10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Keterampilan Bertanya
a. Definisi Bertanya
Pada semua aktivitas belajar, questioning dapat diterapkan antara siswa dengan siswa, antara guru dengan siswa, antara siswa
dengan guru, antara siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas dan sebagainya.
1
Aktivitas bertanya di dalam kelas berada dalam ruang lingkup yang luas, yaitu dapat terjadi kepada siapapun
yang memungkinkan munculnya aktivitas bertanya. Bertanya dilakukan dengan mengajukan pertanyaan yang
dimulai dengan atau mengandung kata tanya apa, mengapa, bagaimana, siapa, kapan, mana, di mana, ke mana, berapa, atau kata
tanya lainnya, dan kemudian diakhiri dengan tanda tanya ?.
2
Bertanya itu sendiri harus mengandung kata tanya, jika tidak mengandung kata tanya maka dapat dikatakan bahwa apa yang
disampaikan bukanlah sebuah pertanyaan. Questioning bertanya merupakan strategi utama yang
berbasis konstekstual. Bertanya dalam pembelajaran dipandang sebagai kegiatan guru untuk mendorong, membimbing, dan menilai
kemampuan berpikir siswa. Bagi siswa, kegiatan bertanya merupakan bagian penting dalam melaksanakan pembelajaran yang
berbasis inquiry yaitu menggali informasi, mengkonfirmasikan apa yang sudah diketahui, dan mengarahkan perhatian pada aspek yang
1
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran: Untuk Membantu Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Bandung: Alfabeta, 2013, Cet. 11, h. 89.
2
Rizkianingsih, M. Sukisno, dan Susilo, Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Pendekatan Inkuiri pada Pokok Bahasan Pemantulan Cahaya Kelas VIII MTs, Unnes Physics
Education Journal, Vol. 2, No. 3, 2013, h. 48.
belum diketahuinya.
3
Dari pernyataan tersebut kegiatan bertanya menjadi unsur penting dalam pembelajaran siswa karena dengan
bertanya siswa belajar untuk dapat menambah wawasannya dengan cara menggali informasi yang belum diketahuinya melalui guru.
Menurut Cholifah, dkk., bertanya bagi siswa merupakan salah satu cara untuk memahami pelajaran, menambah wawasan baru dan
memantapkan apa yang tadinya masih ragu-ragu atau belum jelas.
4
Menggunakan pertanyaan yang merangsang pikiran bisa membuat siswa berpikir.
5
Siswa dapat menggunakan kerja otaknya secara lebih maksimal ketika mereka dihadapkan pada pertanyaan-
pertanyaan yang dapat membuat mereka berpikir. Mereka juga dapat mengkonstruksikan pengetahuan sebelumnya dengan pengetahuan
yang baru didapatkan melalui sebuah pertanyaan. Dalam sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya
berguna untuk: a Menggali informasi, baik administrasi maupun akademis; b Mengecek pemahaman siswa; c Membangkitkan
respons kepada siswa; d Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa; e Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa; f
Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru; g Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa; dan h
Menyegarkan kembali pengertahuan siswa.
6
Kegiatan bertanya sesungguhnya adalah salah satu cara untuk dapat menambah pengetahuan siswa, mengetahui ketidakmengertian
siswa terhadap suatu pelajaran, serta melihat sejauh mana pemahaman siswa pada materi pelajaran tersebut.
3
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, Jakarta: Kencana, 2013,
Cet. 6, h. 115.
4
Siti Cholifah, Wince Hendri, Lisa Deswati, Analisis Faktor-Faktor Penyebab Kesulitan Siswa dalam Mengungkapkan Pertanyaan pada Proses Pembelajaran Biologi Kelas VII
SMP Bunda Padang, E-Journal Universitas Bung Hatta, Vol. 2, No. 4, 2013, h. 2.
5
Hellen Ward, Pengajaran Sains Berdasarkan Cara Kerja Otak, Terj. dari Using Their Brains in Science oleh Endah Sulistyowati dan Agus Suprapto, Jakarta: PT Indeks, 2010, h. 24.
6
Trianto, loc. cit.