III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
Hubungan antara kinerja koperasi, partisipasi dan manfaat bagi anggota sangat berkaitan dengan kaidah-kaidah koperasi. Hal-hal yang berkaitan dengan
hubungan antara kinerja koperasi, partisipasi dan manfaat bagi anggota koperasi yaitu konsep koperasi, keanggotaan, konsep kinerja, konsep partisipasi, dan
manfaat sosial dan ekonomi bagi anggota akan diuraikan pada sub bab berikut ini.
3.1.1. Konsep Koperasi
Koperasi merupakan organisasi yang berbeda dengan organisasi bisnis badan usaha lainnya. Hal ini dikarenakan organsisasi koperasi merupakan
kumpulan orang yang bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan bersama melalui unit usaha yang dimiliki dan dikelola bersama. Koperasi merupakan badan usaha
yang berorientasi sosial dan ekonomi, yang bisa menghimpun usaha kecil di sektor pertanian dan industri kecil dalam satu wilayah. Koperasi merupakan
bentuk perusahaan yang mengutamakan sistem demokratis. Sedangkan badan usahaorganisasi bisnis perusahaan hanya berfokus orientasi ekonomi profit
oriented semata. International Cooperative Alliance 1995 mendefinisikan koperasi
sebagai perkumpulan yang otonom dari orang-orang yang bergabung secara sukarela untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi ekonomi, sosial dan budaya
yang sama melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis Baga, et al. 2011. Definisi ini menekankan karakteristik dari koperasi yaitu
koperasi sejauh mungkin bebas dari pemerintah dan perusahaan swasta, memiliki kebebasan untuk mendefinisikan orang-orang sesuai dengan ketentuan hukum
yang dipilihnya, keanggotaan dalam koperasi tidak boleh merupakan keharusan, diorganisasikan oleh anggota-anggota untuk kemanfaatan bagi diri sendiri dan
manfaat bersama, serta dalam pengendalian dibagi diantara anggota dalam koperasi sekaligus pemiliknya. Konsep inilah yang disebut sebagai dual identity
of members. Hardjosoekarto 1994 menyatakan bahwa konsep tersebut merupakan konsep dasar koperasi.
Tujuan koperasi dinyatakan dalam UU No. 251992 tentang perkoperasian pasal 3 disebutkan bahwa, koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota
pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional, dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil,
dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Dikatakan dalam tujuan tersebut bahwa, koperasi memajukan kesejahteraan anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya. Tujuan ini mengandung arti bahwa, meningkatkan kesejahteraan anggota adalah menjadi program utama koperasi
melalui pelayanan usaha. Pelayanan anggota merupakan prioritas utama dibandingkan dengan masyarakat umum. Keberhasilan koperasi dalam mencapai
tujuannya dapat diukur dari peningkatan kesejahteraan anggota. Keberhasilan koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan sosial dan
ekonomi anggotanya akan lebih mudah diukur, dengan mengetahui aktivitas ekonomi anggota dilakukan melalui koperasi. Kesejahteraan dalam pengertian
ekonomi dihitung dari tinggi rendahnya pendapatan riil. Kondisi seperti di Indonesia, dimana pendekatan pembinaan dan pengembangan koperasi dengan
top down approach, berdampak pada keadaan koperasi dengan sejumlah anggota yang kurang mempunyai hubungan ekonomi satu sama lain. Hal ini
mengakibatkan partisipasi anggota terhadap koperasinya masih relatif kecil sehingga sukar untuk mengatakan bahwa peningkatan kondisi sosial ekonomi
anggota koperasi sebagai keberhasilan dari koperasi Sitio Tamba 2001. Fungsi koperasi di Indonesia dijelaskan dalam pasal 4 UU No. 251992
tentang Perkoperasian, yaitu: 1. Membangun, mengembangkan potensi, dan kemampuan ekonomi anggota
pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya. 2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat. 3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya. 4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional
yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
Koperasi melandaskan nilai-nilai menolong diri sendiri, bertanggungjawab kepada diri sendiri, demokrasi, persamaan, keadilan dan solidaritas. Nilai-nilai
koperasi mengandung gagasan umum yang dilaksanakan dalam praktiknya
dengan prinsip-prinsip koperasi sebagai pedomannya.
Prinsip-prinsip koperasi adalah pedoman bagi koperasi-koperasi dalam melaksanakan nilai-nilai koperasi dalam praktik. Prinsip-prinsip merupakan
jantung dari koperasi, tidak independen satu dengan yang lain, tetapi saling terkait secara halus, bila yang satu diabaikan maka keseluruhan menjadi berkurang.
Koperasi seharusnya tidak dapat dinilai secara eksklusif berdasarkan salah satu diantara prinsip-prinsip, tetapi harus dinilai seberapa jauh koperasi tersebut
sebagai satu keseluruhan Nasution 2008; Baga 2011. Tujuh prinsip koperasi yang disepakati di Manchaster tahun 1985, dimana tiga prinsip pertama esensial
dikaitkan dengan dinamika internal, tipikal bagi setiap koperasi, sedangkan empat yang terakhir menyangkut operasi internal maupun hubungan eksternal oleh
koperasi. Berikut prinsip-prinsip koperasi: 1. Keanggotaan yang sukarela dan terbuka.
Koperasi adalah organisasi yang bersifat sukarela, terbuka bagi semua orang yang bersedia menggunakan jasa-jasanya dan bersedia menerima tanggung
jawab keanggotaan, tanpa membedakan jenis kelamin gender, latar belakang sosial, ras, politik, atau agama.
2. Pengawasan demokrasi oleh anggota. Koperasi adalah organisasi demokratis yang diawasi oleh para anggotanya,
yang secara efektif menetapkan kebijakan dan membuat keputusan. Pria dan wanita yang dipilih sebagai wakil anggota bertanggungjawab kepada rapat
anggota. Anggota memiliki hak suara sama satu anggota satu suara pada koperasi primer dan koperasi pada tingkat-tingkat lainnya juga dikelola secara
demokratis. 3. Partisipasi anggota dalam kegiatan ekonomi.
Anggota memberikan kontribusi permodalan koperasi secara adil dan melakukan pengawasan secara domokratis terhadap modal tersebut.
Anggota biasanya menerima kompensasi yang terbatas atas modal yang diisyaratkan untuk menjadi anggota.
4. Otonomi dan kemandirian independen. Koperasi adalah organisasi otonom, menolong diri sendiri serta diawasi oleh
para anggotanya. Apabila koperasi mengadakan perjanjian dengan organisasi lain, termasuk pemerintah atau menumpuk modal dari sumber luar, koperasi
melakukannya berdasarkan persyaratan yang menjamin pengawasan demokratis oleh para anggotanya dan yang mempertahankan otonomi mereka.
5. Pendidikan, pelatihan, dan penerangan. Koperasi memberikan pendidikan dan pelatihan bagi para anggota, wakil-
wakil anggota yang dipilih oleh rapat anggota serta para manajer dan karyawan, agar mereka dapat melakukan tugasnya lebih efektif bagi
pengembangan koperasinya. Mereka memberikan penerangan kepada masyarakat umum tentang hakekat perkoperasian dan manfaat berkoperasi.
6. Kerjasama antar koperasi. Koperasi melayani para anggotanya secara efektif dan memperkuat gerakan
koperasi dengan kerjasama melalui organisasi koperasi tingkat lokal, nasional, regional, dan internasional. Kerjasama antar koperasi ini adalah
suatu keharusan jika koperasi ingin tetap hidup dan demi untuk pertumbuhan gerakan koperasi dalam memperjuangkan kebebasan dan menjunjung
matrabat manusia Hendrojogi 2000. 7. Kepedulian terhadap masyarakat.
Koperasi melakukan kegiatan untuk pengembangan masyarakat sekitarnya secara berkelanjutan, melalui kebijakan-kebijakan yang diputuskan oleh rapat
anggota.
3.1.1. Keanggotaan Koperasi