Pertanyaan Lisan dan Tertulis

Berikut disajikan pula contoh-contoh pertanyaan level kognitif memahami C2 yang diajukan siswa secara lisan dan tertulis dalam tabel 4.16. Tabel 4.16 Pertanyaan Lisan dan Tertulis Level Kognitif C2 Memahami Jenis Pertanyaan Pertanyaan Siswa Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III Lisan Panjang pendeknya tulang apakah karena gen? –S10 Mengapa menggunakan kodok, kenapa tidak menggunakan kadalcicak saja? –S14 Lelahnya otot dari bagian apa? Apakah dari rangsang? –S2 Apakah perbedaan usia dapat mempengaruhi proses penyembuhan patah tulang? –S19 Apa gunanya larutan ringer dalam pembedahan katak? –S21 Benar atau tidakkah mandi malam dapat menyebabkan rematik? –S37 Tertulis Tulang rawan apa fungsinya selain pendukung rangka tubuh pada lokasi tertentu? –S35 Apa tujuan mengaliri arus listrik pada otot? –S7 Apakah otot yang sudah besar pada binaragawan bisa kecil lagi? –S32 Apa perbedaan kadar kalsium pada orang dewasa dan anak-anak? –S7 Kenapa praktik tersebut dilakukan pada kaki katak? –S22 Apa yang menyebabkan nyeri sendi? –S22 Pertanyaan tertulis pada pertemuan pertama mencakup sampai pertanyaan level kognitif mengevaluasi, pertemuan kedua hanya sampai pertanyaan level kognitif mengaplikasikan, sedangkan pertemuan ketiga sampai pertanyaan level kognitif menganalisis. Namun demikian, pertanyaan level kognitif memahami C2 masih mendominasi pada setiap pertemuan. Pertanyaan mengevaluasi yang muncul pada pertemuan pertama dapat disebabkan karena pada pertemuan pertama siswa melakukan pemecahan masalah dalam studi kasus. Paidi mengemukakan bahwa kemampuan untuk melakukan pemecahan masalah bukan saja terkait dengan ketepatan solusi yang diperoleh, melainkan kemampuan yang ditunjukkan sejak mengenali masalah, menemukan alternatif-alternatif solusi, memilih salah satu alternatif sebagai solusi, serta mengevaluasi jawaban yang telah diperoleh. 18 Oleh karena itu siswa mampu memunculkan pertanyaan bersifat mengevaluasi pada pertemuan pertama ini meskipun hanya 2,86. Pertanyaan mengevaluasi tetap lebih tinggi pada pertanyaan yang disampaikan secara lisan oleh siswa. Pertanyaan evaluasi yang ditemukan secara tertulis yaitu, “Cara apakah yang bisa lebih cepat sembuh?” –S23. Meskipun jika dilihat dari struktur bahasa, pertanyaan siswa S23 tidak pada susunan kalimat yang baik namun dilihat dari pembelajaran yang telah dilakukan bahwa pertanyaan tersebut mengarah kepada hasil diskusi siswa mengenai pemecahan masalah pada kasus yang disajikan. Pertanyaan siswa S23 meminta untuk mengevaluasi alternatif jawaban yang diberikan siswa mengenai penyembuhan patah tulang yang diobati melalui dukun secara tradisional dan dokter. Berbeda dengan penyampaian secara lisan yang sampai level kognitif menganalisis, pada pertemuan kedua pertanyaan secara tertulis hanya sampai pada level kognitif mengaplikasikan 6,25. Pertanyaan C3 yang muncul yaitu, “Bagaimana proses pembedahan kodok untuk mengetahui gerak otot? ” –S22. Pertanyaan siswa S22 masuk ke dalam pertanyaan mengaplikasikan karena meminta jawaban mengenai prosedur dalam praktikum kontraksi otot katak. Namun demikian, pertanyaan tersebut dapat dikatakan kurang berkualitas karena menanyakan hal yang telah dijelaskan bahkan dilakukan pada proses pembelajaran yaitu demonstrasi kontraksi otot katak. Pertanyaan tertulis pertemuan ketiga level kognitif-nya hanya sampai menganalisis C4 dibandingkan dengan lisan yang mencapai 18 Paidi, op. cit., h. 2-3. level kognitif mengevaluasi C5. Pertanyaan menganalisis yang muncul yaitu, “Bagaimana reaksi otot kita saat berjalan?” –S29. Pertanyaan tersebut meminta jawaban analisis mengenai cara kerja otot ketika sedang berjalan. Pertanyaan lainnya yaitu, “Jika ada saraf yang putus, berdampak buruk pada penghantar impulskinerja otot atau tidak ?” –S41. Pertanyaan tersebut masuk ke dalam level kognitif menganalisis karena meminta jawaban untuk menganalisis dampak saraf yang putus terhadap cara kerja otot.

c. Pertanyaan Terkait Dimensi Pengetahuan

Hasil penelitian menunjukkan pertanyaan terkait dimensi pengetahuan yang didapatkan lebih dominan pada jenis pengetahuan konseptual yaitu sebesar 76,83. Empat dimensi pengetahuan berdasarkan Taksonomi Bloom Revisi, tidak ada satupun pertanyaan yang masuk ke dalam pengetahuan metakognitif. Menurut Widodo, pengetahuan metakognitif mencakup pengetahuan tentang kognisi secara umum dan pengetahuan tentang diri sendiri. 19 Pengetahuan metakognitif merupakan pengetahuan yang paling tinggi dibandingkan dengan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural sehingga untuk dapat memunculkan pertanyaan pengetahuan metakognitif siswa harus terbiasa dan dilatih dengan pengetahuan yang bersifat metakognitif. Pertanyaan-pertanyaan yang bersifat pengetahuan konseptual muncul secara dominan pada setiap pertemuan. Pengetahuan konseptual diperoleh siswa melalui penanaman konsep, pengaitan satu konsep dengan konsep lainnya. 20 Pertanyaan bersifat pengetahuan konseptual yang muncul pada pertemuan pertama yaitu, “Bagaimana cara mengobati patah tulang terbuka?” –S8. Pertanyaan 19 Widodo, op. cit., h. 64. 20 Dwi Priyo Utomo, Pengetahuan Konseptual dan Prosedural dalam Pembelajaran Matematika, http:ejournal.umm.ac.idindex.phppromatharticleview581 diakses pada tanggal 17 Februari 2016. tersebut juga meminta jawaban pengetahuan yang bersifat konseptual mengenai proses penyembuhan patah tulang terbuka. Salah satu pertanyaan bersifat konseptual yang muncul pada pertemuan kedua yaitu, “Mengapa otot yang dikontraksi bisa bergerak ?” –S38. Pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan yang mengarah pada jawaban pengetahuan secara konseptual mengenai bagaimana caranya otot yang berkontraksi dapat bergerak pada percobaan kontraksi otot. Sementara contoh pertanyaan bersifat konseptual pada pertemuan ketiga yaitu, “Apakah kesemutan dan kram itu sama?” –S41. Pertanyaan tersebut juga meminta jawaban yang bersifat konseptual mengenai perbedaan antara kesemutan dan kram.

d. Pertanyaan Siswa Berdasarkan Dimensi Proses Kognitif dan

Pengetahuan Taksonomi Bloom Revisi terbagi menjadi dua dimensi yaitu dimensi prosses kognitif dan dimensi pengetahuan. Pertanyaan siswa dianalisis pula menggunakan dua dimensi tersebut tanpa terpisah. Hasil analisis didapatkan bahwa pertanyaan siswa lebih banyak pada pertanyaan yang bersifat Memahami C2 – Konseptual baik secara lisan 31,03 dan tertulis 49,06. Data tersebut menunjukkan kemampuan bertanya siswa secara lisan dan tertulis tidak memiliki perbedaan. Pertanyaan siswa yang bersifat Memahami C2 – Konseptual dapat dilihat pada contoh pertanyaan siswa berikut ini: “Bagaimana otot dapat membesar?” – S36 “Apakah kesemutan dan kram itu sama?” – S41 “Kenapa kalsium sangat berpengaruh pada tulang?” – S13.

e. Pertanyaan Siswa Kelompok Tinggi, Sedang, dan Rendah

Analisis pertanyaan siswa kelompok tinggi, sedang, dan rendah pada Tabel 4.11 menunjukkan bahwa pertanyaan level kognitif mengingat C2 dominan muncul pada semua kelompok siswa. Pertanyaan siswa terkait dimensi pengetahuan Tabel 4.12 kelompok tinggi, sedang, dan rendah pun menunjukkan bahwa pertanyaan lebih dominan pada pengetahuan konseptual untuk ketiga kelompok tersebut. Contoh pertanyaan level kognitif memahami dengan pengetahuan konseptual siswa kelompok tinggi, sedang, dan rendah pada Tabel 4.17. Tabel 4.17 Pertanyaan Siswa Kelompok Tinggi, Sedang, dan Rendah Memahami-Konseptual No Pertanyaan Siswa Kelompok Tinggi Kelompok Sedang Kelompok Rendah 1 Apa bedanya kerja otot sinergis dan antagonis? –S21 Panjang pendeknya tulang apakah karena gen? –S10 Apakah osteoporosis dapat terjadi pada remaja? –S17 2 Bagaimana cara mencegah osteoporosis? –S27 Apakah perbedaan usia dapat mempengaruhi proses penyembuhan patah tulang? –S19 Mengapa harus menggunakan larutan ringer untuk menyegarkan otot? –S5 3 Mengapa pada orang dewasa usia tua mengalami pengkeroposan pada tulang? –S26 Apakah cairan sinovial dapat diperbarui dengan asupan makanan? –S34 Apakah osteoporosis bisa terjadi di usia muda? –S5 Hasil tersebut menunjukkan bahwa siswa kelompok tinggi, sedang, dan rendah terdapat kesamaan dalam keterampilan bertanya yang dimiliki, yaitu lebih cenderung pada level kognitif memahami dan pengetahuan konseptual. Maka dapat dikatakan bahwa ketiga kelompok tersebut masih berada dalam tingkat kognisi rendah. Hasil analisis lainnya menunjukkan bahwa hasil persentase siswa kelompok rendah pada level kognitif menganalisis C4 lebih tinggi dibandingkan kelompok siswa lainnya dengan persentase sebesar 22,22. Pertanyaan analisis yang disampaikan oleh siswa kelompok rendah yaitu, “Penimbunan asam laktat di otot, apakah salah satu hal yang dapat membuat mati rasa?” –S17. Pertanyaan tersebut meminta jawaban untuk menganalisis penyebab terjadinya mati rasa dan salah satu penyebabnya itu apakah karena terjadinya penimbunan asam laktat di otot. Pertanyaan lainnya yaitu, “Apa pengaruh jantung yang suka terasa sakit seperti ditekanditusuk karena otot yang tegang?” –S5. Pertanyaan tersebut juga meminta jawaban secara analisis untuk mengetahui apa yang menyebabkan jantung terasa sakit seperti ditekan sesuatu. Tingginya persentase siswa kelompok rendah dalam mengajukan pertanyaan level kognitif menganalisis C4 dapat terjadi karena pengaruh lingkungan kelas yang menuntutnya untuk dapat berkompetisi dalam bertanya secara aktif. Menurut aliran Empirisme mengenai perkembangan anak dan faktor yang mempengaruhinya bahwa bakat seseorang tidak berasal dari lahir, melainkan ditentukan oleh lingkungan atau pengalaman. Di samping itu, dalam batas-batas yang tertentu kita dilahirkan dengan membawa inteligensi. Batas-batas yang dimaksud adalah karena sepanjang pengetahuan kita, kita tahu bahwa inteligensi dapat kita kembangkan. 21 Pernyataan tersebut membuktikan bahwa meskipun siswa berada dalam kelompok rendah, tidak berarti bahwa mereka memiliki kemampuan yang kurang, karena mereka dapat mengembangkannya atau dapat meningkat pula jika dipengaruhi oleh lingkungan yang tepat. Lingkungan yang dimaksud dalam hal ini adalah suasana kelas 21 Martinis Yamin, Kiat Membelajarkan Siswa, Jakarta: Gaung Persada Press, 2010, Cet. III, h. 52-53.

Dokumen yang terkait

Penerapan strategi pembelajaran aktif teknik question student have untuk meningkatkanperhatian siswa dalam pembelajaran matematika ( penelitian tindakan kelas di MTs Jamiyyah Islamiyah)

0 5 239

Pengaruh strategi pembelajaran aktif teknik question student have terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 11 Tangerang Selatan

0 4 240

PERBANDINGAN PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUESTION Perbandingan Penggunaan Strategi Pembelajaran Question Student Have Dengan Giving Quetion And Getting Answers Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Pada Materi Gerak Pada Tumbuhan MTSN Surakarta 2

0 3 14

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN BERTANYA DENGAN PENERAPAN STRATEGI QUESTION’S STUDENT HAVE PADA Upaya Meningkatkan Ketrampilan Bertanya Dengan Penerapan Strategi Question’s Student Have Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Kelas IV SDN.1 Jebugan

0 3 14

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN BERTANYA DENGAN PENERAPAN STRATEGI QUESTION’S STUDENT HAVE PADA Upaya Meningkatkan Ketrampilan Bertanya Dengan Penerapan Strategi Question’s Student Have Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Kelas IV SDN.1 Jebugan

0 0 18

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN STRATEGI QUESTION STUDENT HAVE DENGAN LEARNING STARTS WITH A QUESTION UNTUK MENINGKATKAN Perbandingan Pembelajaran Strategi Question Student Have Dengan Learning Starts With A Question Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Po

0 2 15

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN STRATEGI QUESTION STUDENT HAVE DENGAN LEARNING STARTS WITH A QUESTION UNTUK MENINGKATKAN Perbandingan Pembelajaran Strategi Question Student Have Dengan Learning Starts With A Question Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Po

0 2 15

PENGGUNAAN STRATEGI QUESTION STUDENT HAVE DIKOLABORASIKAN DENGAN STRATEGI ROLE PLAYING SEBAGAI Penggunaan Strategi Question Student Have Dikolaborasikan Dengan Strategi Role Playing Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Dalam Pembelajaran Pkn Pada Siswa

0 1 16

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE UNTUK Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Pembelajaran Question Student Have Untuk Meningkatan Keaktifan Belajar Siswa (Ptk Smp N 2 Simo Kelas Vii).

0 1 16

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE UNTUK Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Pembelajaran Question Student Have Untuk Meningkatan Keaktifan Belajar Siswa (Ptk Smp N 2 Simo Kelas Vii).

0 0 15