Pertanyaan Keseluruhan Analisis Pertanyaan Berdasarkan Kualitas Pertanyaan

Metode Pembelajaran Pertanyaan Jenjang Kognitif Materi sendi dan apa penyebab terjadinya pengapuran? –S4 Cara apakah yang bisa lebih cepat sembuh? –S23 C5 Proses Pembentukan Tulang Demonstrasi Lisan Kalau sinergis otot apa dengan otot apa yang kerjanya bersamaan? –S21 C1 Cara Kerja Otot Kenapa otot dialiri arus listrik? –S11 C2 Percobaan Kontraksi Otot Kalau otot katak langsung diberikan garam apakah akan terasa sakit? –S23 C3 Percobaan Kontraksi Otot Apa bedanya dengan otot diberikan rangsang dan gerakan refleks? –S11 C4 Kontraksi Otot Tertulis Otot apa yang bisa berkontraksi? –S38 C1 Kontraksi Otot Mengapa senyawa kimia berpengaruh dalam sumber energi pada otot? –S38 C2 Kontraksi Otot Mengapa ketika saraf pada kaki kodok tersebut disetrum dapat bergerakbergetar? –S16 C3 Percobaan Kontraksi Otot Penugasan Lisan Cairan sinovial itu berasal dari mana? –S22 C1 Persendian Bagaimana otot dapat membesar? – S36 C2 Kelainan Sistem Gerak Kalau kebanyakan push up apakah dapat menyebabkan hipertrofi? –S37 C3 Pengetahuan Sehari-hari Terkait Sistem Gerak Kram otot disebabkan oleh kerja otot yang terus-menerus, bagaimana C4 Pengetahuan Sehari-hari Terkait Metode Pembelajaran Pertanyaan Jenjang Kognitif Materi dengan orang yang bangun tidur lalu merasakan kram? –S11 Sistem Gerak Apakah diurut merupakan cara untuk mengurangi penimbunan asam laktat di otot? –S14 C5 Pengetahuan Sehari-hari Terkait Sistem Gerak Tertulis Rematik itu penyakit sendi atau otot? – S17 C1 Kelainan Sistem Gerak Bagaimana cara mencegah supaya otot tidak membesar? –S33 C2 Kelainan Sistem Gerak Apakah kram bisa disembuhkan dengan balsem atau sejenisnya? –S30 C3 Pengetahuan Sehari-hari Terkait Sistem Gerak Kenapa orang suka kram dibetis? –S39 C4 Pengetahuan Sehari-hari Terkait Sistem Gerak

b. Pertanyaan Lisan dan Tertulis

Analisis pertanyaan siswa secara lisan keseluruhan pada Gambar 4.4 menunjukkan bahwa pertanyaan yang dominan ditanyakan siswa adalah pada level kognitif memahami C2 dengan persentase sebesar 32,76. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pertanyaan lisan masih didominasi pada pertanyaan kognitif tingkat rendah. Hal ini didukung oleh hasil penelitian Suherni bahwa pertanyaan siswa secara lisan merupakan pertanyaan kognisi tingkat rendah 100 termasuk jenis pertanyaan kurang kritis. 15 Pertanyaan yang kurang kritis tersebut dapat dilihat dari rendahnya kualitas 15 Suherni, “Analisis Keterampilan Bertanya Siswa dalam Mata Pelajaran IPA Pokok Bahasan Keragaman Pada Tingkat Organisasi Kehidupan SMP Negeri Kabupaten Deli Serdang”, Tesis pada Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Medan, 2013, h. 72, tidak dipublikasikan. pertanyaan yang diajukan siswa. Pertanyaan berikut dapat menggambarkan rendahnya kualitas pertanyaan yang diajukan siswa. Kalau cowok batas tingginya berapa? –S29 Kodok ada ototnya atau tidak? –S3 Kalau pegal-pegal biasanya minum obat neuromasil. Kata neuro-nya itu apakah berhubungan dengan saraf? –S36 Apakah bagus kalau pegal-pegal kita membunyikan tulang? – S14 Kalau kepala diputar sampai berbunyi apakah baik?” –S19 Berdasarkan beberapa pertanyaan yang dikemukakan di atas dapat menggambarkan bahwa pertanyaan yang diajukan siswa adalah pertanyaan yang kurang sesuai dengan materi. Pertanyaan lisan untuk setiap pertemuan Tabel 4.6 masih dominan pada level kognitif memahami C2 meskipun pada pertemuan pertama persentase tertinggi adalah pada level kognitif menganalisis C4 dengan persentase sebesar 33,33. Tingginya persentase pertanyaan level kognitif C4 dapat terjadi karena pada pertemuan pertama siswa diminta berdiskusi mengenai suatu permasalah dan mencari penyelesaiannya. Contoh pertanyaan menganalisis yang muncul pada pertemuan pertama yaitu, “Bagaimana jika sendi bergeser sampai tidak seperti bentuk semula? W aktu penyembuhannya berapa lama?” –S2. Pertanyaan tersebut meminta jawaban untuk menganalisis mengenai sendi yang bergeser jauh dari letaknya, bagaimana proses hingga berapa lama waktu penyembuhannya. Pertanyaan lainnya, “Apakah terapi panas berpengaruh terhadap penyembuhan patah tulang?” –S11. Pertanyaan tersebut termasuk ke dalam pertanyaan analisis karena meminta jawaban untuk menganalisis mengenai pengaruh terapi panas hingga proses apa yang dapat membuat terapi panas berpengaruh atau tidaknya terhadap tulang yang patah. Analisis pertanyaan lisan level kognitif mengevaluasi C5 pada pertemuan pertama didapatkan satu pertanyaan yang diajukan berdasarkan pendapat yang dikemukakan siswa. Pertanyaan tersebut adalah, “Kenapa patah tulang lebih baik diurut daripada ke medis?” –S17. Pertanyaan yang diajukan siswa S17 tersebut disampaikan untuk menanggapi pernyataan salah satu kelompok yang mengatakan bahwa patah tulang lebih baik diurut daripada ke medis. Hal ini terjadi karena kelompok yang menyatakan bahwa diurut lebih baik daripada ke medis telah mengambil keputusan yang tidak tepat dalam memecahkan masalah. Menurut Paidi, pengambilan keputusan yang tidak tepat, akan mempengaruhi kualitas dari pemecahan masalah yang dilakukan. Masalah itu sendiri didefinisikan sebagai keadaan yang tidak sesuai dengan harapan yang kita inginkan. 16 Ketidaksesuaian konsep dalam memecahkan masalah oleh siswa dapat diatasi dengan konfirmasi guru mengenai studi kasus yang didiskusikan setiap kelompok. Pertanyaan tertulis keseluruhan Gambar 4.5 yang disampaikan siswa lebih dominan pada level kognitif memahami C2 dengan persentase sebesar 52,83. Ditinjau berdasarkan pertanyaan tertulis yang muncul setiap pertemuan Tabel 4.7 pun masih didapatkan bahwa pertanyaan tertulis yang dominan disampaikan pada pertemuan pertama, kedua, dan ketiga adalah level kognitif memahami C2. Hal ini membuktikan bahwa pertanyaan tertulis masih didominasi oleh pertanyaan level kognitif C2 atau pertanyaan kognisi tingkat rendah. Hasil tersebut didukung oleh penelitian Suherni yang mendapatkan bahwa pertanyaan siswa secara tulisan didominasi pertanyaan kognisi tingkat rendah 95,85. 17 16 Paidi, Model Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Biologi di SMA, h. 2 http:staff.uny.ac.idsites...Artikel20Semnas20FMIPA201020UNY.pdf diakses pada tanggal 17 Februari 2016. 17 Suherni, loc. cit. Berikut disajikan pula contoh-contoh pertanyaan level kognitif memahami C2 yang diajukan siswa secara lisan dan tertulis dalam tabel 4.16. Tabel 4.16 Pertanyaan Lisan dan Tertulis Level Kognitif C2 Memahami

Dokumen yang terkait

Penerapan strategi pembelajaran aktif teknik question student have untuk meningkatkanperhatian siswa dalam pembelajaran matematika ( penelitian tindakan kelas di MTs Jamiyyah Islamiyah)

0 5 239

Pengaruh strategi pembelajaran aktif teknik question student have terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa: penelitian quasi eksperimen di Kelas VII SMP Negeri 11 Tangerang Selatan

0 4 240

PERBANDINGAN PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUESTION Perbandingan Penggunaan Strategi Pembelajaran Question Student Have Dengan Giving Quetion And Getting Answers Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Pada Materi Gerak Pada Tumbuhan MTSN Surakarta 2

0 3 14

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN BERTANYA DENGAN PENERAPAN STRATEGI QUESTION’S STUDENT HAVE PADA Upaya Meningkatkan Ketrampilan Bertanya Dengan Penerapan Strategi Question’s Student Have Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Kelas IV SDN.1 Jebugan

0 3 14

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN BERTANYA DENGAN PENERAPAN STRATEGI QUESTION’S STUDENT HAVE PADA Upaya Meningkatkan Ketrampilan Bertanya Dengan Penerapan Strategi Question’s Student Have Pada Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Kelas IV SDN.1 Jebugan

0 0 18

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN STRATEGI QUESTION STUDENT HAVE DENGAN LEARNING STARTS WITH A QUESTION UNTUK MENINGKATKAN Perbandingan Pembelajaran Strategi Question Student Have Dengan Learning Starts With A Question Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Po

0 2 15

PERBANDINGAN PEMBELAJARAN STRATEGI QUESTION STUDENT HAVE DENGAN LEARNING STARTS WITH A QUESTION UNTUK MENINGKATKAN Perbandingan Pembelajaran Strategi Question Student Have Dengan Learning Starts With A Question Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Po

0 2 15

PENGGUNAAN STRATEGI QUESTION STUDENT HAVE DIKOLABORASIKAN DENGAN STRATEGI ROLE PLAYING SEBAGAI Penggunaan Strategi Question Student Have Dikolaborasikan Dengan Strategi Role Playing Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Dalam Pembelajaran Pkn Pada Siswa

0 1 16

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE UNTUK Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Pembelajaran Question Student Have Untuk Meningkatan Keaktifan Belajar Siswa (Ptk Smp N 2 Simo Kelas Vii).

0 1 16

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE UNTUK Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Pembelajaran Question Student Have Untuk Meningkatan Keaktifan Belajar Siswa (Ptk Smp N 2 Simo Kelas Vii).

0 0 15