Transferability validitas eksternal Dependability Realibilitas

walaupun betawi pinggiran”. 1 Kelurahan Srengseng Sawah dan sekitarnya memang masih sangat kental dengan masyarakat Betawinya. Di Kelurahan ini juga salah satu tempatnya dijadikan sebagai cagar budaya Betawi di Setu Babakan Srengseng Sawah. Kawasan dan letak batas wilayah Srengseng Sawah saat dahulu tidak seperti sekarang, Wilayah Kampung Srengseng yang menjadi cikal bakal wilayah Kelurahan Srengseng Sawah saat ini setengahnya berada di kawasan Kelurahan Lenteng Agung. Sementara wilayah Kampung Sawah tetap seperti sekarang yang menjulang sampai kawasan Universitas Indonesia. Dahulu wilayah Srengseng Sawah merupakan gabungan dari dua nama daerah kampung yang terletak bersebelahan. Dan terbagi dari dua daerah yang bernama Kampung Srengseng dan Kampung Sawah. Seperti yang dikatakan Bapak Cepi “Sebelum menjadi Kelurahan Srengseng Sawah, Di sini orang nyebutnya wilayah Kampung Sawah. Khususnya RW 02, 01 dan sekitarnya ”. 2 Padasaat sebelum terjadinya pemekaran awalnya wilayah kampung Srengseng terletak di sebelah utara Kelurahan Srengseng Sawah yang sekarang. Saat ini kawasan tersebut telah masuk ke dalam Kelurahan Lenteng Agung yang notabennya lebih sempit. Kadang kala Masyarakat di sana yang berusia di atas 40 tahun tetap menganggap daerah asli Kampung Srengseng sebagai bagian dari Kelurahan Srengseng Sawah. Wilayah asli daerah kampung Sawah terletak sebagian besar wilayah Kelurahan Srengseng Sawah. Jika deskripsikan letak kampung Sawah adalah menjulang dari kantor Kelurahan ke sungai Ciliwung sampai kawasan Universitas Indonesia. Selain Daerah Srengseng dan Kampung Sawah, Kelurahan Srengseng Sawah saat ini juga mencakup daerah Babakan, Kalibata, serta sebagian daerah Cipedak yang mempunyai Kelurahan sendiri. 1 Usman E. 62 tahun, Buruh. Wawancara, Jl. H. Sarin rt00802, 18 Desember 2014. 2 Cepi Haeruddin, 53 tahun, GuruPNS. Wawancara. Jl. Gardu rt11rw 02, 17 Desember 2014. Konon katanya Srengseng diambil dari nama semacam pandan berdaun lebar, pinggirnya berduri-duri, Pandanus caricosus Ramph, termasuk famili Pandaneseae. Daunnya bisa dianyam dijadikan tikar atau topi kasar Fillt 1883, 264 ”. 3 Sedangkan nama Sawah diakui oleh beberapa sumber dikarenakan daerah tersebut dulunya banyak dibuka persawahan. Selain penggabungan dua nama daerah Kampung Srengseng dan Sawah, diperkirakan penggabungan nama tersebut juga sebagai pembeda dengan nama Kelurahan Srengseng di Jakarta Barat. Seperti yang dikatakan Bapak Cepi, “Sebelumnya kan Kecamatan Pasar Minggu kalau sekarang Kecamatan Jagakarsa. Jadi awalnya karena ada daerah Srengseng dan Kampung Sawah jadilah kelurahan ini namnya Srengseng Sawah”. 4 Kelurahan Srengseng Sawah sendiri pada tahun 1994 ke bawah merupakan wilayah dari Kecamatan Pasar Minggu. Akhirnya pada tahun 1992 Kecamatan Pasar Minggu dibagi menjadi dua yaitu Kecamatan Pasar Minggu di bagian utara dan Kecamatan Jagakarsa di bagian selatan. Kelurahan Srengseng Sawah yang berada di paling selatan akhirnya masuk menjadi bagian dari Kecamatan Jagakarsa sampai sekarang. Rukun Warga dan Rukun Tetangga di kelurahan Srengseng Sawah masing-masing keseluruhannya berjumlah 19 Rukun Warga dan 156 Rukun Tetangga. 5 Hal ini dilakukan karena jumlah penduduk semakin banyak dengan datangnya masyarakat pendatang yang sering kita sebut masyarakat urban atau urbanisasi. Secara otomatis jika jumlah penduduk bertambah baik pada tingkat kelahiran atau datangnya masyarakat urban ke wilayah tersebut maka pelayanan terhadap masyarakat pun harus bertambah. 3 Sejarah singkat Srengseng Sawah diakses pada http:boogile.blogspot.com di akses pada 10 Desember 2014. 4 Cepi Haeruddin, 53 tahun, GuruPNS. Wawancara. Jl. Gardu rt11rw 02, 17 Desember 2014 5 Data Monografi Kelurahan Srengseng Sawah Jakagrta Selatan tahun 2014.