partisipasi dan manfaat akan memudahkan KUD Puspa Mekar untuk membuat kebijakan yang dapat menyejahterakan anggota dan pengembangan koperasi.
Berdasarkan uraian tersebut permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah kinerja KUD Puspa Mekar dan tingkat partisipasi anggota
dalam mewujudkan kesejateraan para anggota baik secara ekonomi maupun sosial
?” 1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dapat dikaji adalah 1. Mengidentifikasi keragaan KUD Puspa Mekar.
2. Mengidentifikasi faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja koperasi,
partisipasi anggota, dan manfaat bagi anggota KUD Puspa Mekar. 3. Menganalisis hubungan kinerja koperasi, partisipasi anggota, dan manfaat
bagi anggota KUD Puspa Mekar.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian bagi koperasi dapat mengetahui hubungan kinerja koperasi, partisipasi anggota, dan manfaat bagi anggota KUD Puspa Mekar. Hal
ini dibutuhkan agar koperasi dapat melakukan upaya untuk meningkatkan kinerja, partisipasi dan manfaat bagi anggota yang merupakan hal yang penting untuk
meningkatkan kesejahteraan anggota dan pengembangan koperasi. Bagi perguruan tinggi kajian analisis hubungan kinerja koperasi, partisipasi anggota,
dan manfaat bagi anggota KUD Puspa Mekar dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya. Bagi penulis kajian hubungan kinerja koperasi,
partisipasi anggota, dan dan manfaat bagi anggota KUD Puspa Mekar merupakan tambahan pengetahuan, pengalaman, wawasan, dan sarana untuk mengaplikasikan
ilmu pengetahuan yang diterima sejak kuliah dalam mengamati gejala yang terjadi dalam masyarakat melalui suatu penelitian ilmiah.
1.5. Ruang Lingkup
Penelitian ini dilakukan pada KUD Puspa Mekar untuk mengidentifikasi perilaku anggota dan menganalisis hubungan antara kinerja, partisipasi anggota,
dan manfaat bagi anggota. Model yang dibangun dalam skripsi ini adalah terkait kinerja, partisipasi anggota, dan manfaat bagi anggota. Kinerja koperasi
dipengaruhi oleh visi, kapasitas, jaringan kerja, sumberdaya, dan partisipasi anggota. Partisipasi anggota dipengaruhi oleh manfaat sosial dan manfaat
ekonomi. Kinerja koperasi mempengaruhi manfaat sosial dan manfaat ekonomi.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Koperasi Unit Desa KUD
KUD dibentuk atas dasar kesamaan persepsi dan kebutuhan petani mengenai kemudahan untuk memperoleh sarana dan prasarana produksi pertanian
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. KUD memusatkan
pada skala ekonomi yang besar agar dapat melayani masyarakat luas, sehingga menghasilkan SHU yang besar pula Ismawan 1996. Pendirian KUD memiliki
tujuan untuk melayani berbagai kepentingan masyarakat pedesaan, bersifat serba usaha dengan wilayah kerja mencakup unit desa. KUD berperan sebagai lembaga
pelayanan di desa yang dituntut untuk menampung, mengembangkan, dan membina berbagai kegiatan usaha anggotanya secara efektif dan efisien sehingga
tujuan KUD dapat tercapai Suarta 1997. Awal berdirinya KUD hanya mencakup koperasi pertanian, koperasi desa dan koperasi serba usaha di desa-desa, akan
tetapi selanjutnya KUD mampu mengembangkan usahanya ke bidang-bidang lain seperti peternakan Firdaus Susanto 2004.
Keberadaan KUD melalui program yang dikembangkan pemerintah membuat berdirinya koperasi menjadi top down approach. Dukungan kuat dari
pemerintah baik dalam bentuk peraturan, perundangan maupun berbagai bentuk fasilitas bukan saja mampu meningkatkan taraf hidup anggotanya tetapi juga
sebagai sarana untuk melaksanakan program-program pemerintah. KUD selama ini mendapat perhatian istimewa dari pemerintah karena sebagian kegiatannya
merupakan program-program pemerintah Prawirokusumo 1996. Sipayung 2003 menyatakan bahwa kebijakan pemerintah sebaiknya diarahkan pada
peningkatan kemampuan KUD mengelola dirinya sendiri untuk meningkatkan kemampuan manajerial serta penguasaan keterampilan yang berhubungan dengan
unit usaha yang dikelola koperasi sehingga meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
Menurut Prawirokusumo 1996, beberapa program pemerintah seperti pengadaan pangan, distribusi pupuk, pinjaman kredit, ditugaskan kepada KUD,
dan banyak diantaranya tanpa diimbangi dengan kemampuan organisasi dan manajemennya. Pelaksanaan program pemerintah inilah yang lebih menonjol
sehingga KUD lebih dikenal sebagai kebijaksanaan pemerintah. Sementara peranan anggota baik sebagai pemilik maupun pengguna jasa belum banyak
dirasakan. Terkait dengan pengembangan sektor pertanian, pola KUD menyebabkan rendahnya kreativitas para pengurus koperasi dalam menghasilkan
berbagai jenis produk komoditas pertanian Baga 2010. Hal ini menjadi tuntutan dan tantangan yang harus dihadapi untuk membangun koperasi pertanian yang
mempunyai basis anggota yang nyata sebagai wadah dan sarana efektif untuk memberdayakan anggotanya, meningkatkan kesejahteraan serta berperan aktif
dalam usaha dan pembangunan pertanian secara optimal.
2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Koperasi