85
Purworejo, Tegal, Brebes, Sragen
Karanganyar, Kota Surakarta
Wonosobo, Jepara, Demak, Temanggung, Batang
Semarang Kebumen, Blora,
Magelang, Klaten, Boyolali, Rembang,
Pekalongan Cilacap, Sukoharjo, Kudus, Kendal,
Kota Magelang, Kota Semarang, Kota Salatiga, Kota Pekalongan
KUADRAN IV – DAERAH BERKEMBANG KUADRAN I – DAERAH MAJU
KUADRAN III – DAERAH TERBELAKANG KUADRAN II – DAERAH TERTEKAN
Kota Tegal
Banyumas, Purbalingga
Banjarnegara, Wonogiri, Grobogan,
Pati, Pemalang
dan Batang selalu menjadi daerah yang berada di Kuadran III, sehingga perkembangan perekonomiannya selalu tertinggal dibandingkan di daerah yang
lainnya.
Gambar 27 Perubahan Posisi Kuadran KabupatenKota di Jawa Tengah Berdasarkan Tipologi Klassen, 2004-2010
Daerah yang selalu mengalami perubahan posisi kuadran secara dinamis dapat dikelompokkan menjadi dua bagian. Bagian pertama merupakan daerah
yang selalu berubah posisi diantara Kuadran I dan II, terdiri dari Kabupaten Cilacap, Sukoharjo, Kudus, Kendal, Kota Magelang, Kota Semarang, Kota
Salatiga dan Kota Pekalongan. Bagian kedua merupakan daerah yang selalu berubah posisi diantara Kuadran III dan IV, terdiri dari Kabupaten Kebumen,
Blora, Magelang, Klaten, Boyolali, Rembang dan Pekalongan. Terdapat tipe daerah yang hanya berubah satu kali kemudian tetap berada dalam Kuadran yang
terakhir. Kota Tegal berubah dari Kuadran IV ke Kuadran I dan kemudian tetap berada di Kuadran I, artinya menjadi semakin maju. Kabupaten Banyumas,
Purbalingga, Banjarnegara, Wonogiri, Grobogan, Pati dan Pemalang adalah daerah yang berubah dari Kuadran III ke Kuadran IV dan kemudian tetap berada
di Kuadran IV yang berarti menjadi semakin berkembang.
4.2.2 Dinamika Angkatan Kerja dan Pengangguran
Angkatan kerja merupakan bagian dari penduduk usia kerja yang sesungguhnya terlibat dan berusaha untuk terlibat aktif dalam kegiatan
perekonomian. Jumlah angkatan kerja di Provinsi Jawa Tengah semakin
86
meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk usia kerja. Selama periode 1997-2010, pertumbuhan jumlah angkatan kerja memiliki tren positif
sebesar 0,93 persen, artinya jumlah angkatan kerja rata-rata meningkat sebesar 0,93 persen per tahun. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK selama
periode 2004-2010 berada pada level 68 sampai 71 persen dari jumlah penduduk berusia kerja. Sisanya merupakan penduduk yang berstatus bukan angkatan kerja
yakni tidak melakukan aktivitas kerja atau mencari kerja karena alasan bersekolah, mengurus rumah tangga atau yang lainnya Tabel 5.
Tabel 5 Penduduk Usia Kerja di Jawa Tengah menurut Status Ketenagakerjaan, 2004-2010
Indikator 2004
2005 2006
2007 2008
2009 2010
Angkatan Kerja 000 Jiwa 16.827
17.210 16.924
17.664 16.691
17.088 16.856
Bekerja 000 Jiwa 15.528
15.568 15.567
16.304 15.464
15.835 15.809
Pengangguran 000 Jiwa 1.299
1.642 1.357
1.360 1.227
1.252 1.047
Bukan Angkatan Kerja 000 Jiwa 6.861
7.073 7.745
7.514 7.721
7.582 7.018
Penduduk Usia Kerja 000 Jiwa 23.689
24.283 24.669
25.178 24.412
24.670 23.875
TPAK Persen 71,04
70,87 68,60
70,16 68,37
69,27 70,60
TPT Persen 7,72
9,54 8,02
7,70 7,35
7,33 6,21
Sumber : BPS Provinsi Jawa Tengah, Beberapa Terbitan
Komposisi angkatan kerja terdiri dari penduduk bekerja dan penduduk yang sedang mencari pekerjaan atau menganggur. Komposisi jumlah penduduk
yang bekerja selama periode 2004-2010 berada pada kisaran 90 sampai 94 persen dari jumlah angkatan kerja. Di sisi lain, komposisi penduduk yang berstatus
sedang mencari kerja atau termasuk dalam tingkat pengangguran terbuka TPT jumlahnya berkisar antara 6 sampai 10 persen dari angkatan kerja dan cenderung
meningkat dalam 15 tahun terakhir. Selama periode 1997-2010, setiap tahun jumlah pencari kerja rata-rata meningkat 1,24 persen sehingga TPT juga memiliki
tren positif 4,85 persen per tahun selama periode 1997-2010. Meskipun demikian, dalam enam tahun terakhir ada kecenderungan TPT semakin menurun.
Level TPT sangat tergantung pada situasi perekonomian secara makro dan sensitivitas konsep pengukuran yang digunakan. Selama satu dasa warsa terakhir,
level TPT yang tertinggi terjadi di tahun 2005-2006 sebagai dampak dari