Tahap Pemusnahan di Pembuangan Akhir

Alur sitem Bank Sampah di RT 008 RW 02 Srengseng Sawah adalah warga memilah sampah dan dikumpulkan di dekat pemukiman ketua RT. Setelah terkumpul cukup banyak sampah akan di bawa ke tempat persotiran. Setelah sampai tempat persotiran maka akan ditangani oleh sang operator dalam hal ini adalah penghitungan dan penimbangan. Kegiatan berikutnya dalah pencatatan setoran untuk para warga. Kegiatan terakhir adalah penyimpanan sampah dari hasil persogtiran tersebut. Gambar : 4.10 Skema alur Bank Sampah di RT 008 RW 02 Warga membawa sampah Pelayanan oleh operator Resortir Peng- hitungan Pe- nimbangan Pencatatan Setoran Penyimpanan Warga memilah sampah Hasil dari pengsortiran Bank Sampah para masyarakat ini nantinya akan masuk dalam menambahan kas RT. Masyarakat dan operator pengsortiran sampah ini menyepakati jenis sampah, nilai tukarnya dan sistem sirkulasinya. Nilai tukar ditentukan oleh sang operator dan tentunya tidak merugikan dan memberatkan kedua belah pihak. Kegiatan pengelolaan sampah dengan sistem Bank Sampah ini di wilayah RT 008 RW 02 Srengseng Sawah dapat meminimalisir rusaknya dan berkurangnya kualitas lingkunngan. Sampah yang dibuang seringkali menumpuk sebelum diangkut ke TPS. Selain itu sampah yang dibuang sembarangan menyebabkan munculnya berbagai penyakit seperti demam berdarah. Sampah yang dibakar dan dibuang illegal pada lahan kosong dapat mengurangi kualitas tanah, air dan udara di sekitarnya. Alur pelayanan bank sampah ini memang terbilang baru dan belum semua warga yang menerapkan sistem ini. Hanya beberapa pengurus RT 008 saja yang mencoba dan mengkoordinir sistem ini. Seperti keterangan dari Bu Yuniarti, “Ada juga program Bank sampah di RT ini tapi belum semua warga yang melakukannya”. 19 Di TPS ini petugas kebersihan melakukan pemilihan sampah- sampah kepada barang-barang berukuran besar terbuat dari plastic, kaca, dan besi, dan sekiranya memilki nilai jual yang tinggi. Warga yang tidak bersedia membayar iuran sampah memilih untuk membakar sendiri sampah yang dihasilkannya. Berbagai alasan yang dilontarkan oleh warga yang enggan membayar iuran yaitu tidak sampainya petugas kebersihan sampai ke rumah mereka. Otomatis para warga tersebut harus mengelola sendiri sampah domestik mereka, seperti membakar sampah di sekitar perkarangan rumah dan membuang sampah di lahan kosong. Adanya perilaku pemulung yang mengaduk-aduk sampah yang ada di tempat sampah warga sehingga sampah-sampah yang awalnya sudah dicampurkan ke dalam kantung plastik menjadi tercecer sehingga menimbulkan bau yang tidak sedap menjadi hal uang merugikan pengelolaan sampah.

C. Persepsi Masyarakat Pendatang Terhadap Pengelolaan Sampah Padat

Domestik Saat berbicara dan membahas tentang Persepsi maka akan muncul suatu pemikiran bahwa definisi persepsi adalagh suatu tanggapan dari apa yang kita lihat atau kita dengarkan. Sebuah Persepsi dan tanggapan seseorang dengan orang lainnya biasanya terdapat suatu perbedaan yang tidak sama. Menurut Desy Arisandy “Dalam kenyataannya, terhadap objek sama, individu dimungkinkan memiliki persepsi yang berbeda.” 20 Desy juga menambahkan 19 Yuniarti, 38 tahun, Ibu rumaah tangga, Wawancara. Jl. H. Sarin rt00802, 18 Desember 2014 20 Desy Arisabdy, Hubungan Antara Persepsi Karyawan Terhadap Disiplin Kerja Karyawan Bagian Produksi Pabrik Keramik “Ken Lila Production” Di Jakarta, Palembang: Universitas Bina Darma, 2004. h.4