B. Pembahasan
Gambaran mengenai keterampilan bertanya siswa kelas XI IPA 1 MAN Tangerang dideskripsikan berdasarkan jumlah siswa yang mengajukan
pertanyaan dan kualitas pertanyaan menurut Taksonomi Bloom Revisi.
1. Analisis Pertanyaan Berdasarkan Kuantitas Siswa Bertanya
Kuantitas siswa bertanya dihitung berdasarkan jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan yang dibagi secara keseluruhan dan kelompok
siswa.
a. Kuantitas Siswa Bertanya Keseluruhan
Analisis pertanyaan berdasarkan kuantitas siswa dilakukan dengan menghitung jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan
secara lisan dan tertulis. Setelah dilakukannya penelitian dalam tiga kali pertemuan, didapatkan bahwa jumlah siswa yang mengajukan
pertanyaan secara lisan yaitu 23 orang 56,10 dan secara tertulis sebanyak 41 orang 100. Berdasarkan data tersebut dapat
dikatakan bahwa persentase jumlah siswa yang bertanya sudah di atas 50 atau setengah dari jumlah siswa sudah mampu mengajukan
pertanyaan secara lisan dan tertulis. Hal ini membuktikan bahwa penggunakan strategi pembelajaran, yaitu strategi Question Student
Have QSH dapat menstimulus siswa untuk bertanya baik secara lisan maupun tertulis. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Khasanah, dkk. yang menyatakan bahwa hasil analisis aktivitas siswa kelas eksperimen menggunakan strategi
QSH pada setiap aspeknya menunjukkan bahwa 62,29 siswa aktif membuat, menulis dan menempel pertanyaan di papan tulis.
4
Hasil analisis persentase jumlah siswa bertanya pada tiga kali pertemuan, siswa lebih banyak menyampaikan pertanyaan secara
tertulis dibandingkan lisan. Hal ini dibuktikan pada hasil persentase pertanyaan lisan setiap pertemuan berturut-turut adalah 25,64,
4
Nur Liya Khasanah, Sri Mulyani Endang Susilowati, dan Ely Rudyatmi, Efektivitas Strategi Question Student Have dan Media Powerpoint pada Materi Struktur dan Fungsi Jaringan
Tumbuhan, Unnes Journal of Biology Education, Vol. 2, No. 1, 2013, h.69.
22,50 dan 46,34. Sedangkan hasil persentase pertanyaan tertulis setiap pertemuan berturut-turut adalah 76,92, 52,50, dan 82,93.
Waktu pembelajaran yang terbatas tidak memungkinkan semua siswa dapat mengajukan banyak pertanyaan secara lisan. Siswa yang
tidak memiliki kesempatan untuk bertanya secara lisan ataupun jika masih ada pertanyaan yang ingin disampaikan siswa, maka strategi
Question Student
Have dapat memfasilitasi siswa
untuk menyampaikan pertanyaan secara tertulis sehingga persentase
pertanyaan tertulis muncul lebih banyak dibandingkan dengan lisan. Hasil ini mirip dengan penelitian sebelumnya bahwa pertanyaan
lisan yang diajukan siswa sangat sedikit dan apabila diberikan kesempatan untuk menuliskan pertanyaan, siswa bisa memunculkan
lebih banyak pertanyaan.
5
Hasil analisis persentase jumlah siswa yang bertanya didapatkan pula persentase yang berbeda-beda pada setiap
pertemuan Tabel 4.1. Hasil persentase jumlah siswa yang mengajukan pertanyaan baik secara lisan maupun tertulis tersebut
bergantung pada materi dan metode pembelajaran yang dilakukan pada setiap pertemuannya. Cholifah, dkk. mengatakan bahwa
seorang guru harus dapat menggunakan metode yang tepat pada materi yang akan diajarkan pada saat pelaksanaan pembelajaran
biologi, karena hal tersebut akan mempengaruhi siswa untuk mengungkapkan pertanyaan dalam proses pembelajaran.
6
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa hasil persentase terendah terdapat pada pertemuan kedua dengan menggunakan metode
pembelajaran demonstrasi yaitu secara lisan sebesar 22,50 dan tertulis 52,50. Penggunaan metode pembelajaran demonstrasi
5
Widodo, Yeti Sumiati, dan Cucu Setiawati, Peningkatan Kemampuan Siswa SD untuk Mengajukan Pertanyaan Produktif, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 4, No. 1, 2006, h.
13.
6
Siti Cholifah, Wince Hendri, dan Lisa Deswati, Analisis Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Siswa dalam Mengungkapkan Pertanyaan pada Proses Pembelajaran Biologi Kelas VII
SMP Bunda Padang, E-Journal Universitas Bung Hatta, Vol. 2, No. 4, 2013, h.10.
membuat guru tidak dapat memantau siswa secara fokus sehingga suasana kelas sulit untuk dikontrol dan memunculkan tindakan yang
tidak sesuai atau dalam hal ini siswa banyak memunculkan pertanyaan yang tidak relevan dengan materi yang sedang diajarkan.
Menurut Sagala, salah satu kelemahan metode demonstrasi adalah bahwa dalam mengadakan pengamatan terhadap hal-hal yang
didemonstrasikan diperlukan pemusatan perhatian, dalam hal ini banyak diabaikan oleh murid-murid.
7
Berikut adalah contoh pertanyaan siswa yang tidak relevan dengan materi:
“Benarkah air kencing katak dapat menyebabkan kebutaan?” –S21 “Kenapa kodoknya tidak mempunyai racun?” –S25
“Apakah setiap katak yang hendak dibius memiliki ciri 2 benjolan
pada tubuhnya? ” –S28
Pertanyaan yang diajukan siswa S21, S25 dan S28 tersebut hanya membicarakan mengenai katak dan bukan mengenai otot atau materi
sistem gerak, oleh karena itu dapat dikatakan bahwa pertanyaan tersebut tidak relevan. Tabel 4.14 menunjukkan jumlah persentase
pertanyaan siswa yang tidak relevan dengan materi dari jumlah keseluruhan pertanyaan:
Tabel 4.14 Persentase Pertanyaan Tidak Relevan Pertemuan I
Pertemuan II Pertemuan III
∑ ∑
∑ Lisan
2 11,76
6 31,58
1 3,23
Tertulis 5
12,50 5
15,51 Tabel 4.14 memperlihatkan bahwa jumlah persentase
pertanyaan yang tidak relevan dengan materi lebih banyak pada pertemuan kedua baik secara lisan 31,58 dan tertulis 15,51.
7
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Bandung: Alfabeta, 2013, Cet. 11, h. 212.