Persepsi Masyarakat Pendatang Terhadap Pengelolaan Sampah Padat

bakti dalam pembersihan kali masih banyak adanya penyumbatan dan pendangkalan yang disebabkan oleh sampah yang di buang oleh masyarakat, entah pelakunya masyarakat setempat atau masyarakat jauh. Bertentangan dengan pendapat bapak Sunarto “Wah untuk sekarang mah sudah bagus ada petugas pengambil sampahnya menggunakan gerobak dan mobil bak. Kalau dibandingkan yang sudah-sudah mah ya bagusan yang sekarang, Bisa kita rasakan bedanya”. 27 Hal ini menandakan bahwa pengelolaan sampah padat domestik sudah dikelola dengan cukup baik dan teratur. Kedua hal di atas menandakan ada nya keinginan dan tujuan yang persis dalam menjadikan pengelolaan sampah menjadi lebih baik dalam menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Namun berbagai permasalahan yang kurang baik antara pandangan masyarakat setempat dengan masyarakat pendatang dalam menjaga lingkungan yang bersih dan sehat tidak tersampaikan dengan baik. Sebaiknya menjadikan persepsi masyarakat setempat dan masyarakat pendatang menjadi negative terhadap pengurus pengelolaan samapah yang ada.

D. Peran Masyarakat Pendatang terhadap Pengelolaan Sampah Padat

Domestik Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah pada Pasal 28 ayat 1 mengatakan bahwa “Masyarakat dapat berperan dalam pengelolaan sampah yang diselenggarakan oleh Pemeri ntah danatau pemerintah daerah”. 28 Pada Undang-Undang ini dapat dijelaskan bila masyarakat dibebaskan berperan aktif dalam pengelolaan sampah. Tidak ada yang melarang masyarakat tidak boleh ikut kegiatan pengelolaan sampah yang diselenggarakan oleh pemerintah. Dalam Undang-Undang yang sama pada Pasal 28 ayat 2 mengatakan bahwa Peran sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat dilakukan melalui: 27 Sunarto, 52 tahun, Hansip, Wawancara. Jl. H. Sarin rt00802, 18 Desember 2014 28 Undang-undang Republik Indonesia No.18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, h. 18 1. Pemberian usul, Pertimbangan, dan Saran kepada Pemerintah danatau Pemerintah daerah. 2. Perumusan kebijakan pengelolaan sampah. 3. Pemberian saran dan pendapat dalam penyelesaian sengketa persampahan. 29 Sebagaimana yang tertulis pada ayat 2 masyarakat baik setempat maupun pendatang dapat melakukan peran dalam sistem yang tepat untuk pengelolaan sampah yang tepat pada lingkungan sekitarnya. Masyarakat sekitar adalah orang-orang yang sangat menegtahui kondisi lapangan, sehingga bila tidak mendapat usul atau saran maka pengelolaan sampah tidak akan berjalan dengan keinginan semuanya. Kebijakan pemerintah daerah untuk pengelolaan sampah di suatu tempat harus dicermati dengan baik karena satu daerah dengan satu daerah yang lainnya berbeda dalam penangan pengelolaan sampah. Dalam masyarakat mendengar kata peran atau peranan mengacu pada kegiatan yang dilakukan pada masyarakat tertentu. Kedudukan orang dalam masyarakat juga berpengaruh dalam peran yang dilakukan orang tersebut. Karena kedudukan dalam masyarakat adalah status dimana keadaan atau tingkatan orang tersebut dalam bermasyarakat, entah yang memang mempunyai jabatan maupun tidak. Seperti halnya penjelasan dari Friedman yang dikutip dari Sarjanaku, “Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan pada seseorang sesuai dengan posisi sosial yang diberikan baik secara formal maupun secara informal ”. 30 Terkait dengan peran masyarakat pendatang dalam pengelolaan sampah maka ada keterkaitan dengan kerjasama antara masyarakat pada umumnya. Bisa ditarik kesimpulannya bahwa setiap peran terbentuk dari cirri khas tempat seseorang itu tinggal, hal ini searah dengan peran masyarakat pendatang mengenai masalah pengelolaan sampah, karena masayrakat pendatang terbentuk akibat pengaruh ciri khas yang diciptakan oleh 29 Ibid., 30 Pengertian peran defenisi menurut para ahli, konsep, struktur diakses dari http:www.sarjanaku.com pada 30 November 2014. masyarakat di tempat tinggal yakni perkotaan. Jadi, masyarakat akan membentuk peran mereka terhadap pengelolaan sampah padat domestik sesuai dengan kondisi dan keadaan dimana mereka tinggal dalam hal ini wilayah Rukun Tetangga RT 008, Rukun Warga RW 02, Srengseng Sawah. Masyarakat pendatang adalah massa atau sekumpulan orang yang didorong oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya untuk menjadi lebih baik di wilayah kota. Ini disetujui pula oleh Supardi Suparlan, “bahwa masyarakat adalah suatu satuan kehidupan sosial manusia yang menempati suatu wilayah tertentu yang keteraturan dan kehidupan sosial tersebut telah dimungkinkan karena adanya seperangkat pranata-pranata sosial yang telah menjadi tradisi dan kebudayaan yang mereka miliki bersama”. 31 Dalam Rukun Tetangga ini ibu-ibu kader atau PKK RT mempunyai peran yang cukup berpengaruh dalam pengelolaan sampah di wilayah ini. Seperti di dapat dari wawancara dari Bu Etin yang berasal dari Sukabumi, “Saya kader, kader mengenai kegiatan PKK, Posyandu, Saya juga yang mengambil uang buat iuran sampah di Lingkungan RT 008”. 32 Dalam kegiatan pengelolaan sampah peran para masyarakat perempuan cukup besar dalam perkembangan kegiatan pengelolaan sampah di Rukun Tetangga 008 Rukun Warga 02 Srengseng Sawah. Lembaga masyarakat ini menjadi wadah kegiatan sosial masyarkat di wilayah tersebut. Merawat dan memanfaatkan sarana adalah salah satu peran masyarakat pendatang seterusnya. Dalam hal ini masyarakat pendatang melakukan tugasnya secara tidak langsung, karena melakukan perawatan dan pemanfaatan tersebut dengan cara menjaga keamanan lingkungan dari perilaku menyimpang dari seharusnya yakni merusak tempat sampah dan peralatannya serta membuang sampah dengan tidak rapih dan berantakan di tempat sampah yang telah disediakan. 31 Suparlan, Parsudi, Kebudayaan, Masyarakat, dan Agama. Jakarta: Universitas Indonesia, 1994 h.9 32 Etin Sugiarti, 60 tahun, Kader RT 008, Wawancara. Jl. H. Sarin rt00802, 18 Desember 2014 Seperti hasil wawancara dari bu Eti, “ngerapihin sampah kita dulu sebelum di angkut ma petugasnya. Kan kalau kita sendiri di rumah sampahnya tidak dirapihkan petugasnya engga mau juga. Jadi saya rapihin baru diambilin sama orang petugasnya”. 33 Dan dari bapak Niman, “cukup lengkap mas, ada tempat sampah buat warga, terus ada gerobaknya juga, dan mobil buat angkut sampah dari tempat sampah sini”. 34 Hal di atas menjelaskan jika peran masayarakat pendatang dalam merawat dan memanfaatkan sarana pengelolaan cukup efektif dikarenakan untuk memperlancar pengelolaan sampah yang ada di wilayah ini. Dengan peran seperti itu memberikan nuansa kepedulian dari masyarakat dengan para petugasnya kebersihannya. Peran masyarakat lainnya adalah menjadi bagian sumber daya manusia dalam penyelenggraan pengelolaan sampah padat domestik di wilayah Rukun Tetangga RT 008 Rukun Warga RW 02 Srengseng Sawah. Menjadi bagian dalam proses penyelenggaraan dengan banyak cara dengan fungsi masing-masing warga. Seperti yang ditunjukkan dari wawancara Bu Welly asal Lampung, “Ikut partisipasi seperti Jum’at Bersih sama ibu-ibu disini waktu hari Jum’at paginya. Terus pastinya saya ikut membayar iuran buat sampah. Seperti itulah”. 35 Dan juga dari wawancara Bu Aminah , “Saya kadang-kadang orang yang keliling buat maintain uang iurang kepada warga-warga RT sini. Engga mesti saya juga nanti ganti- gantian”. 36 Tambahan dari hasil wawancara Bu Rohmani, “Kalau saya yang nyiapin minum ma makanan kecil ke petugasnya. Kan petugasnya 33 Eti Rohaeti, 48 tahun, Pedagang, Wawancara. Jl. H. Sarin rt00802, 18 Desember 2014 34 H. Niman H.S., 54 tahun,Pegawai Swasta, Wawancara. Jl. H. Sarin rt00802, 18 Desember 2014 35 Welly S., 49 tahun,IbuRumah Tangga, Wawancara. Jl. H. Sarin rt00802, 18 Desember 2014. 36 Aminah, 50 tahun, Pembantu RmhTangga, Wawancara. Jl. H. Sarin rt00802, 18 Desember 2014.