Teori Produksi Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Risiko Produksi Jagung Manis (Zea mays saccharata) di Desa Gunung Malang Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor

25 III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Teori Produksi

Penelitian ini akan mengukur bagaimana dampak penggunaan faktor- faktor produksi terhadap risiko produksi yang ditunjukkan dengan adanya variasi hasil produksi. Jumlah output yang dihasilkan dari kegiatan produksi akan dipengaruhi oleh penggunaan input produksi. Selain itu hasil output produksi tidak hanya ditentukan oleh penggunaan input tapi juga dipengaruhi oleh faktor eksternal seperti kondisi cuaca atau iklim, hama dan penyakit. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan faktor produksi dan pengaruh eksternal terhadap kegiatan produksi maka diperlukan pemahaman lebih lanjut mengenai teori produksi. Produksi adalah suatu kegiatan yang mengubah input menjadi output. Hubungan antara input yang digunakan dalam proses produksi dengan kuantitas output yang dihasilkan disebut sebagai fungsi produksi Lipsey et al. 1995. Secara lebih jelas, Ellis 1993 menyebutkan bahwa fungsi produksi di dalam ekonomi dijelaskan sebagai hubungan fisik atau teknis antara output dengan satu atau lebih variabel input. Hal ini berarti, proses produksi untuk menghasilkan output tidak selalu tergantung pada satu input produksi tetapi bisa menggunakan lebih dari satu input produksi. Pengalokasian sumberdaya yang dimiliki petani untuk kegiatan produksi sangat menentukan berapa produksi yang akan dihasilkan Soekartawi et al. 2011. Penggunaan input yang berbeda-beda akan menghasilkan output yang berbeda pula Ellis 1993. Keputusan dalam kegiatan proses produksi terbagi dalam tiga kategori, yaitu jangka pendek, jangka panjang, dan jangka sangat panjang. Keputusan jangka pendek dilakukan dimana satu atau lebih faktor produksi adalah tetap. Keputusan jangka panjang dilakukan dimana seluruh faktor produksi bersifat variabel tetapi dengan kondisi teknologi tertentu. Keputusan jangka sangat panjang dilakukan dimana seluruh faktor bersifat variabel termasuk teknologi. Input tetap adalah input yang tidak berubah atau tidak dapat ditambah, dinamakan sebagai faktor tetap. Sedangkan input variabel adalah input yang dapat berubah dalam jangka waktu tertentu dinamakan sebagai faktor variabel Lipsey et al. 1995. 26 Dalam fungsi produksi dikenal adanya istilah produk total, produk rata- rata dan produk majinal. Ketiga istilah tersebut menunjukkan hubungan antara input dengan output. Produk total TP adalah jumlah total yang diproduksi selama periode waktu tertentu. Jika semua input kecuali satu faktor produksi dijaga konstan, produk total akan berubah menurut banyak sedikitnya faktor produksi variabel yang digunakan. Produk rata-rata AP adalah produk total dibagi dengan jumlah unit faktor variabel yang digunakan untuk memproduksinya. Semakin banyak faktor produksi variabel yang digunakan, produk rata-rata pada awalnya akan meningkat dan kemudian menurun. Produk marjinal MP adalah perubahan dalam produk total sebagai akibat adanya satu unit tambahan penggunaan variabel Lipsey et al. 1995. Soekartawi et al. 2011 dan Lipsey et al. 1995 menyebutkan bahwa hubungan masukkan dan produksi pertanian mengikuti kaidah kenaikan hasil yang berkurang law of deminishing return. Hasil produksi dapat ditingkatkan dengan melakukan penambahan faktor produksi akan tetapi dalam kegiatan produksi akan tercipta kondisi dimana setiap tambahan unit masukan akan mengakibatkan proporsi unit tambahan produksi yang semakin kecil dibandingkan dengan unit tambahan masukan tersebut. Kemudian suatu ketika sejumlah unit tambahan masukkan akan menghasilkan produksi yang terus berkurang. Hubungan antara faktor produksi input dengan hasil produksi output dapat dilihat pada Gambar 1. Kurva produksi pada Gambar 1 menunjukkan bagaimana pengaruh penggunaan faktor produksi sebagai input terhadap hasil produksi output. Pada kurva tersebut membentuk tiga daerah produksi yang memberikan gambaran nilai elastisitas produksi dari suatu proses produksi. Daerah produksi I berada di sebelah kiri titik AP maksimum, daerah II berada diantara AP maksimum dan MP sama dengan nol, dan daerah III berada di sebelah kanan MP sama dengan nol. Daerah produksi I disebut daerah tidak rasional karena setiap tambahan satu satuan input variabel pada kondisi dimana input lain tetap, memberikan tambahan hasil output yang diperoleh lebih besar dari satu. Daerah I memiliki elastisitas produksi lebih besar dari satu Ep 1. Daerah produksi II disebut daerah rasional karena setiap tambahan satu satuan unit input variabel akan memperoleh 27 tambahan output yang lebih kecil dari satu. Daerah II memiliki nilai elastisitas produksi antara satu dan nol 0 ≤ Ep ≤ 1. Daerah III disebut daerah tidak rasional karena setiap penambahan satu satuan unit input variabel akan memberikan tambahan output yang negatif. Daerah III memiliki elastisitas produksi yang negatif Ep 0 Suratiyah 2009; Hanafie 2010. Gambar 2. Kurva Produksi Sumber: Suratiyah 2009 Salah satu fungsi produksi yang dapat digunakan untuk mewakili kondisi yang sesungguhnya adalah fungsi produksi Cobb-Douglas. Menurut Soekartawi 2002a fungsi produksi Cobb-Douglas merupakan salah satu model yang umum Input Input Output Output TP AP MP I II III Ep 1 Ep 0 0 Ep 1 28 dibahas dan digunakan oleh para peneliti. Fungsi ini menunjukkan hubungan antara variabel independen X dengan variabel dependen Y. Dalam kasus produksi pertanian, variabel independen mewakili faktor produksi sedangkan variabel dependen mewakili hasil produksi. Soekartawi 2002a juga menyebutkan bahwa penyelesaian fungsi Cobb-Douglas selalu dilogaritmakan dan diubah bentuk fungsinya menjadi fungsi linier, maka ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebelum menggunakan fungsi Cobb-Douglas. Persyaratan tersebut antara lain: tidak ada nilai pengamatan yang bernilai nol, tidak ada perbedaan teknologi, tiap variabel independen adalah perfect competition, dan perbedaan lokasi seperti iklim sudah tercakup pada komponen kesalahan. Secara matematik, fungsi Cobb-Douglas dapat dituliskan sebagai berikut: Y = b X 1 b1 X 2 b2 X 3 b3 ,.....,X n bn e u Dimana: Y = variabel dependen variabel yang dijelaskan X = variabel independen variabel yang menjelaskan b n = besaran yang akan diduga u = kesalahan distrubance term e = logaritma natural e=2,718 Ada tiga alasan pokok mengapa fungsi Cobb-Douglas lebih banyak dipakai oleh para peneliti yaitu Soekartawi, 2002a : 1 Penyelesaian fungsi Cobb-Douglas relatif lebih mudah dibandingkan dengan fungsi yang lain dan dapat dibuat menjadi linier, 2 Hasil pendugaan garis melalui fungsi Cobb- Douglas akan menghasilkan koefisien regresi yang sekaligus juga menunjukkan besaran elastisitas, dan 3 Besaran elastisitas tersebut sekaligus menunjukkan tingkat besaran return to scale.

3.2 Risiko Produksi Pertanian