Confirmability Obyektivitas Pemeriksaan Keabsahan Data
Konon katanya Srengseng diambil dari nama semacam pandan berdaun lebar, pinggirnya berduri-duri, Pandanus caricosus Ramph,
termasuk famili Pandaneseae. Daunnya bisa dianyam dijadikan tikar atau topi kasar Fillt 1883, 264
”.
3
Sedangkan nama Sawah diakui oleh beberapa sumber dikarenakan daerah tersebut dulunya banyak dibuka persawahan. Selain penggabungan
dua nama daerah Kampung Srengseng dan Sawah, diperkirakan penggabungan nama tersebut juga sebagai pembeda dengan nama
Kelurahan Srengseng di Jakarta Barat.
Seperti yang dikatakan Bapak Cepi, “Sebelumnya kan Kecamatan
Pasar Minggu kalau sekarang Kecamatan Jagakarsa. Jadi awalnya karena ada daerah Srengseng dan Kampung Sawah jadilah kelurahan ini
namnya Srengseng Sawah”.
4
Kelurahan Srengseng Sawah sendiri pada tahun 1994 ke bawah merupakan wilayah dari Kecamatan Pasar Minggu. Akhirnya pada tahun
1992 Kecamatan Pasar Minggu dibagi menjadi dua yaitu Kecamatan Pasar Minggu di bagian utara dan Kecamatan Jagakarsa di bagian selatan.
Kelurahan Srengseng Sawah yang berada di paling selatan akhirnya masuk
menjadi bagian dari Kecamatan Jagakarsa sampai sekarang.
Rukun Warga dan Rukun Tetangga di kelurahan Srengseng Sawah masing-masing keseluruhannya berjumlah 19 Rukun Warga dan 156
Rukun Tetangga.
5
Hal ini dilakukan karena jumlah penduduk semakin banyak dengan datangnya masyarakat pendatang yang sering kita sebut
masyarakat urban atau urbanisasi. Secara otomatis jika jumlah penduduk bertambah baik pada tingkat kelahiran atau datangnya masyarakat urban
ke wilayah tersebut maka pelayanan terhadap masyarakat pun harus
bertambah.
3
Sejarah singkat Srengseng Sawah diakses pada http:boogile.blogspot.com
di akses pada 10 Desember 2014.
4
Cepi Haeruddin, 53 tahun, GuruPNS. Wawancara. Jl. Gardu rt11rw 02, 17 Desember 2014
5
Data Monografi Kelurahan Srengseng Sawah Jakagrta Selatan tahun 2014.
Di dalam Rukun Tetangga sendiri pun masih dibentuk kepengurusan untuk menangani pelayanan masyarakat. Setidaknya tidak
hanya ketua rukun tetangga sendiri yang menangani masyarakat pendatang dan masyarakat asli setempat. Dalam masa-masa selanjutnya sampai
sekarang, Rukun Tetangga 008, Rukun Warga 02,Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan terus berkembang di bawah
kepemimpinan para ketua RT, RW dan Lurah yang menjabat.
Walaupun tantangan memimpin di daerah pinggiran ibukota provinsi yang menjadi tempat banyak tinggalnya masyarakat pendatang
yang terus bertambah dari tahun ke tahun makin besar namun secara lapang hati mereka jalankan demi terwujudnya rasa toleransi dan
kesejahteraan yang merata di setiap kalangan, masyarakat selayaknya mendapat pelayanan yang adil dalam setiap bidang baik di bidang
kesjahteraan maupun di bidang lingkungan.