Konsep Partisipasi Kerangka Pemikiran Teoritis

perencanaan dan pengendalian Yuwono et al, 2007. Menurut Yuwono et al. 2007, ada dua pendekatan dalam mengukur kinerja perusahaan, yaitu: a. Ukuran keuangan, yaitu ukuram kinerja yang berasal dari laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan. b. Ukuran non keuangan, yaitu ukuran kinerja yang tidak terlihat langsung dari laporan keuangan, namun berhubungan dengan pencapaian ukuran keuangan dan bersifak kualitatif seperti market share, market growth, dan tecnological capability. Kinerja keuangan dilakukan terhadap laporan keuangan KUD Puspa Mekar. Hal ini dilakukan untuk menilai dan mengevaluasi tujuan koperasi secara ekonomi. Pengukuran kinerja keuangan dilakukan dengan menganalisis rasio- rasio keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan koperasi. Analisis rasio akan memudahkan untuk mengetahui dalam hal-hal apa saja KUD sedang menghadapi masalah, sehingga dapat dilakukan pebaikan-perbaikan untuk mencegah semakin buruknya kondisi keuangan organisasi. Analisis rasio yang digunakan adalah rasio likuiditas, solvabilitas, rantabilitas, dan aktivitas. Kinerja dapat direncanakan dengan baik dan diukur dengan kepuasan anggota menggunakan parameter yang terukur seperti tingkat perolehan hasil usaha, pembagian sisa hasil usaha kepada anggota dan promosi anggota Tanjung, 2008. Indikator kinerja yang digunakan dalam melaksanakan suatu pekerjaan di lingkungan sebuah organisasi mencakup lima unsur menurut Nawawi 2006 yaitu kuantitas hasil kerja yang dicapai, kualitas hasil kerja yang dicapai, jangka waktu mencapai hasil kerja tersebut, kehadiran dan kegiatan selama hadir di tempat kerja dan kemampuan bekerjasama

3.1.4. Konsep Partisipasi

Partisipasi anggota adalah keterlibatan mental dan emosional terhadap koperasi, memiliki motivasi berkontribusi kepada koperasi dan berbagai tanggung jawab atas pencapian tujuan organisasi maupun usaha koperasi Kementerian Koperasi dan UKM 2010. Perkembangan dan pertumbuhan suatu koperasi sangat tergantung pada kualitas dan partisipasi dari para anggotanya. Partisipasi anggota sangat berpengaruh dan menentukan terhadap keberhasilan koperasi, karena partisipasi anggota merupakan unsur utama dan paling penting dalam mencapai keberhasilan koperasi Hendar Kusnadi 2005; Aini Setiawan 2006. Melalui partisipasi segala aspek yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan pencapaian tujuan dapat direalisasikan. Mekanisme untuk menemukan informasi dibutuhkan untuk menyesuaikan pelayanan yang diberikan oleh koperasi bagi kepentingan kebutuhan anggotanya Roepke 2000. Harapan yang diinginkan anggota ditunjang dengan memberikan informasi, kontribusi permodalan, dan menentukan program-program yang harus dilaksanakan pihak manajemen dan mengawasi jalannya koperasi. Informasi dari luar organisasi koperasi juga penting untuk pengambilan keputusan, tetapi informasi yang relevan sebagian besar berasal dari anggota koperasi itu sendiri. Bila pihak manajemen pengurus atau pengelola tidak mampu menjalankan program-program yang ditentukan oleh anggota, anggota berhak untuk memberhentikannya dan mengganti atau memilih pengurus atau pengelola yang baru. Faktor utama yang mengharuskan koperasi meningkatkan pelayanan kepada anggota yaitu tekanan persaingan dari organisasi lain dan perubahan kebutuhan manusia akibat perubahan waktu seperti yang terlihat pada Gambar 3. Perubahan kebutuhan ini akan menentukan pola kebutuhan anggota dalam mengkonsumsi produk-produk yang ditawarkan oleh koperasi. Koperasi yang mampu memberikan pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan anggota lebih besar dari pesaingnya, maka tingkat partisipasi anggota terhadap koperasinya meningkat. Keuntungan yang diperoleh dengan adanya partisipasi ini bagi pihak manajemen adalah kemampuan dalam memperoleh informasi dari anggota koperasi. Perubahan-perubahan kebutuhan yang ada pada para anggota dan lingkungan terutama karena kekuatan-kekuatan dalam persaingan, maka jasa pelayanan perusahaan koperasi harus terus-menerus disesuaikan. Hal ini dapat direalisasikan jika para anggota memiliki keinginan dan kemampuan untuk mempengaruhi dan mengendalikan manajemen Hendar Kusnadi 2005. Sikap seorang individu merupakan dasarlandasan yang diambil oleh perusahaan termasuk koperasi. Kegunaan atau manfaat dipakai sebagai suatu ukuran derajat kepuasan seorang individu konsumen, manajer, pemegang saham, anggota. Jika manfaat atau keunggulan yang diberikan oleh koperasi bagi seseorang lebih tinggi dari utility yang dapat diperoleh dicapai pada saat tidak menjadi anggota koperasi, maka orang tersebut akan masuk menjadi anggota koperasi dan melakukan usaha dengan koperasinya atau dengan kata lain, koperasi dapat menarik anggota, begitu sebaliknya, jika manfaat atau yang diberikan koperasi lebih rendah dari utility yang dicapai saat menjadi anggota koperasi, maka orang tersebut akan meninggalkan koperasi atau menurunkan tingkat kegiatannya dalam koperasi Roepke 2000; Hendar Kusnadi 2005. Gambar 3. Pengertian partisipasi Sumber: Roepke 2000 Anggota akan terus mempertahankan keanggotaannya dan terus mengadakan transaksi dengan perusahaan apabila mereka ingin memperoleh manfaat, selain itu, anggota harus memiliki hak, kemungkinan bertindak, motivasi, rasa ingin memiliki terhadap koperasi, dan kesanggupan berpartisipasi dalam menentukan tujuan, mengambil keputusan, dan pengawasan terhadap usaha-usaha koperasi Hendar Kusnadi 2005. Partisipasi anggota koperasi bersifat kesadaran, namun koperasi harus mampu memberikan rangsangan tertentu tehadap anggota agar partisipasi selalu efektif. Keterlibatan anggota terhadap koperasi sangat tergantung pada manfaat ekonomi dan manfaat sosial yang diterima oleh anggota. Tingkat partisipasi anggota secara individual akan Kebutuhan Kepentingan Pelayanan Kekuatan kompetitif pesaing Kebutuhankepentingan yang berubah-ubah Owners Pemilik Partisipasi dalam memberikan dan menikmati pelayanan ≡ Informasi Pengguna Users berbeda atau akan bervariasi karena adanya perbedaan kondisi sosial ekonomi masing-masing anggota Kusumah 1987. Partisipasi diperlukan untuk mengatasi penampilan buruk dari koperasi, menghilangkan salah tindak pihak manajemen dan membuat kebijaksanaan pengelola diperhitungkan. Partisipasi sering dipandang sebagai suatu jalan ke arah pengembangan koperasi atau suatu akhir dari sebuah koperasi. Partisipasi dapat dipandang dari beberapa dimensi yaitu dipandang dari sifatnya, bentuknya, pelaksanaan, dan segi kepentingannya Hendar dan Kusnadi 2005. Roepke 2000 menyebutkan bahwa kualitas partisipasi tergantung pada interaksi variabel para anggota, manajemen koperasi dan program. Partisipasi dalam melaksanakan pelayanan yang disediakan koperasi akan berhasil apabila ada kesesuaian fit antara anggota, program dan manajemen seperti yang terlihat pada Gambar 4. Gambar 4. Model Kesesuaian fit Partisipasi Sumber: Roepke 2000 Partisipasi dalam organisasi yang ditandai oleh hubungan identitas dapat diwujudkan jika pelayanan yang diberikan oleh perusahaan koperasi sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan anggotanya. Kesesuaian antara anggota dan program adalah adanya kesepakatan antara kebutuhan anggota dan keluaran output program koperasi. Program dimaksudkan sebagai kegiatan usaha utama Keberhasilan Partisipasi Hasil output Kebutuhan need Tugas task Kemampuan ability Kepentinga Keputusan Alat-Alat Partisipasi Para Anggota Program Manajemen Koperasi yang dipilih atau ditentukan manajemen. Kesesuaian antara anggota dan manajemen akan terjadi apabila anggota mempunyai kemampuan kompetensi dan kemauan motivasi dalam mengemukakan kebutuhannya permintaan yang kemudian harus direalisasikan dalam keputusan manajemen. Kesesuaian antara program dan manajemen sangat diperlukan, dimana tugas dari program harus sesuai dengan kemampuan manajemen untuk melaksanakan dan menyelesaikannya. Efektivitas partisipasi merupakan fungsi dari tingkat kesesuaian antara anggota, manajemen dan program.

3.1.5. Manfaat Sosial dan Ekonomi Koperasi