14
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Komoditas Jagung Manis
Jagung sudah sejak lama diperkenalkan di Indonesia. Menurut Sarono et al. 2001 jagung telah diperkenalkan di Indonesia pada abad ke 16 oleh bangsa
Portugis dan Spanyol. Sejak saat itu jagung mulai dibudidayakan hingga sekarang. Salah satu jenis tanaman jagung yang banyak dikonsumsi dan semakin populer
adalah jagung manis Zea mays saccharata Sturt atau sweet corn. Di Indonesia, jagung manis mula-mula dikenal dalam kemasan kaleng dari hasil impor. Sekitar
tahun 1980-an barulah tanaman ini ditanam secara komersial meskipun masih dalam skala kecil. Setelah berkembangnya toko-toko swalayan yang banyak
menampung hasilnya, jagung manis diusahakan secara meluas Anonim 1992. Secara fisik maupun morfologi, jagung manis sulit dibedakan dengan
jagung biasa. Perbedaan antara kedua jagung tersebut umumnya pada warna bunga jantan. Bunga jantan jagung manis berwarna putih, sedangkan pada jagung
biasa kuning kecoklatan. Rambut pada jagung manis berwarna putih, sedangkan pada jagung biasa berwarna merah. Jagung manis mengandung banyak gula
dalam endospermnya daripada jagung biasa. Pada proses pematangan, kadar gula yang tinggi menyebabkan biji jagung manis menjadi keriput. Keadaan keriput
inilah yang membedakan dengan biji jagung biasa. Perbedaan lainnya adalah jagung manis berumur lebih genjah dan memiliki tongkol yang lebih kecil
dibandingkan jagung biasa. Jagung manis umumnya sudah siap dipanen ketika tanaman berumur antara 60-70 hari Anonim 1992.
Jagung manis sangat potensial sebagai bahan pangan karena kandungan nutrisi yang dimilikinya. Kadar gula pada biji jagung manis bervariasi antara 4-12
persen dan kandungan airnya mencapai 74-76 persen. Tiap 100 gram jagung manis yang bisa dimakan mengandung protein 2.1-4.5, pati 3-20, lemak
1.1-2.7, serat 0.9-1.9, vitamin C 9 –12 mg, dan unsur-unsur lain seperti
vitamin A, B1, B2, serta mineral seperti sodium, kalsium dan magnesium Szymanek et al. 2006. Banyak kultivar jagung manis yang memiliki kandungan
provitamin A tinggi Rubatzky dan Yamaguchi 1998. Jagung manis umumnya dimakan dalam kondisi segar setelah dimasak dan dapat dibuat menjadi
bermacam-macam makanan Rubatzky dan Yamaguchi 1998.
15 Tanaman jagung manis sangat rentan terhadap serangan hama dan
penyakit yang dapat menurunkan produksi. Menurut penelitian Fitriani 2009 hama yang banyak menyerang jagung manis adalah penggerek batang Ostrinia
furnacalis dengan tingkat serangan hama mencapai 24 persen. Sedangkan
penyakit yang banyak menyerang tanaman jagung manis adalah penyakit bulai yang disebabkan oleh Peronosclerospora sp. Tingkat kehilangan hasil karena
penyakit bulai ini bisa mencapai 90 persen. Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang tahan terhadap
kekeringan tetapi peka terhadap drainase tanah yang tidak baik dan tidak tahan terhadap genangan Rubatzky dan Yamaguchi 1998. Meskipun tanaman jagung
manis tahan terhadap kekeringan, pada fase berbunga dan pengisian biji tanaman jagung manis tidak boleh terkena cekaman kekeringan. Cekaman kekeringan pada
fase ini dapat menghasilkan produksi hanya 30-60 persen dari kondisi normal Sirappa dan Razak 2010. Menurut Rubatzky dan Yamaguchi 1998 tanaman
jagung manis responsif terhadap pemupukan taraf tinggi. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil produksi yang tinggi dapat dilakukan dengan penambahan
unsur hara.
2.2 Kajian Budidaya Jagung Manis