Landasan Historis Latar Belakang

Menurut Undang-Undang Nomor 18 tentang Pengelolaan sampah dalam bab III Tugas dan Wewenang Pemerintah Pasal 9 ayat 1 disebutkan bahwa Penetapan lokasi tempat pengolahan sampah terpadu dan tempat pemrosesan akhir sampah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf d merupakan bagian dari rencana tata ruang wilayah kabupatenkota sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Penetapan tempat lokasi TPS Tempat pembuangan sementara harus dipikirkan secara matang dan harus memiliki rencana tata ruang yang baik ditinjau dari berbagai aspek. Sehingga tidak akan membuat ketidaknyamanan sosioekonomi warga yang tinggal di sekitar TPS tersebut. Menurut Undang-Undang Nomor 18 tentang Pengelolaan sampah dalam bab IV Hak Kewajiban bagian Kedua Pasal 12 ayat 1 disebutkan bahwa Setiap orang dalam pengelolaan sampah rumah tangga dan sampah sejenis sampah rumah tangga wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara yang berwawasan lingkungan. 7 Pemerintah daerah menyediakan sarana penunjang pengelolaan sampah di wilayah terkait. Dalam menciptakan lingkungan sehat setiap warga masyarakat diharuskan siap sedia dalam pengeloaan sampah secara berwawasan lingkungan. Modernisasi globalisasi ini membuat dunia kerja semakin maju. Akibat membuat setiap orang berusaha mencari kesempatan dalam hal mendapatkan pekerjaan yang mapan. Kesempatan pekerjaan akan menjadi semakin banyak diminati tak terkecuali dalam pengelolaan sampah padat domestik karena keinginan untuk menaikan taraf perekonomiannya.

4. Landasan Kekontemporeran

Dr. Budiman Chandra memberikan penjelasan tentang sumber- sumber sampah. Sampah yang ada di permukaan bumi ini dapat berasal dari beberapa sumber salahg satunya adalah dari pemukiman penduduk. Sampah di suatu pemukiman biasanya dihasilkan oleh satu atau beberapa keluarga yang tinggal dalam suatu bangunan atau asrama 7 Ibid., hlm 10. yang terdapat di desa atau di kota. Jenis sampah yang dihasilkan biasanya sisa makanan dan bahan sisa proses pengolahan makanan atau sampah basah garbage, sampah kering rubbish, abu, atau sampah sisa tumbuhan. 8 Salah satu permasalahan pemukiman yaitu laju pertumbuhan penduduk juga menjadi penyebab dalam meningkatnya volume sampah. Lahan untuk ketersediaan pemukiman penduduk pun kian menyempit. Diperlukan sarana-prasarana yang harus memadai seiring meningkatnya volume sampah akibat kepadatan pemukiman penduduk. Pengelolaan menjadi rumit dan kompleks dengan semakin kompleksnya jenis dari sampah sejalan dengan majunya kebudayaan. Oleh karena itu, pengendalian sampah di kota akan lebih sulit ketimbang pengendalikan sampah di desa. Maka dari itu perlu dipikirkan lebih lanjut cara-cara pengendalian sampah untuk mengurangi jumlah sampah padat domestik. Salah satu cara untuk menangani sampah padat domestik adalah dengan memanfaatkan kembali limbah padat tersebut untuk kepentingan manusia melalui proses ricycle. Bahkan dengan cara daur ulang sampah tersebut bisa dijadikan sesuatu yang bernilai ekonomis. Di sini bisa kita simpulkan bahwa sampah menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir di ibukota adalah sampah. Bila sampah-sampah di Jakarta dapat dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin banjir dapat diminimalisir keberadaannya. Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia DRPM UI tahun 2012 mengadakan kembali dua bentuk Program Pengabdian Masyarakat, yaitu Program Ipteks bagi Masyarakat IbM dan Ipteks bagi Depok IbD. Program ini bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi para akademisi UI untuk memberikan kontribusi secara nyata kepada masyarakat dengan dukungan pendanaan oleh DRPM UI, sehingga masyarakat mendapatkan pengetahuan baru yang diharapkan memiliki nilai ekonomi bagi kehidupan. 8 Budiman Chandra, Pengantar Kesehatan Lingkungan, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2007, hlm. 111