Proses Kegiatan Usahatani Jagung Manis

69

5.3 Keragaan Usahatani Jagung Manis di Desa Gunung Malang

5.3.1 Proses Kegiatan Usahatani Jagung Manis

Proses kegiatan usahatani jagung manis dilakukan melalui beberapa tahap diantaranya persiapan lahan, penanaman, pemupukan pemeliharaan tanaman dan panen.

1. Persiapan Lahan

Persiapan lahan dilakukan pertama kali dengan membersihkan lahan dari rumput, gulma dan sisa tanaman sebelumnya. Proses membersihkan lahan ini dilakukan baik secara manual dengan menggunakan cangkul atau sabit maupun dengan menggunakan herbisida. Setelah lahan dibersihkan, tahap selanjutnya adalah mengolah lahan dengan cara mencangkul lahan yang akan digunakan untuk budidaya. Lahan dicangkul bertujuan untuk memperbaiki tekstur tanah supaya menjadi gembur dan memperbaiki aerasi tanah. Akan tetapi kegiatan mencangkul ini tidak dilakukan apabila lahan yang digunakan untuk menanam jagung manis merupakan lahan bekas menanam ubi jalar atau sayuran. Hal ini dilakukan petani untuk menghemat waktu dan biaya. Lahan bekas menanam ubi jalar maupun sayuran sudah berbentuk bedengan sehingga tidak perlu dicangkul kembali. Kegiatan mencangkul akan dilakukan apabila lahan yang akan ditanami tersebut merupakan lahan bekas menanam padi. Lahan yang telah dicangkul kemudian dibuat dalam bentuk bedengan. Bedengan dibuat dengan ukuran lebar lebih kurang 50 sampai 80 meter dengan panjang menyesuaikan dengan panjang lahan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 9. Gambar 9 . Bedengan untuk Menanam Jagung Manis 70 Bedengan yang telah dibuat kemudian di beri lubang di sepanjang bedengan dengan jarak lebih kurang 30 cm. Lubang ini digunakan untuk meletakan pupuk kandang sebagai pupuk dasar. Setelah lubang dibuat maka pupuk kandang ditaburkan pada lubang tersebut. Pupuk kandang yang dipakai berupa pupuk dari kotoran ayam yang terdiri dari dua jenis yaitu pupuk blokbok dan pupuk sekam. Kedua jenis pupuk ini berasal dari kotoran ayam perbedaannya pupuk blokbok berasal dari kotoran ayam petelur dimana memiliki bau yang lebih menyengat dan lebih berat, sedangkan pupuk sekam berasal dari kotoran ayam pedaging yang telah tecampur dengan sekam. Pupuk sekam lebih ringan dan tidak terlalu bau daripada dengan pupuk blokbok. Menurut petani pupuk blokbok lebih bagus daripada pupuk sekam karena pupuk blokbok tidak ada campuran lain selain kotoran ayam. Akan tetapi petani lebih banyak yang menggunakan pupuk sekam karena harganya lebih murah daripada pupuk blokbok. Petani ada juga yang menggunakan pupuk kandang dari kotoran kambing milik petani sendiri. Setelah diberi pupuk kandang, didiamkan selama 3 hari baru kemudian benih jagung manis mulai ditanam. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 10. Gambar 10 . Lubang untuk Meletakkan Pupuk Kandang Beberapa petani melakukan tahapan persiapan lahan yang berbeda. Ada petani yang menanam dulu benih jagung dengan tugal kemudian ditutup dengan tanah dan disebarkan pupuk kandang diatas tanah. Akan tetapi cara ini tidak banyak dilakukan oleh petani. Petani lebih sering menempatkan pupuk kandang pada lubang karena menempatkan pupuk kandang pada lubang dapat mencegah pupuk tersebut hilang terbawa air. 71

2. Penanaman

Penanaman dilakukan dengan menggunakan tugal atau dengan menggunakan kayu seadanya. Setelah tanah berlubang, benih jagung manis ditanam dengan kedalaman 2-3 cm. Kemudian ditaburi dengan sedikit furadan untuk mencegah serangan serangga seperti semut yang akan memakan benih. Setelah itu lubang tanam ditutup dengan tanah. Benih yang ditanam sebanyak satu butir per lubang tanam tetapi ada pula yang menanam dua butir perlubang. Petani yang menanam benih sebanyak dua butir perlubang bertujuan supaya apabila ada yang mati atau tumbuh tidak baik dapat dicabut dan disisakan satu tanaman. Apabila ada benih yang tersisa sebagian petani menyebar benih di pojok lahan sebagai tanaman cadangan untuk penyulaman. Sebelum ditanam, benih jagung manis ada yang melalui beberapa proses terlebih dahulu ada pula yang langsung ditanam. Petani terkadang merendam benih terlebih dahulu selama setengah hari, kemudian di tiriskan dan didiamkan selama semalam. Petani merendamnya dengan air biasa atau air kelapa. Tujuan dari perendaman ini adalah supaya benih mengeluarkan akar sehingga benih akan cepat tumbuh ketika ditanam. Jika masih terdapat hujan, petani tidak melakukan perendaman tetapi jika musim panas, petani merendam terlebih dahulu. Petani juga mencampur benih jagung manis dengan campuran air dan furadan. Furadan dicampur dengan sedikit air hangat kemudian dicampur dengan benih jagung manis kemudian baru ditanam. Pencampuran dengan furadan ini bertujuan untuk mencegah benih dimakan semut. Sebagian besar petani lebih memilih langsung menanam benih tersebut tanpa merendamnya. Menurut petani, benih jagung manis sudah mengandung metalaksil sehingga tidak perlu direndam terlebih dahulu karena kandungan metalaksil pada jagung akan hilang. Metalaksil merupakan zat kimia untuk mencegah penyakit bulai. Benih jagung yang telah mengalami perlakuan dengan metalaksil berwana merah. Benih jagung manis yang ditanam secara monokultur menggunakan jarak tanam 25 X 50 cm. Jarak tanam 25 X 50 cm banyak digunakan petani karena petani ingin mendapatkan hasil jagung manis yang lebih banyak. Di dalam satu bedeng terdapat dua lajur tanaman. Tanaman jagung yang ditanam secara tumpang sari juga menggunakan jarak yang sama tetapi jagung hanya ditanam 72 dalam satu lajur sedangkan lajur satunya ditanami dengan tanaman lain seperti ubi jalar.

3. Pemupukan

Petani melakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk kimia seperti urea, phonska, dan TSP. Frekuensi pemupukan antara dua sampai tiga kali. Kebanyakan petani hanya melakukan pemupukan sebanyak dua kali. Pemupukan pertama dilakukan pada 7-17 HST. Sebagian besar petani melakukan pemupukan pada 12 HST dimana pada fase ini tumbuhan mulai membutuhkan nutrisi untuk pertumbuhan daun tanaman. Pemupukan kedua dilakukan pada 25-45 HST. Petani sering melakukan pemupukan pada 30 HST dimana pada fase ini tongkol jagung sudah mulai tumbuh dan tanaman mulai menyerap hara dalam jumlah yang lebih banyak. Pemupukan ketiga sangat jarang dilakukan, biasanya petani melakukan pemupukan ketiga pada 60 HST. Pemupukan ketiga dilakukan supaya tongkol jagung yang didapatkan menjadi besar. Jumlah pupuk yang digunakan disesuaikan dengan modal yang dimiliki petani sehingga petani tidak menerapkan kebutuhan dosis minimum tanaman. Pemupukan dilakukan dengan menaburkan pupuk di sekitar tanaman. Pada pemupukan pertama, pupuk ditebar di dekat tanaman dengan jarak 5 cm dari pangkal tanaman. Pupuk tidak boleh ditebar mengenai pangkal tanaman karena dapat menyebabkan tanaman keracunan pupuk dan membuat tanaman mati. Pada musim hujan petani melakukan pemupukan pertama dengan menggunakan tugal. Pemupukan dengan menggunakan tugal dimaksudkan agar pupuk tidak terbawa oleh air hujan. Pada pemupukan kedua dan ketiga, pupuk ditebar di antara tanaman. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 11. Gambar 11 . Pemupukan Dilakukan di antara Tanaman Jagung 73

4. Pemeliharaan Tanaman

Kegiatan pemeliharaan tanaman meliputi penyiangan, penyulaman dan pengairan, pembumbunan, dan pemberantasan hama dan penyakit. 1. Penyiangan Penyiangan dilakukan untuk membersihkan lahan dari gulma yang merugikan. Petani biasanya melakukan penyiangan sebanyak satu kali pada saat tanaman berumur 10-20 HST. Penyiangan ini dilakukan dengan menggunakan kored atau dengan cangkul. Sering kali petani melakukan penyiangan bersamaan dengan pembumbunan yaitu pada saat usia tanaman 30-45 HST. 2. Penyulaman Penyulaman adalah kegiatan penanaman kembali benih yang tidak tumbuh atau mengganti tanaman yang pertumbuhannya tidak sempurna atau terhambat Anonim 1992. Dalam budidaya jagung manis ini petani kebanyakan tidak melakukan penyulaman. Hal ini dikarenakan apabila dilakukan penyulaman tanaman jagung manis tidak dapat tumbuh bersamaan sehingga petani tidak dapat panen secara serempak. Jika ada tanaman yang mati atau tidak tumbuh maka akan dibiarkan saja. Beberapa petani 22,58 melakukan kegiatan penyulaman pada saat tanaman berumur 4-10 HST. Penyulaman dilakukan dengan mengganti tanaman yang mati atau tidak tumbuh dengan tanaman baru yang telah disediakan sebelumnya. Tanaman untuk penyulaman ini diperoleh dari sisa benih yang tidak ditanam yang ditebar di pojokan lahan. Tanaman yang digunakan untuk menyulam haruslah tanaman yang sehat. 3. Pengairan Petani tidak melakukan pengairan secara rutin terhadap lahan tanaman jagung manis. Hal ini dikarenakan tanaman jagung manis tidak membutuhkan banyak air. Selain itu, petani hanya mengandalkan air hujan sebagai sumber air untuk pengairan. Petani banyak menanam jagung manis pada musim kemarau 1 antara bulan April sampai Juni dimana pada bulan ini masih ada hujan. Air sangat dibutuhkan pada saat tanaman masih kecil dan pada fase perkecambahan. Tanaman dewasa lebih tahan terhadap kekeringan. Pada musim kemarau, petani 74 melakukan penyiraman pada benih tanaman pada 1-10 HST supaya benih dapat berkecambah. 4. Pembumbunan Pembumbunan yaitu meninggikan bedengan. Pembumbunan dilakukan pada saat tanaman berumur 30-45 HST. Pembumbunan dilakukan dengan menggunakan cangkul. Tujuan dari pembumbunan ini adalah untuk menutup bagian akar yang keluar dari permukaan supaya tanaman tetap kokoh dan tidak rubuh terkena angin dan sekaligus menggemburkan tanah di sekitar tanaman. 5. Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman jagung manis yaitu semut, belalang, ulat tanah, ulat grayak, dan musang atau biul. Sedangkan penyakit yang sering menyerang jagung manis yaitu bulai. Keberadaan hama dan penyakit ini dapat mengancam pertumbuhan tanaman dan menyebabkan tanaman tidak berproduksi. Hama semut sering menyerang tanaman jagung dengan memakan biji yang sedang berkecambah sehingga benih tidak dapat tumbuh dan mati. Untuk mengatasi hama semut ini petani memberikan furadan bersamaan pada saat penanaman supaya benih tidak dimakan semut. Hama belalang biasanya menyerang pucuk tongkol jagung manis yang masih muda dan daun tanaman. Pucuk tongkol maupun daun tersebut akan dimakan oleh belalang sehingga dapat mengganggu pertumbuhan. Hal serupa dilakukan oleh hama ulat grayak. Ulat grayak akan memakan daun jagung manis hingga habis. Jika daun jagung manis habis maka pertumbuhan akan terhambat karena proses fotositesis tidak dapat tejadi. Untuk mengatasi hama belalang dan ulat daun petani melakukan penyemprotan dengan pestisida kimia, menabur furadan pada ujung tongkol, ketiak daun atau ditanah seperti aplikasi pupuk, atau secara manual yaitu dengan mengambil hama yang ada di tanaman dengan menggunakan tangan. Hama ulat tanah biasanya menyerang tanaman dengan memakan batang tanaman muda sehingga batang tanaman patah. Akibatnya tanaman akan mati dan tidak dapat tumbuh. Ulat tanah diatasi dengan menaburkan furadan atau secara manual dengan membunuhnya. Biul atau musang juga menjadi hama ancaman bagi petani. Biul ini memakan tongkol jagung manis yang sudah hampir panen. Petani 75 mengatasinya dengan memasang perangkap buah pisang yang telah diberi furadan. Hama belalang dan ulat dapat dilihat pada Gambar 12. Gambar 12 . Hama yang Menyerang Tanaman Jagung Manis a Belalang b Ulat Daun Penyakit yang sering menyerang tanaman jagung manis adalah penyakit bulai. Penyakit ini merupakan penyakit yang paling ditakuti oleh petani karena penyakit ini bisa menular dan belum ada obatnya. Tanaman jagung yang terserang penyakit bulai akan berubah warna menjadi kuning dan menyebabkan tanaman tidak dapat tumbuh dengan baik. Jika ada tanaman yang telah terserang penyakit bulai harus segera diatasi karena dapat menular ke tanaman yang lain. Petani mengatasi penyakit bulai ini dengan mencabut tanaman yang telah terserang penyakit dan memusnahkannya. Tanaman jagung manis yang terkena penyakit bulai dapat dilihat pada Gambar 13. Gambar 13 . Tanaman Jagung Manis Terkena Penyakit Bulai a b 76

5. Panen

Jagung manis dipanen pada umur 75-80 HST. Ciri-ciri tanaman jagung manis yang telah siap panen yaitu bijinya menguning, rambut jagung mengering dan menghitam, dan bunga sudah kering. Pemanenan dilakukan dengan cara dipetik dengan menggunakan tangan atau ditebas dengan menggunakan sabit. Pemanenan dilakukan pada pagi hari supaya kondisi jagung manis tetap segar. Setelah dipanen jagung dipisahkan antara kualitas yang kurang bagus dengan kualitas yang baik. Jagung yang kualitasnya kurang bagus biasanya dibuang atau digunakan untuk pakan ternak sedangkan yang kualitas bagus langsung dijual. Jagung yang sudah dipetik dan siap jual kemudian diwadahi dalam karung dan siap untuk diangkut ke pasar. Pemanenan tidak boleh lebih dari 80 hari karena jika lebih dari 80 hari jagung akan mengering, keriput, dan rasa manisnya akan semakin berkurang. Hasil panen jagung manis yang dapat diperoleh petani bervariasi dari 2,88 tonha sampai dengan 15 tonha. Namun secara rata-rata jumlah produksi yang dapat diperoleh petani sebesar 8,17 tonha. Produktivitas jagung manis di lapang ini masih dibawah potensial produksi jagung manis yang mencapai 15 tonha. Harga jual jagung manis ini bervariasi antara Rp 500 – 2.500 kg. Pada musim tanam tahun 2011-2012, rata-rata harga jagung manis sebesar Rp 1.582,26kg. Harga jagung manis cukup berfluktuasi tergantung dengan permintaan pasar dan ketersediaannya di pasar. Selain melakukan pemanenan untuk jagung manis, pada usia 60 HST petani melakukan pemanenan untuk jagung semi. Jagung semi merupakan tongkol jagung manis yang berusia sangat muda. Tanaman jagung manis dapat menghasilkan tongkol sebanyak 2 tongkol per tanaman. Pada usia tanaman jagung 60 HST, tongkol jagung yang tumbuh harus disisakan satu tongkol untuk dipanen sebagai jagung manis. Hal ini bertujuan agar tongkol jagung manis tersebut dapat memperoleh nutrisi yang optimal sehingga hasilnya lebih bagus. Jagung semi digunakan sebagai sayuran dan laku dijual di pasar. Produktivitas jagung semi yang dapat diperoleh petani berkisar antara 85,71 – 2.000 kgha dengan rata-rata hasil jagung manis yang dapat dipanen sebesar 628,05 kgha. Jagung semi ini dijual ke tengkulak untuk dijual kembali ke pasar. Seluruh petani menjual jagung 77 semi ini sudah dalam kondisi bersih artinya kulit jagung sudah dibersihkan dari tongkolnya. Dengan membersihkan jagung semi ini, harga jualnya menjadi lebih mahal. Rata-rata harga jual untuk jagung semi adalah Rp 1.528,57kg. Gambar 14 . Jagung Manis yang Dijual di Pasar Tradisional

5.3.2 Penggunaan Sarana Produksi Jagung Manis