Status ganda anggota dapat dilihat bahwa anggota-anggota koperasi secara individu ataupun rumah tangga mempunyai kebutuhan ekonomi yang sama yang
mendasari pendirian koperasi. Perumusan program pengembangan perusahaan, rencana kebutuhan anggaran, penetapan pengelola perusahaan, dan lainnya yang
sifatnya strategis ditetapkan dalam rapat anggota Sitio Tamba 2001. Anggota sebagai pengguna jasa berhak berpartisipasi aktif dalam kegiatan
usaha koperasi. Kegiatan usaha koperasi pada dasarnya adalah kegiatan yang diputuskan oleh anggota dan diselenggarakan untuk kepentingan anggota sendiri.
Hak suara dalam rapat anggota umumnya berlaku satu anggota satu suara dan bahwa hak suara tersebut pada dasarnya tidak boleh diwakilkan no voting no
proxy. Dasar satu orang satu suara yang tidak bisa diwakilkan tersebut adalah untuk mendorong anggota menghadiri rapat anggota, yang berarti mereka ikut
berpartisipasi dalam manajemen koperasi secara tidak langsung Baga 2011.
3.1.3. Konsep Kinerja
Kinerja organisasi atau kinerja perusahaan merupakan indikator tingkatan prestasi yang dapat dicapai dan mencerminkan keberhasilan manajerpengusaha
dalam melaksanakan suatu pekerjaan tertentu. Penilaian kinerja yang dilakukan pada koperasi didasarkan pada jati diri koperasi yaitu nilai-nilai, prinsip, dan
koridor pengembangan koperasi. Pengelolaan kinerja dalam suatu organisasi dapat dikatakan kerangka kerja
yang didalamnya terdapat faktor yang mempengaruhi bagaimana kinerja dirancang, dikembangkan, diperkenalkan dan dievaluasi. Nawawi 2006
mengungkapkan bahwa pengukuran kinerja organisasi baik finansial maupun nonfinansial dapat digunakan dalam mengendalikan operasional organisasi baik
jangka pendek maupun jangka panjang. Indikator kinerja koperasi menurut Soedjono 2003 terdiri dari dua segi yaitu segi usaha dan segi organisasi. Segi
usaha mencakup peningkatan jumlah anggota, modal koperasi, jumlah dan volume usaha, pelayanan sosial kepada anggota, dan kesejahteraan anggota
dengan pembagian SHU. Hasil pengukuran kinerja digunakan sebagai umpan balik yang akan
memberikan informasi tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan titik dimana perusahaan memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas
perencanaan dan pengendalian Yuwono et al, 2007. Menurut Yuwono et al. 2007, ada dua pendekatan dalam mengukur kinerja perusahaan, yaitu:
a. Ukuran keuangan, yaitu ukuram kinerja yang berasal dari laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan.
b. Ukuran non keuangan, yaitu ukuran kinerja yang tidak terlihat langsung dari laporan keuangan, namun berhubungan dengan pencapaian ukuran keuangan
dan bersifak kualitatif seperti market share, market growth, dan tecnological capability.
Kinerja keuangan dilakukan terhadap laporan keuangan KUD Puspa Mekar. Hal ini dilakukan untuk menilai dan mengevaluasi tujuan koperasi secara
ekonomi. Pengukuran kinerja keuangan dilakukan dengan menganalisis rasio- rasio keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan koperasi. Analisis rasio
akan memudahkan untuk mengetahui dalam hal-hal apa saja KUD sedang menghadapi masalah, sehingga dapat dilakukan pebaikan-perbaikan untuk
mencegah semakin buruknya kondisi keuangan organisasi. Analisis rasio yang digunakan adalah rasio likuiditas, solvabilitas, rantabilitas, dan aktivitas.
Kinerja dapat direncanakan dengan baik dan diukur dengan kepuasan anggota menggunakan parameter yang terukur seperti tingkat perolehan hasil
usaha, pembagian sisa hasil usaha kepada anggota dan promosi anggota Tanjung, 2008. Indikator kinerja yang digunakan dalam melaksanakan suatu pekerjaan di
lingkungan sebuah organisasi mencakup lima unsur menurut Nawawi 2006 yaitu kuantitas hasil kerja yang dicapai, kualitas hasil kerja yang dicapai, jangka waktu
mencapai hasil kerja tersebut, kehadiran dan kegiatan selama hadir di tempat kerja dan kemampuan bekerjasama
3.1.4. Konsep Partisipasi