memadai. Pembinaan peternak oleh koperasi selama ini telah berjalan namun masih perlu diintensifkan begitu pula dengan KUD Puspa Mekar.
Pengembangan peternakan sapi perah melalui pengembangan koperasi yang dilakukan secara efisien dan efektif dapat meningkatkan kesejahteraan
anggotanya. Pengembangan koperasi dapat dilihat dari kinerja koperasi, partisipasi anggota, dan manfaat yang diterima oleh anggota. Mengetahui
hubungan antara kinerja koperasi, partisipasi anggota, dan manfaat yang diterima anggota menjadi hal yang penting untuk kemajuan kesejahteraan anggota dan
perkembangan koperasi dalam menghadapi persaingan.
1.2. Perumusan Masalah
KUD Puspa Mekar terletak di Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat. Bisnis utama core business yang dimiliki KUD Puspa Mekar
adalah pengembangan usaha ternak sapi perah. KUD Puspa Mekar pernah mengalami masa kebangkrutan pada tahun 2006 untuk mengatasi hal tersebut
pada tahun yang sama KUD Puspa Mekar berasosiasi dengan Koperasi Peternak Sapi Bandung Utara KPSBU.
Kebangkrutan yang dialami KUD Puspa Mekar disebabkan karena berbagai faktor. Faktor yang menjadi penyebab kebangkrutan berdasarkan
identifikasi dan wawancara dengan pengurus, manajemen, dan anggota adalah adanya pengumpul susu yang mengambil manfaat ekonomi yang diterima
anggota, kinerja yang belum baik, adanya kecurangan yang dilakukan oleh anggota, munculnya banyak pesaing, dan rendahnya loyalitas anggota.
Pengumpul susu memiliki anggota 5 – 30 peternak. Pengumpul susu tidak
langsung ditunjuk oleh koperasi. Anggota yang memiliki akses lebih mudah ke koperasi misalnya memiliki kendaraan bisa menjadi pengumpul susu. Keberadaan
pengumpul susu tersebut sangat merugikan peternak. Pengumpul susu memotong jumlah pembayaran susu yang dibayar koperasi kepada anggota dengan alasan
biaya operasional. Keberadaan pengumpul susu tersebut menjadi salah satu faktor penghambat keberlangsungan koperasi karena ketika pengumpul tersebut keluar
dari keanggotaan maka jumlah anggota KUD Puspa Mekar berkurang sebanyak anggota pengumpul tersebut.
Kinerja KUD Puspa Mekar yang belum baik dalam hal manajemen merupakan faktor yang menyebabkan kebangkrutan. Hal ini dapat terlihat dari
lebih besarnya modal dari luar koperasi dibandingkan modal dari dalam koperasi, manajemen kepengurusan yang belum baik dilihat dari pemilihan kepengurusan
tidak berdasarkan RAT, namun sesuai jumlah modal terbanyak yang dimiliki. Hal tersebut tidak sejalan dengan ciri-ciri koperasi yakni one man one vote bukan one
share one vote. Artinya partisipasi anggota baik dalam kepengurusan maupun dalam pelaksanaan program kerja koperasi tidak didasarkan pada besarnya modal
namun semua anggota koperasi memiliki hak yang sama untuk berpartisipasi. Anggota KUD Puspa Mekar banyak melakukan tindakan kecurangan
seperti mencampurkan air kedalam susu yang dihasilkan, hal ini sangat merugikan KUD Puspa Mekar. Susu yang dijual oleh KUD Puspa Mekar ke Industri
Pengolahan Susu IPS menjadi tidak murni setelah ada pencampuran susu. Hal ini menghilangkan kepercayaan IPS terhadap susu yang disetorkan oleh KUD
Puspa Mekar. Pencampuran susu yang dilakukan oleh anggota disebabkan kurangnya kesejahteraan anggota. Penyebab lainnya yaitu moral hazard yang
dimiliki anggota koperasi karena kurang dibekalinya anggota dengan pelatihan atau penyuluhan. Jumlah anggota yang banyak tidak diimbangi dengan
kemampuan manajemen sehingga rendahnya kontrol koperasi terhadap anggotanya.
Pesatnya perkembangan usaha non koperasi dilihat dari munculnya perusahaan swasta yang bergerak di bidang sapi perah di wilayah Parongpong
yaitu Agropurna Mitra Mandiri, KPPC, dan Barokah. Harga yang ditawarkan oleh perusahaan non koperasi tersebut umumnya lebih tinggi dari harga yang
ditetapkan koperasi. Harga yang ditetapkan oleh non koperasi yaitu sebesar Rp 3.100,00, sedangkan harga yang diberikan oleh KUD Puspa Mekar adalah Rp
2.900,00 – Rp 3.100,00. Perusahaan swasta ini mampu memberikan harga tinggi
karena memiliki akses yang lebih mudah dengan IPS karena pembayaran susu tanpa melihat kualitas. Hal ini sangat merugikan koperasi karena harga susu yang
diterima koperasi dari IPS harus berdasarkan kualitas susunya. Munculnya unit usaha non koperasi tersebut dengan menawarkan harga
yang lebih baik untuk kualitas yang hampir sama meningkatkan persaingan yang
terjadi dalam unit pemasaran susu. Hal ini berdampak pada rendahnya loyalitas anggota yang dengan mudah berpindah keanggotaan karena terpengaruh dengan
harga dan kredit sapi yang diberikan oleh perusahaan swasta. Kredit sapi yang diberikan oleh perusahaan swasta merupakan peluang bagi peternak untuk
meningkatkan jumlah populasi ternak yang dimiliki. Kontrol tidak hanya dilakukan oleh manajemen KUD Puspa Mekar,
anggota juga memiliki kewajiban untuk mengontrol dan mengawasi manajemen. Anggota KUD Puspa Mekar hanya sebagian kecil menjalankan kewajiban
tersebut. Status anggota hanya berfungsi pada saat menjual susu dan membayar iuran wajib serta simpanan pokok. Banyak anggota yang merasa enggan untuk
mengontrol manajemen dan sudah mempercayakan seluruh kegiatan usaha pada manajemen KUD Puspa Mekar. Hal ini dapat berdampak positif maupun negatif.
Dampak positifnya yaitu tingginya tingkat kepercayaan anggota kepada koperasi. Dampak negatif yang timbul yaitu kurangnya kontrol dari anggota terhadap
manajemen bergaining position anggota rendah, sehingga anggota kurang memiliki peran dalam proses pengambilan keputusan dan koperasi cenderung
mengatur anggota. Pembentukan Asosiasi KPSBU dan KUD Puspa Mekar menyebabkan
beberapa perubahan dalam pengelolaan manajemen Puspa Mekar. Usaha yang dimiliki KUD Puspa Mekar yaitu usaha pemasaran susu. KUD Puspa Mekar
belum mempunyai unit usaha warung serba ada waserda maupun makanan ternak secara mandiri seperti koperasi susu lainnya. Kebutuhan di waserda dan
makanan ternak anggota di suplai dari KPSBU. Semakin banyak usaha diversifikasi yang dikelola secara mandiri oleh KUD Puspa Mekar maka akan
semakin besar manfaat yang akan diperoleh anggota dan meningkatkan kesejahteraan anggota. Baswir 2000 menyatakan bahwa semakin banyak
hubungan ekonomis antara anggota dengan koperasi, semakin besar kemungkinan berkembangnya
koperasi, sehingga
koperasi mampu
meningkatkan kemampuannya dalam memberikan pelayanan pada anggota.
Pada tahun 2006 sampai 2011, perkembangan kinerja KUD Puspa Mekar terlihat cukup baik, jika diukur dari adanya peningkatan jumlah anggota, SHU,
volume penjualan, modal usaha dan unit usaha. Peningkatan tersebut belum sesuai
dengan target koperasi agar menjadi mandiri tanpa bantuan dari KPSBU. Peningkatan bisnis atau unit usaha koperasi merupakan indikator keberhasilan
koperasi untuk meningkatkan aset anggota seperti yang disampaikan oleh Rusdiana Sejati 2009. Keberhasilan koperasi secara langsung merupakan
keberhasilan para anggota, sebaliknya jika terjadi kesalahan manajemen dalam pengurusan koperasi akan merugikan perkembangan anggota koperasi Yusdja
Sayuti 2002. Perkembangan usaha dalam koperasi juga dipengaruhi oleh kualitas sumberdaya manusia yang rendah dalam kewirausahaan dan pengetahuan
perkoperasian serta penguasaan teknologi Himpuni 2009. Manfaat dan pelayanan yang diberikan koperasi harus terus meningkat dan
sesuai dengan kebutuhan dan harapan anggota. Peningkatan manfaat dan pelayanan dapat dilakukan dengan melakukan peningkatan kinerja koperasi secara
maksimal. Peningkatan manfaat yang diterima anggota akan berpengaruh pada tingkat partisipasi anggota. Partisipasi anggota KUD dapat meningkatkan dan
menumbuhkan swadaya KUD agar mampu mandiri terlepas dari bantuan KPSBU. Pembangunan kinerja koperasi mutlak diperlukan agar dapat memberikan
manfaat serta pelayanan yang maksimal sesuai dengan kebutuhan anggota. Pembangunan koperasi dilihat dari dua sisi. Pertama, pembangunan koperasi
dilihat dari pembangunan pemahaman yang sama mengenai tujuan dan sasaran koperasi. Kedua, kinerja koperasi tergantung pada partisipasi aktif anggota
koperasi. Kinerja koperasi dinilai dari visi koperasi, kapasitas, jaringan kerja, dan sumberdaya. Visi merupakan hal yang penting bagi organisasi termasuk koperasi
karena divdalam visi terkandung target yang ingin dicapai koperasi sehingga mempengaruhi kinerja koperasi. Kapasitas dilihat dari kemampuan organisasi
untuk membangun sebuah kinerja koperasi. Jaringan kerja penting untuk meningkatkan kinerja koperasi karena akan membantu KUD Puspa Mekar untuk
terus berkembang. Sumberdaya keuangan juga faktor yang penting karena dengan manajemen sumberdaya yang baik kinerja koperasi akan semakin baik.
Kinerja koperasi akan meningkat seiring dengan meningkatnya partisipasi anggota terhadap seluruh kegiatan koperasi baik dari segi bisnis maupun
organisasinya. Peningkatan kinerja koperasi juga akan berdampak pada manfaat sosial dan ekonomi bagi anggota koperasi. Mengetahui hubungan antara kinerja,
partisipasi dan manfaat akan memudahkan KUD Puspa Mekar untuk membuat kebijakan yang dapat menyejahterakan anggota dan pengembangan koperasi.
Berdasarkan uraian tersebut permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah kinerja KUD Puspa Mekar dan tingkat partisipasi anggota
dalam mewujudkan kesejateraan para anggota baik secara ekonomi maupun sosial
?” 1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang dapat dikaji adalah 1. Mengidentifikasi keragaan KUD Puspa Mekar.
2. Mengidentifikasi faktor – faktor yang mempengaruhi kinerja koperasi,
partisipasi anggota, dan manfaat bagi anggota KUD Puspa Mekar. 3. Menganalisis hubungan kinerja koperasi, partisipasi anggota, dan manfaat
bagi anggota KUD Puspa Mekar.
1.4. Manfaat Penelitian