Keterampilan Bertanya Keterampilan Bertanya
pertanyaan dari siswa; 8 untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa.
15
Para ahli percaya pertanyaan yang baik memiliki dampak yang positif terhadap siswa, di antaranya: a Bisa meningkatkan
partisipasi siswa secara penuh dalam proses pembelajaran; b Dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, sebab berpikir itu sendiri
pada hakikatnya bertanya; c Dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa serta menuntun siswa untuk menentukan jawaban; d
Memusatkan siswa pada masalah yang sedang dibahas.
16
Berdasarkan ketiga pemaparan mengenai tujuan ataupun dampak positif mengenai keterampilan bertanya terhadap siswa
ditemukan adanya tiga persamaan. Pertama adalah bahwa keterampilan bertanya dapat merangsang dan meningkatkan
kemampuan berpikir siswa. Kedua adalah bahwa dengan keterampilan bertanya dapat membantu suswa mencapai tujaun
pelajaran yaitu memusatkan atau memfokuskan siswa pada masalah yang sedang dibahas. Ketiga adalah dapat membangkitkan dan
mengetahui rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang sedang dibahas.
Keterampilan bertanya merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki siswa untuk memperoleh pengetahuan. Dalam
pembelajaran IPA, keterampilan mengajukan pertanyaan termasuk ke dalam salah satu keterampilan proses sains. Menurut Chin,
pertanyaan-pertanyaan yang dihasilkan siswa merupakan aspek penting dalam sains karena dapat merangsang siswa untuk terlibat
dalam proses berpikir seperti hipotesa, memprediksi, dan menjelaskan.
17
15
Sagala, op. cit., h. 88-89.
16
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2008, Cet. 5, h. 34.
17
Christine Chin, Learning in Science: What do Students’ Questions Tell Us About Their Thinking?, Education Journal, Vol. 29, No. 2, 2001, h. 100.
Menurut Carin dan Sund dalam Dahar 1992 yang dikutip oleh Kinkin mengelompokkan jenis pertanyaan dalam sains pada
tiga kategori, yaitu: 1 Pertanyaan kovergen dan divergen, 2 Pertanyaan berdasarkan taksonomi Bloom, 3 Pertanyaan yang
mengarah kepada keterampilan proses sains KPS.
18
Sedangkan menurut Widodo, pertanyaan terbagi menjadi tiga kategori, yaitu: 1
Pertanyaan akademik dan non akademik, 2 Pertanyaan tertutup dan terbuka, 3 Pertanyaan terkait proses kognitif.
19
Kata taksonomi, diambil dari bahasa Yunani tassein yang mengandung arti untuk mengelompokkan dan nomos yang berarti
aturan. Taksonomi dapat diartikan sebagai pengelompokkan suatu hal berdasarkan hierarki tertentu. Posisi taksonomi yang lebih tinggi
bersifat lebih umum dan yang lebih rendah bersifat lebih spesifik.
20
Taksonomi yang paling banyak digunakan di Indonesia adalah Taksonomi Bloom.
Taksonomi Bloom sebelum dilakukan revisi memiliki enam aspek kognitif yaitu: 1 Pengetahuan, 2 Pemahaman, 3
Penerapan, 4 Analisis, 5 Sintesis, dan 6 Evaluasi. Sementara Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Anderson dan Krathwohl
mencakup aspek: 1 Mengingat, 2 Memahami, 3 Menerapkan, 4 Menganalisis, 5 Mengevaluasi, dan 6 Menciptakan yang dapat
dilihat dari Tabel 2.1.
18
Kinkin Suartini, “Urgensi Pertanyaan dalam Pembelajaran Sains dengan Metode Discovery-
Inquiry”, dalam Gelar Dwirahayu Munasprianto Ramli eds, Pendekatan Baru dalam Proses Pembelajaran Matematika dan Sains Dasar: Sebuah Antologi, Jakarta: PIC UIN
Jakarta, 2007, Cet. 1, h. 108.
19
Ari Widodo, Profil Pertanyaan Guru dan Siswa dalam Pembelajaran Sains, Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, Vol. 4, No. 2, 2006, h. 3-4.
20
Wowo Sunaryo Kuswana, Taksonomi Berpikir, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011, Cet. 1, h. 8-9.
Tabel 2.1 Taksonomi Bloom Revisi
Dimensi Pengetahuan
Dimensi Proses Kognitif 1.
Mengingat 2.
Memahami 3.
Meng- aplikasikan
4. Meng- analisis
5. Meng- evaluasi
6. Men- cipta
A. Pengetahuan Faktual
B. Pengetahuan
Konseptual C.
Pengetahuan Prosedural
D. Pengetahuan
Metakognitif
Sumber: Anderson Krathwol Berdasarkan Anderson Krathwol, mengingat berarti
mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang. Memahami berarti mengkonstruk makna dari materi pembelajaran, termasuk apa
yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru. Mengaplikasikan berarti menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam
keadaan tertentu. Menganalisis berarti memecah-mecah materi jadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan
antarbagian itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan. Mengevaluasi berarti mengambil
keputusan berdasarkan kriteria danatau standar. Dan yang terakhir, mencipta berarti memadukan bagian-bagian untuk membentuk
sesuatu yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinal.
21
Sedangkan pada dimensi pengetahuan, ada empat kategori, yaitu sebagai beriku: a Faktual factual knowledge: berisi unsur-
unsur dasar yang harus diketahui siswa jika mereka akan
21
Lorin W. Anderson David R. Krathwohl, Kerangka Landasan Untuk: Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen, Terj. dari A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assessing: A
Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives oleh Agung Prihantoro, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, Cet. 1, h. 44-45.
diperkenalkan dengan satu mata pelajaran tertentu atau untuk memcahkan suatu masalah tertentu low level abstraction; b Kosep
conceptual knowledge: meliputi skema, model mental atau teori dalam berbagai model psikologi kognitif; c Prosedur procedural
knowledge: pengetahuan tentang bagaimana melakukan sesuatu, biasanya berupa seperangkat urutan atau langkah-langkah yang harus
diikuti; d Metakognitif motacognitive knowledge: pengetahuan tentang pemahaman umum, seperti kesadaran tentang sesuatu dan
pengetahuan pemahaman pribadi seseorang.
22
Taksonomi Bloom diorganisasikan dari yang sederhana hingga rumit, beberapa orang menafsirkannya sebagai pemeringkatan tujuan
dari sesuatu yang sepele hingga yang penting. Namun, hal ini bukanlah maksud taksonomi. Tingkat tujuan yang berbeda adalah
sesuai bagi tujuan yang berbeda dan bagi siswa pada tahap perkembangan yang berbeda pula. Peran penting utama taksonomi
Bloom adalah bahwa taksonomi itu mengingatkan bahwa kita menginginkan siswa mempunyai banyak tingkat kemampuan.
23
Dari penjabaran tersebut, dapat disimpulkan bahwa untuk dapat mengklasifikasikan keterampilan bertanya dapat menggunakan
taknosomi Bloom revisi dengan dua dimensi, yaitu dimensi pengetahuan untuk melihat tingkat pengetahuan yang dimiliki siswa
dan dimensi proses kognitif untuk melihat kemampuan kognitif siswa.
22
Eveline Siregar Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor: Ghalia Indonesia, 2011,, Cet. 2, h. 9-10.
23
Robert E. Slavin, Psikologi Pendidikan: Teori dan Praktik, Jilid 2, Terj. Dari Educational Pshychology: Teory and Practice, 9
th
ed oleh Marianto Samosir, Jakarta: PT Indeks, 2011, h.265.