15 Tanaman jagung manis sangat rentan terhadap serangan hama dan
penyakit yang dapat menurunkan produksi. Menurut penelitian Fitriani 2009 hama yang banyak menyerang jagung manis adalah penggerek batang Ostrinia
furnacalis dengan tingkat serangan hama mencapai 24 persen. Sedangkan
penyakit yang banyak menyerang tanaman jagung manis adalah penyakit bulai yang disebabkan oleh Peronosclerospora sp. Tingkat kehilangan hasil karena
penyakit bulai ini bisa mencapai 90 persen. Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang tahan terhadap
kekeringan tetapi peka terhadap drainase tanah yang tidak baik dan tidak tahan terhadap genangan Rubatzky dan Yamaguchi 1998. Meskipun tanaman jagung
manis tahan terhadap kekeringan, pada fase berbunga dan pengisian biji tanaman jagung manis tidak boleh terkena cekaman kekeringan. Cekaman kekeringan pada
fase ini dapat menghasilkan produksi hanya 30-60 persen dari kondisi normal Sirappa dan Razak 2010. Menurut Rubatzky dan Yamaguchi 1998 tanaman
jagung manis responsif terhadap pemupukan taraf tinggi. Oleh karena itu, untuk mendapatkan hasil produksi yang tinggi dapat dilakukan dengan penambahan
unsur hara.
2.2 Kajian Budidaya Jagung Manis
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kegiatan budidaya tanaman jagung manis ini masih banyak mengalami kendala. Kendala ini menyebabkan
produksi yang diperoleh petani masih dibawah produksi potensial yang seharusnya dapat dicapai. Menurut penelitian
Putra 2011, usahatani jagung manis di Desa Sukajadi, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor masih
mengalami kendala. Kendala yang dihadapi petani yaitu kesulitan dalam pencegahan terhadap hama dan penyakit pada jagung manis. Sedangkan menurut
Widiyanti 2000, penggunaan faktor-faktor produksi usahatani jagung manis di Desa Titisan, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi secara ekonomis
penggunaannya belum mencapai kondisi optimal. Penggunaan faktor produksi benih, luas lahan, pupuk kandang, pupuk urea, pupuk KCl, dan fungisida harus
ditambah agar dapat mencapai keuntungan maksimum. Masih kurangnya penggunaan faktor-faktor produksi disebabkan oleh keterbatasan modal yang
16 dimiliki petani dan masih rendahnya pengetahuan petani tentang jumlah faktor
produksi yang tepat. Keberhasilan mencapai produksi optimal ditentukan oleh kesesuaian
tanaman dengan lingkungan tumbuhnya. Jagung manis sangat cocok ditanam di daerah yang sejuk dan cukup dingin dengan ketinggian bisa mencapai 3000 di atas
permukaan laut Anonim 1992. Secara umum tanaman jagung manis membutuhkan curah hujan 200-300 mmbulan, sedangkan selama pertumbuhan
memerlukan sebanyak 300-660 mmbulan. Suhu optimal untuk pertumbuhan jagung manis yaitu antara 21
-30 C, tetapi masih dapat tumbuh pada suhu rendah
sampai 16 C dan suhu tinggi sampai 35
C Anonim 1992; Rubatzky dan Yamaguchi 1998. Jagung manis bisa tumbuh di segala jenis tanah dengan pH
tanah berkisar antara 5,5-7,0 Anonim 1992. Kegiatan budidaya akan sangat mempengaruhi pada produksi yang akan
dihasilkan. Kegiatan budidaya jagung manis harus dilakukan secara tepat untuk menghasilkan produksi yang optimal. Kegiatan budidaya usahatani jagung manis
terdiri dari kegiatan pengolahan tanah, penanaman, pemupukan, perawatan
tanaman dan pemanenan. Pengolahan lahan pertama dimulai 15 hari sebelum tanam, yaitu
membalikkan atau membajak tanah. Satu minggu kemudian dilakukan pengolahan tanah kedua dengan meratakan tanah dan membentuk bedengan penanaman
Kusmayadi 2011. Alur-alur untuk pengairan dibuat dengan lebar 30 cm dan kedalaman 20 cm. Jarak tiap alur 100-120 cm, sedangkan panjangnya disesuaikan
dengan lahan Anonim 1992; Kusmayadi 2011. Setelah tanah diolah dan dibuat bedengan, langkah selanjutnya adalah pemberian pupuk dasar. Pemberian pupuk
dasar dilakukan satu minggu sebelum tanam atau bersamaan dengan pengolahan tanah. Pupuk dasar yang digunakan berupa pupuk kandang dengan dosis yang
diberikan sebanyak 10 tonha Anonim 1992. Setelah dilakukan pengolahan tanah maka tahap selanjutnya adalah
kegiatan penanaman. Tanaman jagung manis ditanam pada jarak tanam 80 cm x 25 cm atau 70 cm x 40 cm Anonim 1992. Jarak tanam yang rapat dianjurkan
untuk menggunakan satu biji per lubang sedangkan jarak tanam lebar menggunakan dua biji per lubang Zubachtirodin et al. 2008; Aqil et al. 2008.
17 Apabila tanah yang akan ditanami tidak menjamin ketersediaan hara yang
cukup maka harus dilakukan pemupukan. Dosis pupuk yang dibutuhkan tanaman sangat bergantung pada kesuburan tanah dan diberikan secara bertahap. Anjuran
dosis rata-rata adalah: Urea sebanyak 435 kgha, TSP sebanyak 335 kgha dan KCl sebanyak 250 kgha Anonim 1992. Pupuk urea diberikan sebanyak dua kali
yaitu pada saat tanam diberikan 13 bagian dan kemudian pada 4-5 minggu diberikan 23 bagian. Sedangkan pupuk TSP dan KCl diberikan satu kali pada saat
tanam Anonim 1992.
Salah satu kegiatan perawatan pada tanaman jagung manis yaitu kegiatan pengendalian hama dan penyakit. Menurut Wakman 2008 dan Sarono et al.
2001, hama utama tanaman jagung adalah penggerek batang, penggerek tongkol, belalang dan tikus. Pengendaliannya bisa menggunakan pestisida hayati, predator
alami, pemasangan perangkap atau secara mekanis. Penyakit utama tanaman jagung adalah bulai Peronosclerospora sp, hawar upih Rhizoctonia sp, hawar
daun Exerohilum turcicum, bercak daun Bipolaris maydis, busuk batang Fusarium sp, karat daun Puccinia sp, dan bercak daun kelabu Cescospora sp.
Cara pengendaliannya pun dapat menggunakan pestisida alami, predator alami, pengendalian secara kultur teknis dan pengendalian secara mekanis.
Perawatan tanaman yang lainnya terdiri dari kegiatan penyiangan, pembumbunan dan penyiraman. Penyiangan bertujuan untuk membersihkan lahan
dari tanaman pengganggu gulma. Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali setelah
tanaman berumur 15 hari Zuraida 2010. Dalam upaya memperkuat perakaran
tanaman jagung diperlukan pembumbunan tanaman yang dilakukan ketika tanaman berusia 4 minggu. Tanaman jagung merupakan tanaman yang tergolong
tidak tahan kelebihan air dan atau kekurangan air, relatif sedikit membutuhkan air dibandingkan dengan padi Zubachtirodin et al. 2008. Penyiraman dilakukan
pada stadium pertumbuhan awal, saat berbunga, dan saat pengisian biji. Kekurangan air pada stadium pertumbuhan awal, saat berbunga, dan saat
pengisian biji akan menyebabkan hasil yang menurun Purwono dan Hartono
2008.
Tanaman jagung manis dapat dipanen pada umur 60-70 hari setelah tanam, tetapi di daerah dataran tinggi umur panen dapat mencapai 80 hari Anonim
18 1992. Jagung manis yang siap dipanen biasanya ditandai dengan penampakan
luar rambut yang mengering, keketatan kelobot, dan kekerasan tongkol ketika digenggam. Panen dilakukan ketika biji masih belum matang, pada fase susu dan
sebelum fase kental awal Rubatzky dan Yamaguchi 1998.
2.3 Analisis Risiko Produksi Komoditas Pertanian