Sistem Pemasaran Karakteristik Responden

67 Gambar 8 . Salah Satu Pola Tanam Secara Polikultur yang Dilakukan oleh Petani Responden di Desa Gunung Malang pada Musim Tanam Tahun 2011 Gambar 8 menunjukkan bahwa tanaman jagung manis ditanam secara tumpang sari dengan tanaman ubi jalar. Tanaman ubi jalar dapat dipanen setelah lima bulan sedangkan tanaman jagung manis dapat dipanen setelah 75 hari. Setelah menanam ubi, petani melanjutkan dengan menanam padi selama dua kali periode tanam. Sebelum menanam padi tanah mengalami masa bera. Selama masa bera, tanah diolah untuk dipersiapkan menjadi lahan basah untuk ditanami dengan padi.

5.2.8 Sistem Pemasaran

Kegiatan pemasaran hasil panen jagung manis dianggap sangat mudah oleh petani responden. Banyak para pembeli terutama tengkulak yang setiap hari datang ke Desa Gunung Malang untuk membeli jagung manis serta tanaman lainnya untuk di jual ke pasar. Hal inilah yang menyebabkan sebagian besar petani lebih memilih menjual hasil panen ke tengkulak. Petani yang menjual hasil panen jagung manisnya secara swadaya hanya enam orang. Petani yang menjual sendiri hasil panennya adalah petani yang memiliki kios di pasar induk. Petani ini juga bertindak sebagai tengkulak karena selain menjual milikknya sendiri, petani ini juga mengumpulkan dari petani lain. Sistem pemasaran petani responden dapat dilihat pada Tabel 15. Bulan Jagung Manis + Ubi Jalar Padi Jambu Biji Padi B e r a B e r a 2 Ha 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 68 Tabel 15 . Sistem Pemasaran Jagung Manis Petani Responden di Desa Gunung Malang Tahun 2012 No Sistem Pemasaran Jumlah Orang Presentase 1 Memasarkan Sendiri 6 19,35 2 Tengkulak 25 80,65 Jumlah 31 100,00 Tengkulak yang datang ke Desa Gunung Malang berasal dari pedagang di sekitar Bogor tetapi ada pula tengkulak yang merupakan warga Desa Gunung Malang. Para tengkulak ini merupakan penjual sayuran yang memiliki kios di pasar induk di Bogor yaitu Pasar Kemang dan Pasar Bogor. Para penjual ini akan mendatangi petani dan mengumpulkan sayuran yang dibeli dari petani untuk dijual di kiosnya di pasar. Penjual ini mendatangi petani dengan menggunakan kendaraan bak terbuka sehingga memudahkan untuk mengangkut hasil panen petani. Menjual ke tengkulak ini dipilih karena dinilai lebih praktis dan tidak membuang banyak waktu. Petani tidak harus bersusah payah mengangkut hasil panennya ke pasar dengan usaha sendiri tetapi pedaganglah yang akan menghampiri petani sehingga petani hanya akan membayar biaya transportasi yang dibebankan per kilogram hasil panen biasanya Rp 100,00 per kilogram. Biaya transportasi ini akan dipotong dari hasil penjualan barang. Petani tidak merasa keberatan dan tidak merasa dirugikan terhadap harga yang ditawarkan oleh tengkulak. Petani dan tengkulak sudah saling percaya terhadap harga yang ditetapkan merupakan harga pasar pada saat itu. Petani juga sering ikut pergi ke pasar untuk melihat sendiri kondisi harga di pasaran. Selain itu banyak pula petani yang memiliki kios di pasar sehingga informasi harga pasar bisa diterima oleh petani yang ada di desa. Tengkulak tidak hanya membeli hasil panen petani tetapi juga menyediakan jasa pinjaman modal baik berupa uang atau berupa barang seperti benih atau pupuk. Sistem pembayaran pinjaman bisa dilakukan dengan pemotongan hasil penjualan panen petani. 69

5.3 Keragaan Usahatani Jagung Manis di Desa Gunung Malang