Analisis Korelasi Metode Pengolahan dan Analisis Data

TATR = Penjualan Total Aktiva � � � == − d � =� N N − a. Rasio Perputaran Total Aktiva Total Assets Turn-Over Ratio Rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi dari operasi koperasi tersebut. Standar yang baik untuk rasio ini adalah minimal 5 kali Suwandi 1985. Semakin besar rasio perputaran total aktiva, maka akan semakin besar tingkat efisiensi penggunaan harta dari suatu koperasi. Rasio ini dapat diukur dengan menggunakan rumus: b. Rasio Perputaran Piutang Account Receivable Turn-Over Ratio Rasio ini menginformasikan berapa kali piutang diputar dalam satu tahun. Semakin tinggi rasio, semakin singkat waktu antara penjualan dan penagihan kas. Standar rasio piutang ini adalah kurang dari 30 hari Baga et al. 2011. Rumus rasio perputaran piutang yaitu:

4.5.5. Analisis Korelasi

Korelasi Rank Spearman dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara karekteristik demografi dengan partisipasi anggota. Karakteristik demografi terdiri dari usia, tingkat pendidikan, pengalaman beternak, lama menjadi anggota, dan jumlah ternak yang dimiliki. Partisipasi anggota terdiri dari partisipasi anggota di bidang organisasi dan usaha. Penelitian ini tidak mengukur hubungan antara karakteristik demografi dengan partisipasi di bidang modal. Hal ini dilakukan karena seluruh anggota KUD Puspa Mekar berpartisipasi aktif dalam bidang permodalan. Seluruh anggota KUD Puspa Mekar membayar simpanan pokok dan simpanan wajib tepat waktu. Koefisien korelasi Rank Spearman digunakan untuk mengukur kedekatan hubungan antara dua variabel ordinal Nazir 2009. Penggunaan metode korelasi Rank Spearman adalah untuk membuktikan berhubungan atau tidaknya antara masing-masing variabel. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS 17.0 for windows dengan rumus: Keterangan: r s = koefisien korelasi Rank Spearman N = jumlah responden di = beda antara dua variabel berpasangan Berdasarkan nilai korelasi tanda positif yang terdapat pada nilai r s menunjukkan hubungan yang searah, jika nilai korelasi bertanda negatif menunjukkan hubungan yang tidak searah. Kriteria pengujian hubungan observasi dilakukan pada taraf nyata  = 5 persen. Secara deskriptif nilai r s dapat dikategorikan menjadi beberapa katogori. Pilihan kategori dibagi menjadi lima kategori sebagai berikut: 1. Bila, 0  r s 0,2, maka kedua variabel dikategorikan berkorelasi sangat lemah. 2. Bila, 0,2  r s 0,4, maka kedua variabel dikategorikan berkorelasi lemah. 3. Bila, 0,4  r s 0,6, maka kedua variabel dikategorikan berkorelasi sedang. 4. Bila, 0,4  r s 0,8, maka kedua variabel dikategorikan berkorelasi kuat. 5. Bila, 0,8  r s 1, maka kedua variabel dikategorikan berkorelasi sangat kuat.

4.5.6. Analisis Jalur Path Analysis