar lingkungan terutama di sekitar timbunan Hasil penelitian, Ova Candra Dewi dan Tim, 2011. Sampah organik yang ditimbun langsung di atas tanah bercampur dengan non-organik lain yang mungkin termasuk limbah beracun dan berbahaya dan berpotensi mencemari air tanah. Selain itu tumpukan sampah yang membusuk mengundang bau dan lalat sebagai sumber penyakit, terlebih di musim hujan. 9 9 Jessica Seriani dan Ahmad Gamal. “Ibu-ibu Cipedak Hasilkan Uang dari Sampah”, diakses dari http:ekonomi.kompasiana.com pada tanggal 31 Oktober 2013. Bedasarkan RUTR dan RBWK tahun 2005, Kelurahan Srengseng Sawah diperuntukkan sebagai Daerah Resapan Air, pemanfaatan tanah ditetapkan peruntukannya oleh Dinas Tata Kota Propinsi DKI Jakarta adalah sebagai berikut : Tabel 1.1 Luas Kelurahan Srengseng Sawah menurut Peruntukan No. Peruntukan Tanah Luas Ha Perentase 1 Perumahan 366,10 54,26 2 Fasilitas Umum 17,00 2,51 3 Jalan Raya Lingkungan 28,00 4,14 4 Setu Irigasi 196,21 29,08 5 Pemakaman 4,76 0,70 6 Lain-lain 62,63 9,28 Jumlah 674,70 Sumber : Data Monografi bulan Oktober 2014 Kelurahan Srengseng Sawah Dari tabel diatas bisa kita lihat bahwa perumahan atau rumah penduduk telah mencakup lebih dari setengah luas wilayah keseluruhan Keluruhan Srengseng Sawah. Karena kelurahan ini mempunyai setu yang mencakup 29,08 total wilayah maka rumah-rumah yang ada telah menyisakan sekitar 15 saja. Tabel 1.2 Sarana Kebersihan Kelurahan Srengseng Sawah No. Sarana Kebersihan Jumlah Keterangan 1 Petugas Kebersihan 3 orang 2 Truk Sampah 2 buah 3 Gerobak Sampah 14 buah 4 LPS Dinas 3 buah 5 LPS Swadaya 3 buah 6 Pekerja Harian Lepas 6 orang Sumber : Data Monografi bulan Oktober 2014 Kelurahan Srengseng Sawah Dari data diatas tenaga kerja kebersihan tidak akan mampu optimal untuk mengatasi jumlah sampah padat domestik yang setiap harinya mengasilkan banyak sampah. Sampah juga masuk dalam data permasalahan Kelurahan Srengseng Sawah yaitu tidak berfungsinya atau berjalannya pemungutan retribusi untuk keperluan kebersihan dalam